LMIYD - Prolog

4.5K 478 10
                                    

Update.....




Update....




Update ...





Ready??

-----------

New York, 7 years ago....

"Sorry, mesin kami sedang rusak. Jadi kami hanya menerima pembayaran tunai." Suara feminim itu membuat Nicholas yang tengah memandang etalase di sebuah toko kue berbalik.

Pandangan tak percaya itu diberikan oleh pria itu, sementara wanita yang masih memegang kartu kredit Nicholas meringis meminta maaf.

"Yang benar saja. Apakah kau hanya mempunyai satu mesin? tanyanya sambil berdecak kecil.

Wanita muda itu mengangguk lalu mendorong kartu kredit pria itu sambil menggumankan kata maaf.

"Apakah Anda ingin membayar secara tunai?" Ia bertanya ragu.

Nicholas menghembuskan napas kesal. "Ya, kalau saja aku mempunyai uang tunai."

Ia mengetukkan jarinya di counter sambil memikirkan cara lain, bisa saja ia menghubungi Diana untuk meminta wanita itu datang. Tapi masalahnya ia membeli kue ini untuk Diana, tidak mungkin ia menghancurkan pesta kejutan untuknya.

"Baiklah, Sebaiknya aku batalkan saja." Nicholas memutuskan untuk membeli kue di tempat lain, walaupun toko kue ini adalah toko kesukaan Diana.

"Maafkan kami." Wanita yang ada di hadapannya itu menganggukan kepalanya sekali.

"It's OK." Ujar Nicholas, ia baru saja akan beranjak pergi ketika sebuah suara menahan langkahnya.

"Tunggu."

Nicholas berbalik dan menemukan seorang wanita cantik berambut panjang menghampiri dirinya.

"Maafkan aku mendengar pembicaraan kalian, kalau kau mau kau bisa menggunakan uangku." Nicholas mengerjapkan matanya tak percaya.

Sekian detik pria itu terdiam kemudian menggeleng. "Tidak perlu, aku.."

"Tidak apa-apa, aku juga sedang ingin membeli kue dan aku melihat jika kita membeli satu kue akan mendapatkan satu kue gratis." Wanita berambut panjang itu berpaling ke pelayan toko kue yang masih memandang pasangan yang ada di hadapannya.

"Benar, bukan? Aku melihat banner yang ada di depan toko kue kalian." Wanita itu menunjuk ke arah pintu masuk.

"Iya, benar Miss."

"Kalau begitu beres. Aku mau kue red velvet di ujung sana." Tunjuknya ke arah etalase sebelah kanan, sementara Nicholas masih memandang tanpa berbicara.

Mereka berdua kemudian menunggu dalam diam, entah mengapa Nicholas tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wanita yang berada disampingnya.

"Ini, Miss." Pelayan yang telah memasukkan kue miliknya kedalam kotak mengangsurkan kepada wanita yang langsung membuka dompetnya untuk mengambil uang.

"Ini kuemu." Wanita itu mendorong kotak kue milik Nicholas yang langsung mengambilnya.

Mulut Nicholas yang sudah terbuka untuk berbicara tertutup kembali ketika suara dering ponsel dari tas wanita yang ada dihadapannya.

"Halo." Wanita itu dengan cepat menjawab, ia mengambil kotak kue miliknya dan beranjak keluar sambil melambaikan tangannya sambil lalu kepada Nicholas.

"Hei, tunggu." Seru Nicholas, ia berniat mengejar wanita itu untuk bertanya bagaimana ia bisa mengganti uang wanita itu.

"Sir, kue Anda." Ucapan pelayan itu menghentikan langkah Nicholas, ia bergegas mengambil kotak kue miliknya dan langsung keluar dari toko kue.

Pandangannya menyapu jalanan disekeliling toko tersebut, tapi wanita itu sudah menghilang. Nicholas mengumpat dalam hati, ia berjalan menuju mobilnya yang parkir tak jauh dari sana.

Ponselnya bordering ketika ia baru saja menyalakan mesin mobil, ia melihat nama Diana tertera di caller ID.

"Halo." Sapanya.

"Nic, kapan kau sampai?" Suara Diana mengisi indera pendengarannya.

"Aku sedang dalam perjalanan kesana." Sahut Nicholas, ia lalu mengakhiri pembicaraan dan melajukan mobilnya. Persoalan siapa wanita yang berada di toko kue tadi, ia simpan di ujung pikirannya.

Sementara itu di ujung lain kota New York, Kim baru saja membuka pintu flat kecil yang ia tinggali bersama Margo.

"Margo, aku pulang." Serunya, ia melemparkan kunci rumah di meja kecil dan membuka sepatunya.

Teman satu rumahnya muncul dari pintu kamar sambil merengut kecil.

"Kau tahu aku kelaparan." Gerutunya. Kimberly tertawa, ia mengangkat kotak kue yang ia beli.

"Aku membeli kue untuk kita." Ia mengangsurkan pada Margo yang langsung membawanya ke meja kecil yang ada di tengah-tengah ruang tamu mereka.

"Wah, tampaknya kita akan makan enak." Kimberly memandang dengan antusias.

"Tentu saja, aku akan merayakan kepindahanmu." Margo membuka kotak kue dan mengeluarkan isinya.

"Entah aku harus bahagia atau menangis haru mendengar kalimat itu." Kimberly tersenyum kecut lalu duduk dihadapan sahabatnya tersebut.

"Bahagia. Kau akan pergi untuk sebuah pekerjaan yang sangat bagus." Margo langsung menuangkan wine ke dalam gelas mereka.

"Bersulang." Serunya. Kimberly tertawa lalu ikut mengangkat gelasnya.

"Untuk masa depan." Sahutnya penuh keyakinan.

"Untuk masa depan." Margo mengulanginya.

Bunyi gelas beradu membuat mereka tersenyum sebelum menegak isinya.

----‐---------

Done ya prolog cerita ini.



Masih abu2 ya, namanya juga prolog 🤣🤣🤣


Jangan lupa likenya.





Hope you like this chapter

See you in next LMIYD






Regards





Emslenora 💜💜

Love Me If You Dare✅ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang