Si Rajin Seoyeon

906 93 6
                                        

Seoyeon bangun lebih pagi dari yang lainnya. Dia mendapat jatah piket memasak hari ini, sebenarnya dia bersama Haechan tapi berhubung kamar Haechan di belakang sekali dan dia malas berjalan jadi dia memutuskan untuk memasak sendiri toh apa yang bisa di bantu Haechan melihat anak itu semalam sepertinya dia hanya akan merecoki nya memasak.

Haechan itu rame banget orang nya semua di bacotin dari pada Seoyeon pusing denger nya mending dia masak sendiri dengan tenang. Seoyeon langsung memasak nasi setelah itu dirinya akan menumis kacang dan menggoreng ikan. Masa bodo jika mereka tidak suka masakan nya yang penting dirinya sudah berusaha kan. Beruntung nya kemarin Nagyung sudah berbelanja sayuran jadi dia tidak perlu repot kepasar pagi ini. Kemarin anak cewek memang sudah iuran untuk urusan masak. Nanti waktu sarapan Seoyeon akan membicarakan ini pada mereka enak saja jika hanya anak cewek yang iuran.

"Setdah rajin amat si rambut merah." Seoyeon sedikit terkejut mendengar nya. Untung saja kan dia tidak latah.

"Nama gue Seoyeon btw, bukan rambut merah." Seoyeon menyahut dengan ketus.

"Gue tau kok lagian lo yang paling nyentrik jadi mudah di apal. Wangi banget masakan lo," kata Jeno sambil mengintip apa yang di masak Seoyeon.

"Lo mau ngapain si di dapur pagi-pagi." Seoyeon risih juga saat Jeno mendekat di samping nya.

"Gue mau sholat subuh lah bentar lagi adzan." Jeno gak tau si ini emang si Seoyeon yang kerajinan masak pagi banget atau gimana. Masalah nya kamar Jeno di samping dapur jadi kedengeran banget suara masak nya mangkannya dia bangun sekalian.

"Ya udah sono wudhu jangan ganggu gue masak."

"Lo gak mau sholat sekalian gue imamin entar."

Belum sempat Seoyeon menyahut kini si Jeno sudah berpindah mangsa. "Karina cantik mau sholat subuh juga, yuk bareng gue aja, gue imamin." Karina tak menghiraukan nya dan terus berjalan untuk ke ruang sholat.

"Kalok mau ngardus siangan dikit sih nyet." Nagyung yang baru saja keluar dari kamar langsung menonyor Jeno.

"Dasar setan." Maki Jeno saat Nagyung menonyor kepala nya.

***

"Seoyeon sori ya tadi gue gak bantuin masak."

"Selow aja Chan entar sore gantian elo aja yang masak."

Setelah sarapan mereka semua hanya goleran di ruang tengah maklum hari minggu puas-puasin rebahan sebelum besok hari senin mereka masuk kuliah.

"Haechan bisa masak?" tanya Yeji.

"Bisa Ji masakan nya udah terjamin." Jangan seudzon dulu sama Haechan karena ini Sunwoo yang tiba-tiba nyahut.

"Terjamin ama Woo?" kini gantian Heejin yang bertanya.

"Terjamin asin kebanyakan garam."

"Eh Woo jangan fitnah masakan Haechan enak tau bahkan lebih enak masakan dia ketimbang anak paud." Mereka semua mengira Nagyung akan membela Haechan rupanya 0 besar.

"Tunggu aja entar sore lo semua ya awas ketagihan masakan gue."

"Gue gak yakin lo bisa masak. Jangan sampe kita semua antri toilet abis makan masakan lo," komentar Yeji membuat Haechan mendelik.

"Gue kalok mau cari suami yang bisa masak ah," celetuk Nagyung tiba-tiba.

"Gue juga pengen deh punya suami yang bisa masak cowok kalok di dapur ganteng nya nambah," imbuh Heejin sambil tersenyum membayangkan.

"Ya udah sono nikah ama chef," saran Seoyeon.

"Lo berdua pengen punya suami yang bisa masak terus lo berdua mau ngapain anjir jadi istri?" tanya Sunwoo tak habis fikir.

Ruber 00lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang