Tak Ada Euphoria

1.5K 114 3
                                    

Halooo! Selamat malam.

Asmita dan Mas Estu update, nih! Jangan lupa vote dan comment-nya, ya :)

Enjoy ~

_______________________________________________________________________________

Estu menoleh dan melihat kursi Asmita yang masih kosong. Dia menghela napas panjang. Kemudian pria itu berkata kepada ibunya bahwa dirinya akan mencari Mita. Gadis itu belum juga kembali ke sana setelah pamit pergi ke toilet.

Dengan langkah lebar dan mata yang sibuk menyusuri setiap sudut restoran tersebut, Estu mencoba mencari keberadaan Mita. Sampai kemudian dia melihat gadis itu baru saja keluar dari toilet. Dia tersenyum tipis penuh kelegaan sembari terus berjalan mendekat.

Asmita terlihat terkesiap saat dia mengangkat wajahnya. Sosok Estu sedang berjalan ke arahnya dengan wajah yang tidak bisa ia tebak.

Apa dia khawatir sama gue?

"Kenapa lama banget? Aku pikir kamu ke mana," ucap Estu begitu dia sampai di depan gadis itu.

Mita bisa mendengar hembusan napas penuh kelegaan yang dilakukan oleh Estu. Gadis itu yakin jika riasan di wajahnya sudah terlihat tidak rapi lagi. Dia hanya merapikannya sedikit dengan bedak yang kebetulan ia bawa di dalam tasnya. Mita sama sekali tidak mengatakan apa-apa tentang kondisinya. Sebaliknya, dia menyunggingkan senyumnya.

"Aku baru aja selesai. Ada apa, Mas?" tanyanya berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja.

Estu mengusap puncak kepala gadis itu dan membuat Mita menunduk karena kembali merasakan detak aneh di balik dadanya. Mita menelan ludah dengan pelan dan tidak berani menatap mata pria itu. Dia takut tenggelam dan tidak akan pernah bisa keluar dari sana saat dia harus melarikan diri.

"Aku cemas!" ucap Estu dengan nada yang dibuat sedikit kesal.

Mita tidak menjawab, dia hanya tersenyum tipis. Hatinya tak tenang. Dia hanya ingin acara makan malam itu segera berakhir karena ternyata berada di tengah-tengah mereka memerlukan mental setebal baja. Dan Mita tidak memilikinya saat ini.

"Apa acaranya masih lama?" Gadis itu melihat di balik punggung Estu.

"Sebentar lagi... aku rasa," jawaban Estu terkesan ragu-ragu tapi cukup membuat Mita sedikit merasa tenang.

"Baguslah! Aku udah ngantuk, Mas." Itu adalah alasan paling logis yang bisa ia buat saat ini. "Kayaknya aku kekenyangan dan jujur makanan di sini enak semua."

Lo ngomong apa, sih, Mit?

Batin gadis itu sedang tertawa keras mendengar kalimat-kalimatnya yang sama sekali tidak benar. Dia bahkan tidak berselera makan sejak awal melihat anggota keluarga Estu berdatangan. Dia hanya makan sedikit dari yang sanggup perutnya tampung. Makanan laut yang terlihat menggoda nyatanya tidak bisa membangkitkan nafsu makannya.

"Ya, seafood di sini memang terkenal enak. Lain kali, kita pergi ke sini berdua." Estu kembali mengusap kepala Mita dengan lembut. "Ayo balik ke sana! Aku takut Ibu cemas sama kamu," lanjut pria itu.

Mita mengangguk dan tersenyum. Dia mendongak dan mendapati punggung Estu yang sudah berjalan lebih dulu di depannya. Sesuatu sedang berperang di dalam kepalanya. Gadis itu menghirup udara sebanyak yang ia bisa. Meski semangatnya sudah lenyap tapi dia harus tetap bisa bersikap elegan di depan para anggota keluarga Estu.

Gadis itu berjalan pelan mengikuti Estu. Matanya terus menatap punggung lebar dan tegap di depannya dengan gejolak yang kembali hadir. Di dalam otaknya, Mita sedang menebak-nebak. Kira-kira, apa yang akan dikatakan oleh mereka saat melihat sikap Estu terhadap dirinya.

Seluas CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang