JC. 08

14.2K 1.1K 70
                                    

Zio berada di kamar tamu rumah Tasya. Pemuda tampan itu benar-benar akan menginap di rumah gadis cantik itu.

Dan sekarang pemuda itu tengah duduk dipinggir kasur dengan tatapan dinginnya, entah kenapa bayangan wajah Manda terngiang di pikirannya. Bukan, bukan dirinya menyukai gadis itu ia hanya merasa familiar dengan wajahnya, seperti pernah bertemu sebelumnya tapi dimana. Sedangkan Zio baru bertemu dengan Manda satu kali didunia novel ini.

'Lebih rumit sih dari matematika.'

Zio menghela napasnya kasar lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur.

"Semoga mimpi itu gak datang lagi," Harap Zio, karena sungguh mimpi itu membuatnya kesakitan.

Belum sempat pemuda itu memejamkan matanya tiba-tiba saja handphone nya berdering tanda pesan masuk.

Zio melempar ponsel lalu bergegas mengunci pintu agar gadis sinting itu tak mengganggunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zio melempar ponsel lalu bergegas mengunci pintu agar gadis sinting itu tak mengganggunya.

"Cewek sialan, cewek gila!" Umpat Zio.

"Anjing banget tuh cewek pantes aja di novel Leon bunuh tu cewek sialan," Zio berjalan kearah tempat tidurnya lalu kembali merebahkan tubuhnya.

Matanya mulai terpejam.

"Cewek sialan lo!" Tiba-tiba saja siswi berpenampilan badgirl menghampiri seorang gadis cantik yang kini tengah berjalan  bersama seorang pria tampan, yang tak lain kekasih dari gadis tersebut.

Plak!

Siswi badgirl itu menampar sang gadis hingga gadis itu menoleh kesamping .

"TASYA!!" Marah sang pemuda dengan menatap gadis itu tajam.

"Apa?!"

"Stop ganggu cewek gue sialan!" Pemuda itu berjalan kearah Tasya lalu mencekiknya membuat siswa-siswi yang melihat nya terkejut begitupun dengan seorang gadis yang tadi Tasya tampar.

"Astaga! Udah-udah, jangan diperpanjang," Gadis cantik itu berjalan mendekati sang kekasih dengan wajah panik.

"Shhh s-sakit!" Ringis Tasya. Bukan hanya fisiknya tapi hatinya pun sakit mendapat perlakuan tak baik dari pemuda yang amat sangat dicintainya.

"Udah ya," Gadis itu mengelus lengan sang kekasih untuk menenangkan, dan benar saja pemuda itu langsung melepaskan cekikikan nya tapi emosinya masih belum stabil.

"Kamu gakpapa kan?" Pemuda itu menatap wajah kekasihnya khawatir.

"Engga, aku gakpapa," Jawab gadis itu.

Pemuda itu langsung saja membawa gadisnya kepelukannya melupakan siswi tadi yang kini tengah menahan rasa sesak.
___

"A-aku hamil," Tangis gadis itu pecah.

Bukannya marah, si pemuda malah tersenyum dengan raut wajah bahagia.

"Seriuss?" Si pemuda berjalan kearah sang gadis yang kini tengah menangis.

"Iya hikss, " Tangis gadis itu pecah.

"A-apa aku gugurin aja?" Gadis itu menatap si pemuda yang wajahnya langsung berubah.

"Gila kamu?! Kamu mau bunuh anak kita?!!" Marah si pemuda dengan napas memburu.

"KAMU YANG GILA KARENA BUAT AKU HAMIL!!" Teriak marah si gadis dengan menatap si pemuda penuh benci.

"Kamu paksa aku! Kamu jahat hikss karena buat aku kayak gini! Aku masih mau sekolah terus hikss kuliah di negara impian aku! Aku juga mau jadi model!!" Si gadis memukul-mukul dada pria itu dengan air mata yang tak henti turun.

Si pemuda hanya membiarkan, dirinya tau salah tapi dia tak ingin gadisnya pergi, apalagi gadisnya mulai nakal karena selalu berdekatan dengan laki-laki lain. Untuk mengikatnya, jalan satu-satunnya adalah menghamili.

"Hei, sayang," Si pemuda menangkup wajah gadisnya dan mengecup dahi gadis itu, setelah itu mengusap air mata si gadis.

"Aku gak mau kamu pergi, dan jalan satu-satunnya adalah membuat kamu mengandung anakku,"

"Egois!" Si gadis menyentak tangan pemuda itu kasar.

"Ya, itu aku."

"Hahh," Zio langsung bangun dari tidurnya dengan napas memburu. Mimpi itu datang lagi, hatinya benar-benar sakit setiap ia bermimpi itu.

"Hei, Zi. Kamu gakpapa?" Seorang gadis cantik yang berada di sebelah Zio mendekat agar lebih dekat dengan pemuda tampan itu.

"Tasya?" Kaget Zio saat melihat Tasya berada di sebelahnya.

Kenapa bisa masuk sedangkan Zio sudah mengunci kamarnya. Zio tak lupa itu.

"Kamu haus? Aku ambil minum ya," Tasya beranjak.

"Gue gak haus," Ujar Zio.

"Ta--"

"Kenapa lo dikamar gue?!" Potong Zio dengan menatap Tasya dingin.

Sedangkan Tasya, gadis itu kembali mendekat kearah Zio.

"Maaf ya Zi, soalnya aku pengen tidur bareng kamu," Tasya tersenyum lebar dengan menundukkan kepalanya malu.

Tiba-tiba saja pikirannya terbayang kebeberapa jam lalu.

Flashback on.

"Zi, kenapa pintunya dikunci?" Kini Tasya tengah memandangi wajah tampan Zio yang tertidur.

Untung saja gadis itu memiliki kunci cadangan jadi dirinya bisa masuk kekamar yang ditempati Zio.

Tangan Tasya mengelus rahang Zio lalu naik mengelus pipi, hidung dan terakhir bibir.

"Aku boleh cium kamu gak Zi?"

"Dulu aku sering mergokin bibir ini cium Abel. Aku iri Zi," Gadis itu mendekatkan wajahnya agar lebih dekat dengan wajah Zio. Setelah itu Tasya mengecup bibir Zio sekilas.

"Manis," Tasya tersenyum malu-malu.

Segila itu Tasya pada Zio. Bahkan Tasya rela melakukan apapun untuk Zio. Dirinya tak peduli dengan status mereka, yang pasti Tasya benar-benar menginginkan Zio. Hanya Zio tidak yang lain.

"Kamu punya aku Zi!" 

"Pokonya kamu punya aku, aku gak akan biarin wanita lain deketin kamu termasuk Manda!" Tegas Tasya yang langsung merebahkan tubuhnya disebelah Zio dan memeluk tubuh pemuda tampan itu.

"Abel, gue bersyukur lo mati!"

"Gue harap Manda wanita sialan itu ikut nyusul lo ya."
_____

Saya update🔥
Ada yang bisa tebak Abel siapa?

Tasya itu cinta apa obsesi sih??

JADI COWOK? [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang