"Hahaha... Aku memang kuat, tolong berikan kau minum lagi."
Aku dijamu sangat baik di kerajaan ini. Aku seperti seorang ratu yang diagungkan. Amisi menatapku dengan wajah penuh kekesalan. Apa dia ingin mengatakan sesuatu? Sekarang masih banyak orang yang sedang menatapku. Apa mereka ingin dilayani seperti ini? Duduk di meja paling nyaman dan diberikan banyak makanan oleh para manusia air? Aku tidak butuh pelayan mereka yang tidak menyukaiku.
"Jadi, kalian ingin memintaku membantu kalian dalam perang?"
Anggur mereka sangat enak.
"Miu, aku tahu ini permintaan yang keterlaluan. Tapi kami membutuhkan seorang penyihir, kami telah meminta seorang penyihir dari pulau penyihir tapi sampai sekarang tak ada seorangpun yang datang. Apa kau bisa membantu kami?" Tanya Flint dengan wajah tampannya.
Bagaimana aku menolak wajah itu saat melihatku? Aku memalingkan wajahku dan membuka mulut menerima buah anggur besar. Membantu mereka tidak terlalu buruk. Aku juga merasa bosan tak ada kegiatan di rumah. Sepertinya kerajaan ini terlalu banyak masalah dimana-mana. Apa itu karma mereka setelah menyakiti seorang hati penyihir? Kata guru ku, ketiak seseorang menyakiti hati penyihir kutukan akan mengikutinya.
"Apa keuntungannya buatku?"
"Apapun yang kau inginkan."
Aku tersenyum dan melirik Amisi.
"Bahkan untuk menikah denganmu?" Tanyaku memiringkan kepala.
Wajah mereka kembali terkejut, aku berdiri dan berjalan keluar diikuti manusia air.
"Aku hanya bercanda, kalian selalu serius. Berikan saja uang ke Kerajaan Ruby, katakan itu adalah hasil dari Miu bekerja membantu kerajaan ini. Selamat malam."
Aku menutup pintu dan berjalan sangat riang. Wajah Amisi sangat lucu ketika marah.
🌱🌱🌱
"Terima kasih berkatmu, aku bisa melahirkan putri pertamaku."
Bayi ini sangat mungil. Tangannya tidak seperti tanganku yang penuh dengan remahan kue. Aku harus membersihkan tanganku dengan manusia air. Ini lebih baik untuk memegang bayi.
"Apa anda telah memberinya nama?"
"Apa kau bisa menemukan nama yang cocok untuknya? Aku akan selalu mengingatmu yang telah menolong kami." Ratu Femi tersenyum padaku.
Nama? Bayi?
"Lavina, saya ingin jalan terang selalu menyertainya."
"Putri Lavina, terima kasih."
"Sama-sama. Saya harus pergi untuk berperang. Sampai jumpa, Putri Lavina dan Ratu Femi. Semoga kalian diberikan keselamatan dan kesejahteraan." Aku membuat boneka salju pada mereka.
Boneka itu tidak dingin dan tidak akan mencair. Dia bisa bergerak dan berbicara. Aku tersenyum dan melompat pergi dengan burung awan. Kata Flint, pasukan yang dipimpin Eckhart lebih dulu pergi dua hari yang lalu. Dia khawatir akan keselamatan pasukannya yang melawan monster api.
Mungkin dia khawatir akan keselamatan Eckhart. Apa dia merasa bersalah telah mengambil kekasihnya? Dia kakak yang bodoh. Aku turun perlahan dan berjalan dihadapan Eckhart yang dikelilingi monster api.
"Kalian terkepung?" Tanyaku.
"Miu?" Wajah Eckhart terkejut.
Aku merentangkan tangan dan memberikan hujan pada tanaman dan para monster. Monster api sangat takut pada air. Mereka akan padam secara perlahan, menunggu mereka menghilang aku duduk di atas awan memperhatikan para pasukan Eckhart yang terdiam. Apa mereka tetap seperti ini sampai monsternya menghilang?
"Kalian aman. Istirahat saja."
Kenapa Kerajaan Carver diisi oleh orang-orang yang kaku? Tenyata aku tidak akan cocok tinggal bersama mereka. Aku jadi merasa bahagia tidak menikahi Flint.
"Kenapa kau bisa disini?"
"Aku tidak sengaja mampir. Kakakmu memintaku datang jadi aku datang saja. Apa kalian ingin makanan? Pasti kalian lelah dua hari ini mengurus monster api tanpa henti. Aku punya buah dan kue yang kucuri dari istana." Aku mengambil banyak kue yang kumasukan ke dalam tas.
Eckhart membagikannya kepada para pasukan yang tersisa. Mereka kehilangan cukup banyak pasukan. Aku memakan apel dan menunggu dengan sabar jeritan para monster. Ini tontonan menarik melihat kulit mereka terkelupas. Aku menahan tawa dan melempari mereka dengan gelembung berisi air.
"Hahaha... Mereka sangat lucu."
"Terima kasih, Miu. Kau mau datang kemari." Eckhart memakan kue paling enak di istana.
"Ya, aku tidak bisa menolaknya. Aku jadi memikirkan kenapa para penyihir tidak datang. Guru ku juga tidak membalas pesanku, aku jadi merasa khawatir pada mereka."
Benar-benar khawatir.
🌱🌱🌱
"Kapan terakhir kau menerima pesan dari mereka?"
"Setahun yang lalu. Setelah festival labu."
Setahun yang lalu? Aku juga terakhir menerima surat dari guru setahun yang lalu. Setelah dia tidak pernah mengirim surat lagi atau membalas suratku. Apa yang terjadi pada mereka disana? Aku menatap langit yang mulai gelap, bahkan tak ada satupun penyihir yang pernah kulihat melintasi awan.
"Apa kau bisa mencari tahu Flint?"
"Aku meminta bantuan dari guild. Kau tunggu saja kabar dariku."
"Hmm, terima kasih."
Apa mereka menutup jalan ke pulau penyihir? Guru pernah mengatakan bahwa sewaktu-waktu pulau akan ditutup untuk pengujian sihir baru. Apa karena hal itu? Tapi ini sudah berjalan setahun.
"Apa kau baik-baik saja?" Aku berhenti saat membuka pintu.
"Maksudnya?"
"Tidak, tidak apa-apa. Tinggallah disini sampai aku mendapatkan informasi tentang pulau penyihir."
"Baiklah."
Kupikir dia sedang bertanya keadaan ku setelah perang dengan monster api. Amisi berjalan ke arahku, apa dia ingin bertemu Flint? Itu bukan urusan ku lagi.
"Apa yang kau bicarakan dengan Flint?" Amisi mencekal tanganku.
"Untuk apa kau tahu?"
"Aku putri mahkota, Miu."
Aku menatapnya dan membuat pagar es diantara kami sampai dia melepaskan tanganku. Para prajurit mengangkat pedang mereka kepadaku.
"Aku tidak merebut apa yang milik saudaraku miliki. Aku tidak serendah itu untuk mengambilnya darimu. Berbahagialah, kak. Aku juga akan menemukan seseorang yang akan menyukaiku."
🌱🌱🌱
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead ( END )
AdventureBagaimana jika cinta pertamamu adalah orang yang akan dinikahi saudaramu? Miu merasakan rasa sakit yang begitu besar saat seseorang yang dia cintai memilih menikahi kakaknya sendiri. Begitu juga dengan Eckhart, saat kekasihnya menikahi dengan kakakn...