Chapter 34 : Lily

47 5 0
                                    

"Mau kemana?" tanya papa saat melihat Juna sudah rapih

"Menemui mama" jawab Juna

"Makanlah" ucap Papa

"Saya tidak lapar pa" tolak Juna, melirik wanita yang duduk di sebelah papanya

Tak terlihat sang kakek di meja makan, seperti kakek pun malas untuk berbagai meja dengan wanita itu.

"Aku sudah memasak untuk sarapan" ucap Sintia tersenyum

Juna malas melihat wajahnya, benar2 terlihat palsu.

"Juna pergi pa" pamit Juna

"Tunggu, makan dulu ibu mu sudah memasak" ucap papa menghentikan Juna

"Dia bukan ibu saya" ucap Juna melirik tajam Sintia

"Tak apa, jika Juna tak ingin sarapan" ucap Sintia mengelus pundak papa, namun sekilas melirik ketus ke arah Juna

Juna tak mau berlama disana, dia segera melangkahkan kakinya keluar dari rumah.

Sampainya di pemakaman, Juna menaruh bunga lily yang ia beli di toko bunga

"Mama, Juna datang membawa bunga ke sukaan mama" ucap Juna mengelus batu nisan mama

Juna membersihkan rumput² dari makan mamanya, Sepertinya papa tak memberikan uang ke penjaga makan untuk membersihkan makam mama atau wanita itu yang 'menelan' uang papa.

Ini sudah menjadi kegiatan sebulan sekali, Juna akan melihat makan mama nya.

"Maaf pak" panggil Juna saat melihat penjaga makam lewat

"Iyah ada apa?" tanya nya

"Bisa tolong bersihkan makam mama saya setidak 2 kali dalam sebulan. Saya akan membayar bapak" ucap Juna

"Apa nama kamu Arjuna?"tanya penjaga makam

"Iyah betul, bagaimana bapak tau?"

"Saya kenal keluarga nak juna termasuk mama nak juna, hanya saja-" ucap penjaga makam itu terhenti dan terlihat bingung melanjutkannya

"Ada apa pak?" tanya Juna

"Hanya saja, ibu Juna yang sekarang memarahi bapak dan meminta untuk tidak ikut campur" ucap prnjaga makam

"Saya mengerti pak, tak apa" ucap Juna

"Bapak minta maaf nak Juna" ucap lelaki itu

"Tak apa pak, tenang saja" ucap Juna yang sudah mengerti jika ini ulah wanita itu.

~•••~

"Gila, dessert nya enak banget" puji Bagas

"Jelas, itu buatan mama gue" ucap Delvin bangga

"Lu enggak bilang kalau nyokap lu punya toko dessert begini" ucap Bagas

"Gue bingung bilangnya" ucap Delvin

"Juna nanti kesini" lanjut Delvin

"Seriusan? kok bisa?" tanya Bagas, karena  biasanya Juna itu susah di ajak main keluar kecuali hal penting, entah bagaimana dia luluh mau datang kemari, Bahkan di ajak ke kantin saja di tolak mentah².

Delvin mengangguk menyakinkan dan Bagas masihlah tak percaya

'Sebenernya enggak mau dateng, kalau gue enggak bawa² nama mama gue' batin Delvin

"Temen² sekolah ada yang tahu juga?" tanya Bagas

"Lu sama Juna doang, yah ada satu lagi sih pelanggan mama. Mungkin lu bakal ketemu nanti" ucap Delvin terssnyum mencurigakan, siapa yang di maksud?

Hate Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang