JC. 20

6.5K 520 37
                                    

"Mami kangen banget sayang," Zio tersenyum mendengar ucapan Mami nya. Tangan pemuda itu bergerak membalas pelukan sang Mami.

Kedua orang tuanya baru saja datang dan Lidia langsung memeluk Zio sembari menangis karena sangat merindukan anaknya itu.

"Udah-udah sekarang kita masuk. Kangen-kangennya di dalam," Ujar Oma Erin yang sejak tadi memandangi adegan ibu dan anak itu.

Lidia melepaskan pelukannya lalu mengangguk. Mereka pun segera masuk kedalam rumah tentunya diikuti Jack. Pemuda itu memang benar-benar tinggal dirumah Oma Erin untuk menemani Zio.

Dan disinilah mereka, ruang keluarga. "Bagaimana kabar Oma, Zio dan Jack?" Tanya Zaky sembari menatap ketiganya secara bergantian.

"Baik."

"Baik Om," Jawab Jack tentunya tak sepenuhnya sesuai kenyataan karena akhir-akhir ini Zio sering sekali pingsan ataupun mengeluh sakit kepala dan berhalusinasi. Jack akan berbicara dengan kedua orang tua Zio tanpa ada pemuda itu setelah ini.

"Syukurlah," Jawab Lidia yang masih memeluk tubuh Zio. Wanita cantik itu masih sangat merindukan anaknya. Apalagi mendengar kabar dari Jack dan Oma Erin membuat wanita cantik itu khawatir.

"Zio tak membuat masalah kan, Jack?" Tanya Zaky.

"Sudahlah jangan memojokkan cucuku, Zaky!" Bela Oma Erin.

"Aku hanya bertanya Mah," Balas Zaky.

Salah satu alasan sifat seenaknya Zio dimasa lalu, Oma Erin yang selalu memanjakan Zio. Jika Zio melakukan kesalahan Oma Erin tak pernah memarahinya, wanita paruh baya itu akan selalu berkata. 'Tak apa.' Dan disaat semua orang menyalahkan Zio, Oma Erin orang pertama yang membela pemuda itu meski ia tau Zio salah.

"Om tenang saja, Zio disekolah baik-baik tak melakukan sesuatu yang Om dan tante khawatirkan," Celetuk Jack.

Zio yang sekarang sangat berbeda dengan Zio yang dulu, dan Jack sadar itu. Dulu Zio pemuda pemaksa, kasar, egois, keras kepala dan tentunya emosian. Apalagi jika menyangkut Abel, pemuda itu akan sangat sensitif.

"Emang dulu sebelum hilang ingatkan aku se nakal itu?" Tanya Zio menatap semuanya.

Lidia mengelus rambut sang anak dengan lembut dan penuh kasih sayang. "Nakal banget," Kekeh Lidia.

"Ishh sekarang enggak kok ya kan Jack?" Zio menatap Jack meminta persetujuan.

Jack tertawa kecil lalu mengangguk. "Iya yang udah tobat. Lagian sekarang Leon jadi ketos kalau mau nakal pasti si Leon langsung cepu sama guru."

Lidia tertawa mendengar ucapan Jack begitupun dengan Zaky dan Oma Erin.
____

Lidia menangis dipelukan sang suami setelah mendengar penjelasan Jack beberapa menit lalu. Wanita cantik itu begitu sakit mendengar keadaan anaknya yang belum sepenuhnya sembuh. Dirinya pikir jika Zio hilang ingatan pemuda itu akan sembuh secara perlahan tapi nyatanya tidak.

"Bahkan Jack sampe mikir kalau yang dikatakan Zio itu benar karena sifat nya sangat berbeda jauh dengan Zio yang dulu," Ujar Jack yang entah kapan air matanya sudah mengalir.

"Jack, sebenarnya Zio mengalami depresi psikotik," Ungkap Zaky dengan mendongak menatap keatas langit-langit menahan air matanya agar tak turun.

Ungkapan Zaky membuat pemuda tampan itu terkejut. Depresi psikotik? Pantas saja.

"Kami sadar itu saat sudah satu bulan berada di Cina. Saat itu kami melihat Zio tengah tertawa sambil berbicara sendiri didepan kaca," Ucap Zaky yang tak bisa membendung air matanya. Sedangkan Lidia wanita cantik itu masih menangis.

JADI COWOK? [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang