Update....
Update...
Update....
Ready??
Happy Reading
-------------
Toko ini juga tidak berubah!
Itu yang dilihat Nicholas saat menginjakkan kakinya ke toko dimana tujuh tahun lalu ia bertemu dengan Kimberly, ia memandang berkeliling untuk melihat toko itu. Tampaknya toko itu hanya memperluas area yang bisa digunakan orang-orang untuk duduk minum kopi sambil memakan sepotong kue.
Ia berjalan menuju ke etalase panjang yang menawarkan berbagai macam kue kecil, besar ataupun hidangan pencuci mulut lainnya.
"Ada yang bisa saya bantu, Sir?" Nicholas mengangkat kepalanya lalu melihat seorang pelayan mendatangi dirinya.
"Apa kau mempunyai red velvet? Ia bertanya wanita itu tersenyum sambil mengangguk. Lalu ia membawa Nicholas ke ujung etalase dan menunjukkan sebuah kue red velvet yang sangat menggiurkan.
"Ini baru saja keluar dari dapur, atau Anda ingin mencoba macaroons kami yang varian red velvet?" Pelayan itu memberikan opsi.
"Bisa aku melihatnya?" Ia melihat wanita itu dengan segera mengambil baki yang dipenuhi oleh macaroons berbagai macam warna.
Nicholas menarik napas panjang. "Aku ambil macaroons itu satu lusin."
"Akan segera siapkan, Sir. Apakah Anda ingin kartunya juga?" Nicholas menggeleng cepat.
"Tidak perlu."
Beberapa saat kemudian pelayan itu kembali dan menyodorkan paper bag ke arah Nicholas.
"Mesin pembayaran kalian berfungsi bukan hari ini?" Nicholas mengeluarkan kartu kreditnya.
Pelayan itu memandang tak mengerti sehingga ia melambaikan tangannya acuh tak acuh.
"Lupakan saja, ini." Ia mengulurkan kartu miliknya. Setelah proses pembayaran selesai, Nicholas sudah menenteng paper bag itu menuju mobil.
"Ke kantor, Peter." Ujarnya setelah pria itu masuk ke dalam mobil.
Ia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 8 pagi, ia tahu Kimberly sudah berada di kantor rapi Nadia belum. Jadi ia bisa memberikan macaroons ini tanpa perasaan canggung.
Senyum Nicholas terus terkembang hingga ia masuk ke dalam lobi kantor, membuat pertanyaan-pertanyaan yang terjadi di antara para karyawannya karena pria itu selalu memasang wajah datar. Lift berhenti di lantai 25, ketika Nicholas keluar ia melihat Kimberly telah duduk di mejanya seperti yang ia perkirakan.
Tampaknya wanita itu sedang sangat berkonsentrasi sehingga tidak menyadari dirinya masuk. Nicholas berjalan dan meletakkan paper bag yang dibawanya. Ia melihat Kimberly tersentak dan langsung mengangkat wajahnya.
"Untukmu." Nicholas menunjuk paper bag tersebut lalu berjalan masuk ke dalam ruangannya.
Ketika pintu sudah tertutup secepat kilat Nicholas berlari menuju komputernya dan langsung membuka jendela dimana ia bisa memandang Kimberly tanpa seorangpun tahu.
Ia tersenyum ketika melihat wajah bingung Kimberly, wanita itu memandang paper bag dan pintu kantor Nicholas secara bergantian.Sementara itu Kimberly mengerutkan kening, tapi tangannya langsung meraih paper bag berwarna putih tersebut. Ia melihat sebuah nama toko kue yang cukup terkenal. Ia menyukai kue red velvet dari toko ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me If You Dare✅ (Completed)
RomancePerbuatan kecil yang dilakukan oleh seorang wanita cantik membuat dirinya bertemu dengan pria tampan yang mempunyai janji untuk memiliki Wanita itu menjadi pasangannya untuk seumur hidup. Satu kebohongan yang dilakukan membuat mereka berdua semakin...