Zio berdecak kesal karena pemuda itu duduk dengan Tasya. Awalnya ia akan duduk dengan Akmal tapi Tasya merengek ingin duduk dengan nya.
"Aku seneng bisa duduk sama kamu Zi," Tasya berucap dengan malu-malu.
'Kayaknya gue harus cari cowok buat Tasya deh, minimal ganteng nya yang diatas Zio sama Leon,'
Zio bertekad akan mencari pasangan untuk antagonis itu agar tak mendekatinya begitu pun dengan Leon.
Karena di novel tertulis jika Leon hidup bahagia dengan Amanda, gadis cantik dan baik. Seperti itu lah tokoh utama perempuan nya.
Semisalnya Zio tak bisa kembali kedunia aslinya, pemuda itu ingin hidup tenang didunia ini tanpa gangguan apapun termasuk Tasya.
Untuk pasangan sepertinya dia tak akan memikirkan itu.
Saat pelajaran berlangsung kesabaran Zio benar-benar di uji dengan tingkah Tasya yang terus menerus mengganggunya.
"Bisa diem Sya?"
Tasya menunduk sedih, Zio sama seperti dulu. Sangat susah di dekati.
"Zi, sekali aja liat aku," Tasya mendongak menatap Zio, tapi sayang, Zio hanya pokus kedepan tak memperdulikan Tasya.
Mata Tasya berkaca-kaca, hatinya sakit sekali, apalagi mengingat kejadian dulu dimana Zio selalu bersama dan membela Abel.
Tangan Tasya mengepal, sungguh Tasya sangat membenci wanita murahan bernama Abel.
'Untung aja lo udah mati Bel.'
"Tasya, coba jelaskan ulang apa yang tadi saya jelaskan!" Tiba-tiba saja Bu Rini sudah berdiri didepan Tasya menatap gadis cantik itu tajam.
"Maaf Bu, saya lagi gak enak badan," Balas Tasya mendongak menatap Bu Rini dengan hidung serta mata memerah karena tadi sempat menangis.
"Astaga! Kenapa gak bilang. Yaudah sekarang kamu ka UKS, Zio tolong antar Tasya ke Uks," Titah Bu Rini yang langsung beralih menatap Zio.
'Anjing.'
"Bu, biar saya aja yang antar Tasya," Jack mengangkat tangannya lalu berkata demikian.
Jack hanya tak ingin membuat Zio merasa tak nyaman dengan tingkah Tasya yang tak pernah berubah dari dulu.
Sontak saja perkataan Jack mendapat penolakan dari Tasya. "Apaansi, gak ya! Gue mau sama Zio, lagian bu Rini nyuruh Zio bukan lo!"
Sedangkan Zio pemuda itu menghela napasnya kasar, sepertinya hidup tenangnya akan kacau balau. Tolong dirinya hanya ingin ketenangan.
"Sudah-sudah, Zio antar Tasya!" Tegas Bu Rini.
Zio mengangguk pelan lalu beranjak dari tempat duduknya disusul Tasya.
"Anjirr si Tasya emang gila ya? Cewek murahan," Sinis Bisma.
Leon yang duduk disebelah Bisma hanya acuh, jujur dirinya merasa senang karena Tasya tak mengejar-ngejarnya lagi, tapi dirinya pun merasa kasihan pada Zio, pemuda itu pasti merasa tertekan karena Tasya kembali mengejar-ngejarnya seperti dulu.
"Tasya emang gila, gue bakal jauhin dia dari Zio," Jack yang berada di depan membalas ucapan Bisma.
"Harus, Zio harus dapetin cewek yang kayak Abel," Celetuk Akmal.
"Mal, jangan bahas dia lagi! Lo tau, kita semua harus tutup mulut," Tegas Leon.
"Y-ya maksud gue minimal Zio harus dapatin yang sifatnya kayak Abel meski kek langka gitu, atau gak dia sama Manda aja, lebih baik, daripada sama Tasya, cewek stress!" Ucap Akmal.
Jack dan yang lainnya hanya diam, urusan itu mereka tak akan ikut campur, asal jangan dengan perempuan seperti Tasya aja. Mereka berharap Zio mendapatkan yang lebih baik dari Abel.
___"Kak Zio?" Kaget seorang gadis cantik kala melihat salah satu tokoh penting dalam hidupnya.
Amanda Shakila, protagonis wanita yang berakhir bahagia bersama Leon. Menurut buku yang Zio baca.
"Siapa?" Sesaat Zio tertegun melihat gadis di depannya, dirinya seperti pernah bertemu sebelumnya.
"Aku Manda kak, kakak lupa?"
'Protagonis wanita?' kaget Zio. Zio akui Manda benar-benar sangat cantik persis seperti yang dijelaskan di dalam novel. Tak heran jika Leon tergila-gila pada gadis cantik depannya, bahkan dirinya pun sempat terpana hanya saja dia sadar diri bahwa dia juga perempuan tak seharusnya seperti ini.
"Zio lupa sama muka burik lo, jadi pergi lo!" Sinis Tasya dengan tangan mengepal karena emosi apalagi melihat Zio yang tak berkedip menatap Manda.
"Kamu lupa, aku anggota PMR? Lagian aku lagi ngerawat Syifa yang lagi sakit," Balas Manda.
Manda beralih menatap Zio dengan tatapan sendu. "Kak Zio benar-benar lupa sama aku?"
"Gue hilang ingatan jadi gak inget," Balas Zio.
Rasanya Zio ingin membenturkan kepalanya karena kesal. Bukankah di novel Zio dan Manda tak saling mengenal? Kenapa sekarang seakan-akan mereka sudah kenal lama.
"Berarti kakak melup--"
"Tutup mulut lo sialan!" Sentak Tasya yang langsung mendorong Manda hingga tersungkur.
Tasya sudah tau apa yang akan di ucapkan gadis itu.
"Sya!" Tegur Zio. Pemuda itu langsung membantu Manda berdiri.
"Makasih kak," Ucap Manda dengan menepuk-nepuk roknya yang terkena debu.
"Zio, gak usah bantu cewek gatel itu!" Tasya kembali menarik tangan Zio.
'Astaga, lama-lama gue gila anjirrr!' batin Zio menjerit. Sungguh, dirinya ingin cepat-cepat keluar dari novel sialan ini.
"Sya, gue gak suka cewek kasar! Lo sakit kan? Mending tidur, gue mau langsung ke kelas," Zio melepaskan tangan Tasya yang memeluk lengannya.
"Gak mau! Mau ditemenin sama kamu," Rengek Tasya yang kini memeluk tubuh tegap Zio dari depan.
'Please deh ini gue cewek cuma masuk raga cowok doang... Gue geli banget Tuhan.' sepertinya Zio tertekan.
_______
Jujur nih, saya bikin cerita ini gajelas banget anjirrr😔 Jadi saya gak ngarepin apa-apa dari kalian, di vote syukur enggak juga gakpapa.

KAMU SEDANG MEMBACA
JADI COWOK? [SELESAI✔]
Fantasi18+ MENGANDUNG KATA-KATA KASAR YANG TIDAK WAJIB DITIRU!! UNTUK YANG EMOSIAN DISARANKAN TIDAK MAMPIR🔥 "Anjing, gue jadi cowok bangsat!" Jinni, gadis super tomboy yang ber- transmigrasi kedalam Novel dan menjadi figuran pria. ____ Note: BISMILLA...