LMIYD - Chapter 26

2.3K 455 56
                                    

Update....



Update....




Update...





Ready???




Happy Reading

----------------

Kimberly memandang ponsel miliknya yang ada di atas meja dengan pandangan ragu, kukunya mengetuk notesnya. Pandangannya tertuju ke arah Nicholas yang tengah berbicara dengan Benjamin di dalam ruanganya, ia melihat wajah kedua pria itu cukup serius. Kemudian ia memandang Nadia yang masih sibuk dengan berkas-berkas yang ia kerjakan.

"Lakukan sekarang, Kim!"

Ia berdecak kecil mendengar suara dalam kepalanya.

"Kalau Nicholas tidak mau pergi, kau yang harus pergi."

"Dia tidak mempunyai hak apapun." Tarikan napas panjang ia berikan ketika mendengar suara bantahan dirinya sendiri.

"Kau berhak, kau kekasih Nic. Lagipula ini bisa membuat nilai plus di mata Nic." Bantah suara hatinya lagi.

"Dia tidak akrab dengan wanita itu."

"Justru karena itu, momen ini bisa mendekatkan mereka berdua."

Cukup sudah! Kimberly menggebrak mejanya, sehingga Nadia terlonjak.

"Ada apa denganmu?" Tanya wanita itu setengah kesal, ia membungkuk untuk mengambil kertas yang ia jatuhkan.

"Maafkan aku." Kimberly meringis, ia melirik ke dalam ruangan Nicholas dan melihat pria itu masih berbicara.

"Kau mempunyai masalah?" Tanya Nadia. Kimberly menggeleng cepat. "Tidak, aku hanya tidak bisa memutuskan sesuatu."

Ia memandang Nadia yang kembali memelototi berkas-berkasnya. Kimberly menimbang sejenak lalu berdiri dan menghampiri sahabatnya itu.

"Nad, aku butuh pendapatmu." Ia berkata ragu.

Nadia memandang dirinya yang sedang berdiri ragu disampingnya tersebut, ia menutup satu map kemudian berpaling sepenuhnya ke arah Kimberly.

"Ok, katakan." Ujarnya. Kimberly menatap ragu tapi kemudian bersandar di pinggir meja wanita itu.

"Salah seorang teman dari temanku sakit, temanku tidak berniat untuk menjenguknya. Jika aku yang menjenguknya, apakah itu melewati batas?" Tanya Kimberly. Nadia mengerutkan kening sejenak. "Apakah teman dari temanmu itu akrab denganmu?"

Well, jika dilihat dari beberapa kali pertemuan Kimberly dengan wanita itu. Bisa dikatakan mereka seperti berjalan di satu tali tipis, yang sewaktu-waktu akan putus.

"Tidak terlalu." Ia menggeleng sambil meringis.

"Kau mempunyai masalah dengannya?" Nadia bertanya lagi, ia nenggeleng.

"Aku tidak mempunyai masalah dengannya." Sahut Kimberly.

Dia yang seperti punya masalah denganku!

Sambungnya dalam hati, ia menatap Nadia lagi.

"Aku hanya ingin mencoba akrab dengannya, lagipula aku tidak berniat mencari masalah dengannya." Kimberly mencoba menjelaskan kepada sahabatnya itu.

"Kau bisa datang menjenguknya." Nadia mengangguk yakin.

"Kau yakin?" Tanya Kimberly. Nadia mengangguk. "Ini mungkin bisa menjadi tolak ukurmu kedepannya, apakah kau bisa akrab dengannya dimasa depan atau tidak."

Love Me If You Dare✅ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang