JC. 21

5.7K 470 99
                                    

Masih Flashback.

"ZIO!" Teriak Zaky saat melihat kelakuan gila anaknya.

Zaky dan Lidia berjalan cepat kearah Zio yang kini tengah berusaha mengambil seorang bayi didalam gendongan seorang ibu-ibu. Untung saja tempat ini sepi, karena berada didalam gang. Jika iya, Zio sudah dibawa kekantor polisi oleh orang-orang.

"Tolongg!!" Ibu-ibu itu berteriak.

Setelah sampai didepannya, Zaky menarik pundak Zio dengan kasar. "You crazy?!" Marah Zaky menatap anaknya tajam.

"Bayi itu anakku Pih!"

PLAK!

Untuk yang kedua kalinya Zaky menampar anaknya bahkan kali ini lebih kencang membuat sudut bibir kiri Zio robek. 

"Udah Pih!" Lidia berucap dengan memegang lengan sang suami saat Zaky ingin kembali menamparnya.

Sedangkan ibu-ibu tadi sudah pergi dengan ketakutan dan itu membuat Lidia khawatir, takut ibu-ibu itu melaporkan tindakan anaknya.

"Pulang!! Sebelum aku membawamu kerumah sakit jiwa," Tegasnya.

Lidia terkejut mendengar ucapan suaminya. "Anakku gak gila Mas!" Marah Lidia lalu berjalan kearah anaknya,  memeluk pemuda itu dan menangis. Wanita itu memang mudah menangis jika menyangkut anaknya.

"Mih, papih jahat! Dia bilang aku gila," Zio menetaskan air matanya.

Zaky menggeleng. Sungguh, didepannya seperti bukan Zio, anaknya. Dan Zaky yakin jika anaknya mengalami depresi. Setelah ini dirinya akan membawa sang anak ke psikolog untuk memastikan.

"Mami, Abel belum ketemu," Zio menatap sang Mami.

Tangis Lidia semakin kencang lalu ia mengeratkan pelukannya pada Zio. Sungguh sakit melihat kondisi Zio seperti ini. Dirinya pikir dengan membawa Zio kesini membuat pemuda itu sedikit melupakan masalah itu, tapi nyatanya tidak.

Flashback of.

"Ayang nginep ya disini?" Bisik Tasya ditelinga Zio.

Zio menggeleng. "Enggak Sya ada mami sama Papi," balas Zio tanpa mengalihkan pandangannya.

Zio dan kedua orang tuannya berkunjung kerumah Bram, yang tak lain Ayah dari Tasya. Sekalian memberikan oleh-oleh yang Lidia dan Zaky bawa dari negara Cina untuk mereka.

Saat ini mereka tengah mengobrol santai diruang keluarga. Apalagi Amel dan Lidia begitu antusias. Berbeda dengan Zio dan Tasya yang sibuk bisik-bisik.

Tasya mendengus kesal mendengar jawaban pemuda tampan disebelahnya.

"Ay--"

"Diem Sya, nanti mereka denger," potong Zio. Untung  saja bisikan-bisikan mereka tak terdengar karena berisik dengan suara Lidia dan Amel.

"Aku pengen peluk kamu. Ketoilet sekarang Zi," Setelah mengucapkan bisikan tersebut Tasya bangkit dari tempatnya.

"Loh mau kemana Sya?" Tanya Lidia saat melihat keponakannya beranjak dari tempatnya.

"Mau ketoilet dulu tante," balas Tasya sembari tersenyum manis. Gadis itu ingin terlihat ramah didepan calon mertua agar direstui.

Lidia membalas senyuman Tasya lalu mengangguk mengerti. Setelah itu Tasya pergi menuju toilet.

Zio menggeleng melihat kelakuan gadis itu. Tapi entah kenapa Zio menyukainya. Sepertinya dirinya memang sudah gila dan Zio suka dengan kegilaannya. Bahkan pemuda itu melupakan jika dirinya itu seorang perempuan jika didunia aslinya.

JADI COWOK? [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang