Chapter 44: Rasa

44 5 0
                                    

Hana dan Riana menguyah roti bakar dengan pikiran nya masing²

"Jangan bilang mereka pacaran" gumam Riana

Hana mengangguk setuju sambil mulutnya terus menguyah

"Apa kita harus memberikan hadiah ke Rumi sebagai ucapan selamat" ucap Riana dengan semangat, belum sempat Hana menjawab pintu kamar terbuka

"Wahh, ternyata bau roti bakar, kecium baunya sampe luar" ucap Rumi membuka pintu kamar

"Mau?" tawar Hana

Rumi duduk menimbrung mereka berdua

"Hari ini kelihatan udah mood baik, syukur deh" ucap Riana

Rumi mengangguk kan kepalanya, Rumi memgambil potongan roti bakar dengan semangat

Mata Hana menatap riana, seolah bertanya apa perlu di tanya kan sekarang apa yang di lihat mereka di sekolah

"Rumi, lu punya hubungan apa dengan kak Kevin?" tanya riana dengan enteng

Hana menepuk keningnya dengan pasrah, kenapa begitu terang² an bertanya

"Kenapa lu tanya hal itu?"

Rumi terlihat bingung dengan pertanyaan tiba² Riana

"Hem, gue sama Hana di sekolah liat lu bareng Kak Kevin" ucap Riana lagi

'Jangan bawa² nama gue juga kali' batin Hana berteriak jengkel

Rumi menatap Hana namun Hana mencoba tak melihat tatapan nya

"Kalian pemasaran?" tanya Rumi

Riana mengangguk cepat, bhkan Hana pun ikut menganggukkan kepalanya

"Dia memang pacar gue, kita baru pacaran saat Hana tidak tinggal di asrama"

"Terus kenapa waktu itu lu murung pas denger nama Kak Kevin?" tanya Riana

"Gue sempat marah padanya jadinya begitu" ucap rumi tersenyum

Hana hanya diam menyimak saja, meski begitu entah kenapa Hana seperti ada rasa khawatir akan sesuatu

-Asrama laki²-

"Jun, lu enggak perlu bicara sekeras itu ke sepupu lu" ucap Delvin

"Lagipula dia yang memulainya" ucap Juna

"Dia itu tidak tahu, yang dia tahu mungkin saja seperti itu" ucap Delvin

Juna diam, mencoba meredakan emosinya, apalagi mengingat ucapan papa yang kemarin datang melihat di rumah sakit

"Papa lu, kemarin datang?" tanya Delvin yang tahu melihat ekspresi Juna

Juna hanya menganggukkan kepalanya

"Apa lu enggak papah?"

"Saya enggak akan lemah hanya karena ucapan tajam laki² tua itu" jawab Juna

Delvin meringis mendengar kawaban Juna

"Jun, lu harus bicara baik² sama Rumi, gue yakin dia sekarang lagi sedih" ucap Delvin

"Apalagi saat kecil kita selalu main bersama, lu pasti tau kan sifat Rumi gimana" lanjut Delvin

"Nanti saya pikirkan" ucap Juna mengenai ucapan Delvin untuk berbicara dengan Rumi


~•••~


"Arjuna duduk disini" ucap Papa yang duduk santai dia sofa keluarga

Hari ini Juna di panggil papanya untuk pulang kerumah, entah ingin membicarakan hal apa

Hate Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang