part 17

28 4 0
                                    

•——————————•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•——————————•

17. Undangan

Velyn dan Rara sekarang tengah berada di kantin. Mereka berdua sedang bingung ingin membeli makanan apa karena semua makanan sudah mereka berdua cicipi.

"Beli apaan ya, gue bingung beli makanan sejenis apa." Velyn mengedarkan pandangannya ke sejuru kantin, tidak ada yang aneh.

"Lo pikir apaan makanan sejenis." Rara menatap Velyn dengan pandangan heran.

"Mana tau sih, beli spaghetti aja yuk cusss." Velyn lantas berlari kecil ketempat tukang spaghetti yang tak jauh di depan. Meninggalkan Rara yang masih diam di tempat.

"Kampret banget punya temen, main pergi aja, VELYN WOI TUNGGUIN GUE." Runi berlari menyusuli Velyn yang sudah jauh di depan.

"Hehh Vel ninggalin aja lo." Rara terduduk lemas di kursi samping penjual spaghetty. Velyn yang melihat Rara terduduk hanya menyengir tanpa dosa.

"Hehehe ya maaf, pesen gih gue mau pesen spaghetti. Lo mau apaan?"

"Paan ya, burger deh."

"Eh eh mang Jono." Ucap Velyn kepada mang-mang tukang spaghetti.

Bapak-bapak penjual spaghetti itu membalikkan badan dengar namanya dipanggil.

"Kenapa kau tak pulang-pulang pamitnya pergi cari uang.. detik Ini malah menghilang~"

Velyn bernyanyi mengikuti nada penyanyi yang sering ia tonton di Tv sambil berjoget. Rara yang melihat temennya berjoget-joget random sambil bernyanyi itu refleks menjitak kepalanya.

Tak.

"Awhh anjim lo run, sakit tau gak sih lo kalo jitak pake tenaga." Velyn mengusap-ngusap kepalanya yang berdenyut nyeri.

"Ya lo malu maluin joget-joget gak jelas mana nyebut mang jono terus di nyanyiin lagi." Rara berbisik ketika berbicara, tak enak pada mang jono di depan mereka.

"Apaan sih kan lagunya emang gitu."

"Lo gak sopan anjir ke orangtua."

"Gue nyanyi ya anjir, bukanya maksud apa-apa."

"Beda heh yang gue liat Bang Jono itu di Tv mukannya mulus banget lo liat deh mang mang Jono yang ini, brewokan." Velyn menatap mang Jono yang dari tadi menutupi tangannya di depan idung. Gak tau juga ngapain, ngupil kali.

"Anjir, lo yang kagak sopan nyebut brewokan." Velyn menatap Rara dengan tatapan datar.

"Hehehe gue kan ngomong yang bener."

"Iya sih bener." Setelah menggibah mang-mang yang bernama Jono itu, mereka berdua cekikikkan sendiri di tempat.

Ternyata ni dua anak sama aja ye.

STORY' KITA DI BANGKU SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang