Wajah Tasya memerah menahan amarah dengan tangan yang mengepal saat melihat Zio dan Manda jalan bersama.
"Anjirr Zio lagi deket sama Manda?" Tanya Akmal heboh dengan menepuk-nepuk pundak Bisma yang berada disebelahnya.
Bukan hanya Akmal yang terkejut tapi seluruh penghuni kantin pun sama saat melihat Zio dan Manda kekantin bersama.
"Wihh kapal gue bro," Bisma bersorak bahagia.
Jangan salah. Bisma dan Akmal adalah pendukung garis keras ZiMan, Zio-Manda. Menurutnya Zio lebih cocok dengan Manda dibanding dengan Tasya. Bukan hanya Tasya kurang baik saja alasanya, tapi Tasya itu sepupu Zio.
"Hai," sapa Manda saat sudah sampai ditempat yang diduduki Leon dan teman-teman.
"Hai juga neng cantik," Balas Akmal tersenyum genit kearah Manda, dan tentunya langsung dapat geplakan dari Bisma.
"Punya Zio," sinis Bisma.
"Zio, duduk disini!" Tasya menatap Zio dengan mata yang sudah memerah menahan tangis. Sungguh, dirinya begitu tak rela melihat kedekatan Manda dan Zio yang membuat matanya perih.
Zio berjalan kearah Tasya, dia akan duduk disebelah gadis itu. Berbeda dengan Manda yang duduk disebelah Jack, beruntungnya berhadapan dengan Zio.
"Kok kamu bisa bareng dia sih ayang?!" Kesal Tasya yang langsung dapat cibiran dari Akmal dan Bisma. Gadis itu bener-bener alay.
"Najis ayang," cibir Bisma.
"Kuyang kali ah," celetuk Akmal.
Tasya menghiraukan cibiran mereka dirinya fokus menatap Zio yang tengah meminum minuman milik Leon. Pemuda itu terlihat kehausan.
"Sama-sama," gumam Leon berdecak kesal.
"Ppttt, sabar ya mas bro," Jack menepuk pundak Leon.
"Ayang ihh jawab," Tasya menarik pelan seragam Zio.
Zio menghela napasnya pelan lalu beralih menatap Tasya. "Gue cuma gak sengaja ketemu Manda." Jelasnya yang tentu sedikit kebohongan.
"Beneran?"
"Astaga, Iya Sya," jawab Zio.
"Eh, lo kepo banget si, pacar Zio bukan. Kalaupun Zio sama Manda pacaran bukan urusan lo," Ujar Bisma menatap Tasya sinis.
Jack dan Leon menghela napasnya pelan. Sudah di pastikan perdebatan ini tak akan selesai dan mereka selalu mejadi pendengar dan penonton setia.
Tapi memisalnya Bisma dan Akmal keterlaluan terhadap Tasya, jelas Jack akan menegur. Karena bagaimanapun Tasya adik sepupunya.
"Kita emang pacaran, iya kan Zi?" Tasya mendongak menatap Zio yang lebih tinggi.
"Kak Zio pacaran sama Tasya?" Tiba-tiba saja Manda bertanya demikian dengan raut wajah terkejut.
"Jangan percaya Man, tu nenek lampir lagi halu," Sahut Akmal.
Zio jelas bingung di tanya seperti itu. Zio seperti menginginkan keduanya. Brengsek dan gila memang.
"Udah ah. Mending sekarang kita bahas buat hari sabtu, jadi apa enggak pergi kemping yang ketunda," Jack angkat bicara sekalian untuk mengalihkan pembicaraan.
"Jadi lah," balas Akmal. Tentu saja harus jadi. Akmal ingin mendinginkan otaknya yang terbakar oleh rumus-rumus matematika dan fisika.
Lalu mereka mengobrol santai sekalian menunggu bel masuk.
_______"Zio, sini nak," panggil Lidia saat melihat anaknya baru pulang sekolah.
Wanita cantik itu tengah duduk santai didepan televisi sembari menunggu sang anak pulang sekolah.
"Iya mih?" Zio berjalan kearah Lidia lalu mencium punggung tangan wanita cantik itu setalahnya duduk disamping Lidia.
"Gimana sekolahnya, tampan?" Lidia mengusap dahi Zio yang berkeringat.
"Baik," balas Zio yang langsung merebahkan tubuhnya di sofa dan paha Lidia sebagai bantal. "Syukur dehh. Btw Jack mana?" Tanya Lidia saat tak melihat keponakannya itu.
"Pulang kerumah nya dulu," balas Zio seadanya.
Lìdia mengelus rambut anaknya lembut membuat Zio merasa nyaman.
"Zi," panggil Lidia.
"Hm?" Zio hanya berdehem dengan mata terpejam.
Sebelum berucap Lidia menghela napasnya pelan lalu menunduk menatap Zio. Pemuda itu benar-benar tampan sangat mirip dengan Zaky, sang suami.
"Mau ikut mamah ketemu tante Vanya?" Tawar Lidia.
Dahi Zio sedikit menyerit. "Tente Vanya? Siapa mih?"
"Temen mami sayang. Katanya tante Vanya juga punya anak satu sekolah sama kamu. Jadi mami mau ngajak kamu biar sekalian kenalan, mau ya?" Ajak Lidia.
"Boleh, kapan?"
Lidia tersenyum senang mendengar jawaban Zio.
"Nanti mami kasih kabar lagi ya? Soalnya tante Vanya itu sibuk orangnya," sahut Lidia.
Zio tersenyum tipis lalu mengangguk.
'Maafin mami sayang,' batin Lidia menatap Zio sendu.
"Aku suka kamu!"
"Gue enggak! Stop ganggu gue," tegas Zio menatap gadis didepannya dingin.
Sedangkan gadis itu menangis sembari berjalan kearah Zio agar lebih dekat, lalu memeluk tubuh pemuda tampan itu erat.
Zio menggeram marah dengan tak manusiawi pemuda itu mendorong tubuh Tasya hingga terjatuh kelantai.
"Gila lo? Kalau Abel salah paham, mati lo!" Setelah itu Zio pergi meninggalkan Tasya.
Zio pergi dengan emosi yang memuncak akibat tingkah gila Tasya. Gadis itu bener-bener gila dan Zio benci itu. Belum lagi dirinya memikiki problem dengan Abel membuat emosi pemuda itu tidak stabil.
"Anjing!"
______Yang tulisan miring itu mimpi2 Zio dan itu berurutan biar kalian aga ngerti yaa.
Feeling kalian Abel itu dibunuh apa bunuh diri?🤔
Mksih Vote komennya ya🥰❤
Tasya🥺❤
KAMU SEDANG MEMBACA
JADI COWOK? [SELESAI✔]
Fantastik18+ MENGANDUNG KATA-KATA KASAR YANG TIDAK WAJIB DITIRU!! UNTUK YANG EMOSIAN DISARANKAN TIDAK MAMPIR🔥 "Anjing, gue jadi cowok bangsat!" Jinni, gadis super tomboy yang ber- transmigrasi kedalam Novel dan menjadi figuran pria. ____ Note: BISMILLA...