JC. 29

5.3K 376 23
                                    

Saya udah ingetin nih,  kalau ga suka sama story ini mending skip!
Saya disini ga pernah nuntut Vote kan? Jadi kalau mau komen, komen aja bebasss. Mau maki2 tokohnya juga gakpapa, malah sedikit terhibur wkwk🤣

Tapi, kalau mau kasih kritik sama saran tolong pake bahasa SOPAN.
___________________________

Seorang gadis menatap penuh puja foto-foto yang berada di dinding kamarnya. Dinding kamar gadis itu penuh dengan foto seorang pemuda yang sangat digilainya.

"Kamu milik aku hahaha," tawa gadis itu menggema.

"Aku gak akan biarin orang lain miliki kamu termasuk dia!"

Bles. Gadis itu melempar pisau yang berada ditangannya kearah foto perempuan yang sudah ditandai dengan tanda silang oleh spidol merah.

"Tunggu giliran ya."

____________

Lidia menatap Zio sendu. Wanita itu ngerasa gagal menjadi seorang ibu, gagal mendidik hingga membuat pemuda itu menjadi pria brengsek. Lidia sangat amat berharap jika anaknya akan berubah, dan juga sembuh dari sakitnya.

"Sayang, kamu harus jadi laki-laki baik ya?" Lidia mengelus rambut Zio. Pemuda itu saat ini tengah main game di handphone nya.

"Iya mami," jawab Zio tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone.

Lidia tersenyum tipis. "Kamu inget kan janji Mami? Kamu gak boleh nyakitin hati seorang perempuan. Kamu harus inget mami," Ucapan Lidia mampu membuat Zio terdiam.

Jujur saja, Zio merasa jika dirinya telah menyakiti dua perempuan sekaligus.

Zio mematikan handphone nya lalu beralih menatap sang Mami yang kini tengah menatapnya juga. Hati Zio menghangat melihat senyuman Lidia.

"Mami, Zio boleh cerita?" Ucap Zio, dan tentu saja mendapat anggukan dari Lidia.

"Boleh sayang, mau cerita apa hm?"

Sebelum berucap Zio menghela napasnya pelan. "Zio suka sama seseorang," jujur Zio membuat Lidia terkejut.

"Siapa Zi?" Tanya Lidia.

Jujur saja, wanita itu merasa khawatir, khawatir jika Zio menyukai seseorang akan berakhir seperti dulu. Lidia bukan melarang Zio untuk berhubungan dengan lawan jenis, hanya saja keinginan Lidia, Zio tak usah berurusan dengan cinta untuk saat ini. Sebelum Zio benar-benar sembuh dan sadar akan kesalahnya dulu dimasa lalu.

"Tapi aku suka sama dua perempuan Mih," Ucap Zio yang lagi-lagi membuat Lidia terkejut.

Gila, Zio memang gila dan dirinya sadar akan hal itu.

"Astaga, Zio?"

Lidia menghela napasnya lalu menatap Zio serius. "Mereka siapa Zi?" Tanya Lidia.

Lidia tak habis pikir dengan anaknya yang menyukai dua perempuan sekaligus.

"Tasya sama Manda. Dan saat ini aku sama Tasya pacaran," jawab Zio, dan untuk yang kesekian kalinya Lidia terkejut atas ungkapan Zio.

"YaTuhan... Zio. Mami gak masalah kamu suka sama siapa aja Zi, itu hal wajar. Masalahnya kamu pacaran, dan itu sama Tasya, sepupu kamu sendiri! Parahnya, kamu suka sama Manda?! Astaga," Lidia memijat dahinya lantaran pusing sekaligus terkejut mendengar ucapan anaknya.

"Maaf," lirih Zio. Dirinya sadar jika ia sudah mengecewakan Maminya.

"Putuskan!" Pinta Lidia menatap Zio penuh harap.

"Mih... Gak bisa, Z-zio cinta sama Tasya," Tolak Zio. Sungguh, dirinya benar-benar mencintai gadis itu. Entah kapan, tapi Zio sudah mencintainya.

"Mami cuma gak mau Tasya--"

"Mih," potong Zio.

"Zio tau ke khawatiran Mami. Mami gak mau Zio nyakitin Tasya? Zio janji, Zio gak akan nyakitin Tasya," ucap nya dengan sungguh-sungguh.

"Lalu Manda?" Zio bungkam setelah mendengar ucapan Maminya.

Lidia menghela napasnya kasar melihat keterdiaman Zio.

Wanita itu beranjak dari tempatnya. "Lepaskan keduannya. Mami mohon Zi," Lidia mengusap kepala Zio lalu pergi meninggalkan Zio sendirian.

Zio merebahkan tubuhnya diatas kasur lalu menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan rumit.

"Tubuh lo sekarang milik gue Zi," gumam pemuda tampan itu.

"Itu memang tubuh kamu, Zio."

Dahi Zio mengerut bingung saat ada yang membalas ucapnya. Dirinya langsung bangun dan menatap sekitarnya.

Tring.

Tiba-tiba saja handphone Zio berdring tanda pesan masuk.

Sialan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sialan. Umpat Zio pada Akmal. Akmal benar-benar minta di gampar.

Zio menghela napasnya kasar lalu melempar handphonenya sembarang, dirinya tak berniat membalas.
________

Akhirnya Up🔥

Maaf ya storynya tidak sesuai ekspetasi.

Makasih yang udh Vote sama komen❤ Kalian tau? Itu berarti banget buat saya meski cuma satu vote.

Makasih yang sering kasih semangat juga🥺❤


JADI COWOK? [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang