Chapter 47: Camping 2

37 3 0
                                    

Sekarang pukul 12 malam, para murid di bangunkan untuk melakukan kegiatan jerit malam.

"Anak², jangan lewati perbatasan yah karena sudah masuk hutan belantaran ikuti rute yang ada di peta" ucap Pak Rendy, selaku pengawas di hutan ini.

"Bapak sudah memberikan tanda² di pohon, kalian hanya tinggal mengikutinya saja, jangan menyetuh apapun, jangan berbuat jahil" ucap Pak Rendy mengingat para murid yang tengah berbaris dengan mata masih kantuk.

"Tugas kalian adalah mendatangi 5 pos ini dan selesai tugas yang di berikan oleh penjaga pos, yaitu bapak ibu guru" ucap Pak Dika

Para murid terlihat mengerti meski nyawa mereka terasa belum terpukumpul penuh.

Setiap kelompok mulai masuk kedalam hutan yang sudah di beri tanda-tanda.

"Gelap banget" ucap Desti memegang eeat tangan Hana

"Namanya juga di hutan" jengah Hana

Terdengar suara burung Hantu, membuat mereka terkejut

"Itu suara burung hantu" ucap Sera mencoba menenangkan.

Akhirnya kelompok ini, sampai di pos 1 dari pos 1 mereka mendapatkan misi untuk bisa menebak teka teki yang di berikan.

"Ini kelompok merah yah" ucap Pak Rijal

"Siap, iyah pak" jawab Sera

"Baiklah langsung saja, teka tekinya adalah dirumah makan padang selai kita makan pakai sendok, pakai apa lagi?" Tanya Pak Rijal

Terlihat kelompok merah tengah berfikir keras.

"Hahaha, ini sih gampang" ucap Hana sambil tertawa memecahkan keheningan

"Jangan bermulut besar, cepat beri bapak jawaban" ucap Pak Rijal jengah mrlihat tingkah siswinya ini

"Hana, lu tau?" tanya Sera melirik kearah belakang, dimana posisi Hana berdiri berbaris

"Kakak tenang aja" ucap Hana degan PD

"Jawaban nya, tenaga pak" ucap Hana dengan semangat

'Masalah makanan aja, antusias' batin Desti

Pak Rijal terlihat tak percaya karena jawaban nya benar padahal sudah 10 kelompok tak bisa menjawab nya.

"Jawaban nya benar, tapi kenapa?" Ucap Pak Rijal meminta penjelasan nya

"Kalau tak punya tenaga, bagiamana bisa makan jika memegang sendok dan menyerok nasi lalu memasuk kan ke mulut saja tak bisa" ucap Hana yang saat ini otaknya sedang encer

"Cukup masuk akal, baiklah ini hadiah kalian" ucap Pak Rijal memberikan kartu berbentuk bintang

"Terimakasih pak" ucap Juna yang menerimanya

"Silahkan lanjutkan ke pos selanjutnya" ucap Pak rijal

Sera tersenyum senamg ke arah Hana yang tengah asik mengupil karena hidungnya terasa gatal.

Kelompok merah kembali melanjutkan perjalanan menuju pos ke 2.

Di perjalanan, Hana terus kepikiran mengenai mitos yang ada disini

"Menurut lu emang disini ada pohon berwarna emas?" Ucap Hana berbisik, bertanya kepada Desti

"Dasar konyol, jelas saja tak ada" ucap Desti tak habis pikir

'Gue enggak yakin, nanti deh gua cari tapi sekarang ini kesempatan gue buat nyari pohon berwarna emas' batin Hana yang percaya jika ada pohon berwarna emas

Hate Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang