"Gue gak mau tau pokok nya lo harus batalin perjodohan nya!"
"Gue gak bisa. Kalok lo mau ya batalin sendiri."
"Kalok gue bisa udah gue tolak dari dulu," balas Nagyung sewot. "Kenapa lo gak nolak perjodohan itu?" Lanjut Nagyung.
"Mama gue baru sembuh gue gak mau kondisi dia drop lagi kalok gue nolak."
"Lo udah punya pacar kenapa gak bilang sama orang tua lo buat di jodohin sama pacar lo dan satu lagi gue baru balikan sama Renjun."
"Orang tua gue gak setuju. Lagian kita baru di jodohin bukan di nikahin. Jadi gue rasa kita masih bisa sama pacar masing-masing cukup di depan orang tua kita aja kita sandiwara."
Nagyung menggeram mendengar ucapan di sebarang sana. Semudah itu dia bilang tapi eksekusi nya pasti sulit. Andai saja orang itu di hadapan nya akan Nagyung pastikan kuku cantik nya akan merusak rambut orang itu.
"GUE GAK MAU TAU LO GAK USAH DATANG." Nagyung bereru dengan keras sebelum mematikan ponsel nya biar saja di sebarang sana terkaget karena teriakan nya.
"Seoyeon lo ngapain?" teguran dari Sunwoo membuat Seoyeon terkejut dan segera menjauh dari pintu kamar Nagyung.
"Ah ini gue mau ngajak Nagyung keluar," Seoyeon mengutarakan niat awal nya kepada Sunwoo.
"Oh gue kira lo lagi nguping tadi."
Seoyeon mendelik mendengar ucapan santai Sunwoo tapi dia segera menormalkan ekspresinya saat Heejin ikut bergabung.
"Kalian berdua ngapain ngobrol di sini?"
"Ini si Seoyeon ngu.." Seoyeon yang tahu lanjutan kalimat Sunwoo langsung membekap mulut Sunwoo membuat Sunwoo langsung melepaskan diri secara brutal.
"Anjir tangan lo bau abis ngapain lo," tuding Sunwoo pada tangan kiri Seoyeon.
"Tadi gue abis bongkar tanaman di depan," Seoyeon menjawab tanpa dosa
"Lo belom cuci tangan ya," pekik Sunwoo sambil mengelap mulut nya.
"Enak aja udah lah nih tangan gue bersih dari tanah cuman bau karena belom pake sabun." Seoyeon menunjukkan telapak tangan nya kedepan muka Sunwoo membuat Sunwoo segera menyingkirkan tangan Seoyeon.
"Tangan lo bau bego jangan di deketin ke muka."
"Ini ada apa ribut di depan kamar gue." Nagyung membuka pintu kamar nya membuat Sunwoo, Seoyeon dan Heejin saling berpandangan.
"Gue gak ikutan," Heejin segera melarikan diri kedapur saat melihat wajah Nagyung yang tidak bersahabat.
"Gue juga gak tau apa apa lagi mandi," jawab Seoyeon asal kemudian berlari masuk ke kamar nya.
Sunwoo juga ingin melarikan diri tapi tatapan Nagyung menuntut penjelasan membuat nya meneguk ludah sebelum berbicara. Nagyung memang menjadi cewek yang paling mudah bergaul di rumah dia selalu bisa mencairkan suasana tapi jika sedang marah sekelas Soobin saja lebih memilih menghindar.
***
"Anjer ini sop apa air laut asin banget."
"Hah masak sih asin sini gue icip dulu," Heejin mengambil sendok kemudian mencicipi sop yang baru matang itu. Heejin langsung menyemburkan kuah sop dan mengelap mulut nya. "Gila ini mah gak kira-kira."
"Ini yang masak siapa lo ya." Heejin langsung mendelik enak saja dia di tuduh begini. Meskipun dia tidak terlalu pandai memasak tapi tetap saja masakan yang ia buat tentu masih layak di makan.
"Bukan lah tadi Nagyung yang masak."
"Oh iya ya jatah dia sekarang sekarang."
"Lo ngapain deh Jen pagi-pagi udah ke dapur aja?" Heejin bertanya sambil membuat teh. Setiap pagi dia memang harus meminum teh agar fikiran nya damai dan tenang.
"Gue laper banget semalem nggak sempet makan niat nya mau sarapan duluan tadi." Jeno menyusul Heejin duduk di kursi makan untung saja di rumah ini ada banyak sediaan roti jadi pagi ini ia bisa mengganjal perut dengan roti.
"Lo gak niat buat benerin itu sop, sayang kalok dibuang." Jeno menyuapkan roti yang telah ia olesi dengan selai.
"Nggak deh mending nunggu Karina aja."
"Morning epribadi," sapa Haechan yang sudah mandi ikut bergabung bersama.
"Tumben lo mandi pagi mau minggat ya lo?"
"Yoi gaes gue ada rapat himpunan sebelum libur panjang." Haechan menjawab sambil lalu setelah mengambil piring beserta nasi dia juga mengambil sop, Heejin dan Jeno yang melihat itu hanya saling pandang menahan tawa.
Heejin menghitung dengan jari nya dan tepat di hitungan ketiga suara Haechan yang menggerutu terdengar.
"Ya Allah ini yang masak pengen nikah tah stok garam jangan di abisin gini juga!" seru Haechan kemudian minum air dengan cepat.
"Ada apa si ribut-ribut. Heran hari ini masih pagi udah pada suka keributan tunggu siangan dikit dong!" Nagyung tersangka yang membuat keributan datang ke dapur dengan santai.
"Masakan lo tadi pasti gak di icip dulu ya," serbu Haechan saat Nagyung mendekat.
"Gue mah udah ahli biasanya juga gak di icip dulu enak aja."
"Cobain dulu sana sop buatan lo!" suruh Heejin membuat Nagyung menaikkan alis nya.
"Ck emang sop gue kenapa dah?" Nagyung mengambil sendok dan memakan nasi di piring Haechan. Perubahan ekspresi Nagyung sudah cukup membuat mereka puas. Nagyung langsung menuju westafel untuk memuntahkan makanan nya.
"Gimana asin banget kan."
"Perasaan gue tadi masak nya udah bener deh."
"Lain kali jangan pake perasaan Na mending lo icip dulu sebelum nambahin garam kan kalok kayak gini jadi mubadzir. Anak-anak juga sarapan nya gimana." Haechan emang slengekan tapi dia juga bisa menjadi bijak jika di perlukan.
Heejin yang menyadari perubahan suasana langsung menyenggol Haechan di sebelah nya. Memberi kode untuk melihat Nagyung yang langsung mendung. "Kan lo ahli masak Na ini bisa di perbaiki lagi kan?" Heejin langsung merangkul Nagyung.
"Maaf." hanya itu yang di ucapkan Nagyung membuat yang lain saling melirik.
"Aduh Na jangan nangis juga dong," Hacehan langsung kelimpungan juga saat mendengar isak tangis Nagyung sedangkan Jeno dia tetap santai lanjut makan roti.
"Ini semua salah Jeno!" ucapan Nagyung yang tiba-tiba membuat Jeno langsung tersedak sedangkan Heejin dan Haechan langsung memandang Jeno bingung.
"Heh kenapa gue?"
"Gue gak mau tau besok gue mau nge date ama Renjun! Gue gak mau pulang ke rumah." Setelah mengatakan itu Nagyung langsung berbalik masuk ke kamar nya.
"Ini masakan lo gimana Na," teriak Heejin.
"Kalian go food aja entar gue yang bayar," balas Nagyung dari dalam kamar.
"Perkara mau nge date sampe gak konsen Nagyung Nagyung," gumam Haechan lelah kemudian membuka ponsel nya untuk memesan makanan. Jeno hanya tersenyum tipis jika saja Haechan tahu masalah yang sebenarnya lebih rumit, jujur saja Jeno ingin memberitahu Haechan tetapi Nagyung tentu saja tidak akan setu
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruber 00l
FanfictionSekumpulan mahasiswa semester 4 yang udah nyaman dari maba belajar online dan mager mau cari kosan.Waktu maba mereka udah dapet kosan di sekitar kampus tapi berujung kuliah online akhirnya pulang ke rumah lagi. Dan ternyata di semester 5 ini perkuli...