18. DESA SILUMAN

252 44 0
                                    

"Miu, berjalanlah didekatku. Kita tidak tahu desa apa yang diujung sana."

"Aku ini kuat! Aku juga bisa menggunakan pedang. Kau tidak perlu khawatir!"

Aku memanjat pohon dan melihat desa jika ada. Asap mengepul dari ujung sana. Sepertinya memang ada desa, aku melompat turun ke gumpalan awan. Aku lelah berjalan lagi. Kakiku hampir copot menggunakan dua kaki ini.

"Ada desa. Kau ingin naik Eckhart?"

"Tidak perlu." Tolaknya.

Aku mengangkat tubuh Eckhart dan melaju sangat cepat. Dia berteriak dengan sangat kencang. Aku menahan tawa dan menambah kecepatan awan ini menuju desa.

"Hahaha..."

"Miu!"

🌱🌱🌱

"Meoww..."

Apa dia penjaga gerbang ini?

"Hey! Kucing! Biarkan kami masuk, kami ingin menginap malam ini saja."

"Meoww..."

Apa aku buka paksa saja?

Eckhart mencekal tanganku dan menarik tubuhku. Apa dia ingin berbicara dengan bahasa kucing? Maksudku kucing ini akan berbunyi 'meoww' dan Eckhart akan menjawabnya dengan 'meoww'. Aku menahan tawa, itu pasti akan sangat lucu dengan wajah polos Eckhart.

"Saya Eckhart, kami ingin menyewa kamar untuk malam ini. Kami sudah berjalan sangat jauh dan menemukan desa ini. Apakah kami bisa masuk?"

"Meoww..."

"Apa dia menjawab iya?" Tanyaku.

"Meoww..."

Kucing ini?

"Hey! Kucing katakan pada pemilikmu untuk membukakan pintu! Jika tidak aku mengubahku menjadi tikus!"

Bagaimana dengan ini? Apakah dia masih mengatakan kata yang sama? Aku siap mengubahnya menjadi apapun, bahkan seekor jangkrik. Akun bisa merubah wujudnya ini.

"Meoww..."

"Kucing sialan! Pergi sana!"

"Meoww..." Dia pergi dengan melompat dari celah gerbang.

Aku teringat pada gerbang seseorang. Aku mengikuti jalan kucing bersama Eckhart. Jika tidak dibuka, maka kami akan masuk seperti pencuri makanan. Tapi, ada hal aneh saat aku melihat tempat ini. Apa ini adalah sarang para kucing? Mereka sangat banyak sampai memenuhi jalanan. Harusnya kami tidak datang kemari.

"Meoww... Meoww..."

"Grrr... Meow..."

Mereka menakutkan! Aku menarik Eckhart ke burung air. Kucing tidak akan mengejar kami. Tapi ini sangat aneh jika melihat mereka melompat-lompat. Aku hanya perlu ke rumah yang memiliki asap dari cerobongnya. Apa mereka mengejar kami?

Tokkk... Tokkk...

"Siapa disana? Tolong buka pintu! Ada banyak kucing di tempat ini!"

Mereka sangat banyak!

"Tenanglah, Miu!"

Aku menggeleng cepat. Ini bukan kucing biasa!

"Si-apa?" Seorang anak perempuan membuka pintu.

Kenapa dia sangat kotor?

"Nak, bisakah kami masuk?"

Dia mengangguk dan membuka pintu. Tempat kotor apa ini? Banyak bau kotoran kucing dan aroma masakan yang aneh. Anak perempuan ini juga sangat aneh dengan pakaian yang kebesaran dan tubuhnya yang sangat kotor. Dia mengingatkanku kepada seseorang.

"Ka-lian siapa?"

"Aku Miu dan ini Eckhart. Apa yang terjadi disini? Apa mereka peliharaan mu?"

Dia menggeleng dan menarik tanganku. Apa dia ingin menunjukkan sesuatu?

"Aku lapar, aku hanya punya air rebus dan kentang. Apa kau punya makanan?"

Tubuhnya sangat kecil. Aku mengeluarkan buah dan kue yang tersisa. Dia memakannya dengan sangat lahap sampai remahan yang tercecer di lantai dia makan. Apa yang terjadi pada anak ini?

"Siapa namamu? Jangan makan ini, aku punya banyak buah. Makan saja ini." Aku mengeluarkan banyak buah padanya.

"Amel."

"Baik, Amel berapa usiamu?"

Dia mengangkat jarinya sebanyak tujuh.

"Tujuh tahun. Dimana orangtuamu?"

"Tujuh belas, aku tidak punya orangtua. Aku hanya punya kakak."

Tujuh belas tahun? Dengan tubuh yang tinggal tulang ini? Aku mengusap mataku. Bagaimana dia hidup dengan kucing sebanyak ini? Aku berbalik menatap Eckhart yang menangis.

"Dimana kakakmu?"

Amel menunjuk kucing abu-abu di ujung sana yang sedang menatap kami. Apa maksudnya?

"10 tahun yang lalu, desa kami mendapat kutukan dari penyihir. Dia mengubah semua orang menjadi kucing. Kakak menyembunyikan ku ke dalam tempat air. Saat aku terbangun, semua orang berubah menjadi kucing." Amel memakan buahnya kembali.

"Kenapa?"

"Kami tidak sengaja membunuh kucingnya."

Aku mengusap wajahku. Kutukan itu sudah berjalan 10 tahun. Anak ini tumbuh sendirian saat usianya 7 tahun. Harusnya efek sihirnya sudah mulai melemah. Aku menepuk kepala Amel. Aku akan mencobanya dari kakaknya lebih dulu. Tanganku menunjuk tubuh kucing abu-abu. Selimut ungu menutupi tubuhnya dan mengubahnya ke bentuk manusia kembali.

"Tutup matamu!" Eckhart menutup mataku dengan tangannya.

Memangnya ada apa?

"Kakak!"

"Amel?"

Laki-laki? Apa dia telanjang?

"Hiskkk... Kakak!"

"Kau tumbuh lebih besar Amel. Maafkan aku."

"Apa kau bisa memakai baju?" Suara Eckhart mengganggu acara tangisan mereka.

Kenapa aku tidak boleh melihatnya? Aku yang mengubahnya, aku juga tidak akan kenapa-kenapa. Mungkin. Eckhart membuka mataku dan menyingkir. Aku bisa lihat bentuk manusia kakak Amel. Tapi, kenapa telinganya berbentuk telinga kucing? Dia juga memiliki ekor di belakang tubuhnya. Apa penyihir itu sangat kuat?

"Sepertinya aku tidak berhasil mengubahmu sepenuhnya. Maafkan, aku."

"Tidak, jangan meminta maaf. Justru aku yang harusnya berterima kasih. Berkatmu adikku tidak akan sendirian lagi."

Itu memang benar. Air mataku ingin jatuh lagi. Tugasku cukup banyak untuk merubah semua orang.

"Aku akan merubah mereka semua. Tolong pisahkan kucing jantan dan betina. Lalu siapkan pakaian mereka. Mungkin pekerjaanku akan sampai malam."

Jika melakukannya bersamaan, aku takut tubuh mereka tidak bisa berubah sempurna. Mungkin ada bagian kucing yang tertinggal. Seperti telinga, ekor, atau kumis kucing. Bisa tangan kucing atau kaki kucing jika aku tidak berhasil melakukannya. Berapa jumlah kucing-kucing ini? Mereka sudah ditinggalkan selama 10 tahun. Bayangkan saja berapa kucing baru yang terbuat tanpa tahu orangtua mereka. Mereka punya masalah serius setelah semua ini selesai.

"Eckhart! Setelah ini kau harus menemukan babi liar untukku!"

🌱🌱🌱

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Second Lead ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang