34. MENYUSUP

218 37 3
                                    

"Kalian ingin bekerja di menara?" Tanya Nyonya Gina menatap kami berdua.

Butuh waktu lama menemukannya. Berkat intuisi dan orang-orang yang ku tanyai satu persatu. Akhirnya kami menemukannya di rumah ini. Aku menunjukkan senyuman padanya. Jika hanya membersihkan menara atau mencuci, aku bisa melakukannya. Tapi tidak dengan memasak.

"Alma merekomendasikan kami untuk menemui anda. Kami ingin sekali bekerja di menara."

"Adik saya, sangat menyukai menara sihir. Saya juga ingin menjaga menara yang dia impikan. Apakah anda bisa membantu kami? Saya sudah terbiasa dengan pedang untuk membunuh binatang di hutan. Saya cukup kuat dan bisa melindungi Tuan Floyd."

Aku dan Eckhart sudah membuat rencana yang sangat matang. Bahkan Eckhart sangat lancar untuk berbohong. Itulah hasil didikan dari seorang guru yang pintar menipu.

"Jika itu Alma, mungkin kalian bisa bekerja. Aku akan menulis surat rekomendasi untuk kalian. Bawa dan berikan pada penjaga gerbang. Aku sarankan jangan berbuat hal aneh disana. Nama baikku bisa tercemar. Apa kalian mengerti?"

"Iya, Nyonya."

"Pergilah, aku masih ada banyak tamu yang menunggu. Apa kalian ingin aku ramal?"

Ramal? Ramalan? Aku menatap Eckhart, ini bukan sesuatu yang salah.

"Tidak, Nyonya. Kami harus segera pergi untuk mendapatkan pekerjaan. Ibu kami sedang sakit di rumah, kami harus bisa menghasilkan banyak uang dan membantu biaya pengobatannya. Anda pasti tahu, obat sekarang sangat mahal dan sulit didapatkan. Bahkan uang dari hasil menjual binatang hutan sangat sedikit. Itu hanya bisa membiayai kebutuhan sehari-hari kami. Saya tidak bisa mengulur waktu, keluarga kami menunggu kami di rumah untuk menanti kabar." Eckhart mengusap matanya.

Untuk apa dia membuat cerita sedih? Nyonya Gina mengusap matanya yang meneteskan air mata. Itu hanya kebohongan, kenapa dia percaya pada kisah Eckhart?

"Tunggu sebentar. Ini cap dariku, kalian akan bisa langsung bekerja hari ini. Lakukan yang terbaik untuk keluarga kalian. Hiskk..." Nyonya Guna menangis dan masuk ke dalam rumahnya dengan air mata yang menetes seperti sungai.

"Ayo!" Eckhart tersenyum dan menarikku.

Murid lebih pintar dari gurunya benar adanya. Sejak kapan dia sepintar ini untuk membohongi orang lain?

🌱🌱🌱

"Jadi, kau pelayan baru yang direkomendasikan Gina?"

Aku mengangguk setelah memakai baju pelayan. Tempat ini disulap seperti sebuah istana yang megah. Jadi, dimana ruang bawah tanahnya? Aku harus segera tahu keadaan guruku dan membebaskannya. Haven menatapku dari atas ke bawah. Dia meneliti penampilan ku dan mengangguk-angguk. Apa aku salah memakai ini?

"Kau cukup cantik untuk melayani Tuan Floyd. Aku akan menempatkanmu disisinya."

"Tidak!!"

Aku tidak ingin cari mati!

"Kenapa? Kau tidak tahu berapa banyak wanita yang ingin jadi pelayannya?" Tanya Haven.

"Sa-ya masih pelayan baru. Saya takut berbuat salah, tak bisakah anda menempatkan saya ke pelayan biasa. Saya ingin belajar banyak lebih dulu." Aku menunduk dalam.

"Baiklah. Tapi jika Tuan Floyd yang memintanya, kau harus mau. Aku masih berbaik hati karena kakakmu tampan. Apa dia memiliki kekasih?"

"Dia penyuka sesama jenis."

🌱🌱🌱

Bekerja sebagai pelayan dan penyusup membutuhkan banyak tenaga. Aku harus menuruti semua keinginan mereka para pelayan lama. Ini itu dan itu ini. Sekarang aku bisa menggunakan dua tanganku untuk membawa ember untuk mengisi bak mandi besar ini. Entah siapa yang memakainya, dia telah membuatku naik dan turun tangga sebanyak 15 kali. Kakiku sangat lelah sampai aku tak bisa bergerak.

"Miu! Tolong segara kemari. Kita harus menyiapkan meja makan!"

"Iya!"

Aku juga lapar.

Aku mengikuti seorang pelayan, apa aku bisa mencuri sesuatu? Aku harus membawakan Eckhart makanan dari tempat ini. Aku bersenandung ria dan melihat piring-piring yang harus ditata. Ternyata pekerjaan jadi pelayan tidak buruk juga.

"Miu! Setelah ini kau bisa beristirahat."

"Baik!"

Biarkan aku mencuri makanan lebih dulu. Aku menyelinap masuk ke dalam dapur dan mengambil beberapa makanan. Jika sedikit demi sedikit tidak masalah. Aku melompat turun dan terjun ke batang pohon. Mereka tidak akan tahu keberadaanku, sekarang temukan Eckhart!

Dimana dia?

Apa dia menjaga gerbang masuk?

"Psttt... Psttt..."

Eckhart menatap sekeliling. Aku mengambil batu dan melemparinya sebanyak mungkin. Eckhart menutup kepalanya dan melihatku yang bersembunyi di semak-semak.

"Eckhart! Kemarilah!"

"Apa yang kau lakukan?"

"Makan!" Aku menunjukkan makanan yang berhasil kucuri.

Eckhart menepuk temannya dan berjalan kearahku. Dia melompat dan duduk di sampingku sembari membuka makanan yang kubawa. Dia pasti sangat lapar, jadi aku membawakan banyak makanan untuknya.

"Dari mana ini?"

"Aku mengambilnya. Pekerjaan jadi pelayan sangat melelahkan tapi menyenangkan. Aku bisa datang kesini tiap makan siang dan memberimu makanan. Makanlah!"

"Terimakasih." Eckhart memakannya dan menyuapiku kue.

Aku jadi merasa kami sedang piknik bersama. Tidak kusangka tempat ini tidak seburuk itu. Floyd tetap mempekerjakan orang-orang dan membayarnya. Masalahnya semua pekerja adalah penyihir. Mereka semua pasti pernah bekerja di kerajaan dan tidak melakukan pekerjaan seperti ini. Aku memakan kue dan mendongak ke atas.

Dimana guru berada?

Apa dia sudah makan? Apa para tahanan diberikan tempat yang layak? Aku harus mencari tahu.

"Eckhart! Aku akan pergi ke ruang bawah tanah untuk melihat."

"Apa yang ingin kau lakukan?"

"Aku hanya melihat keadaan mereka saja. Aku tidak akan macam-macam atau mencoba mengeluarkan mereka. Malam ini temui aku di tempat ini lagi."

"Berhati-hatilah, Miu!"

"Tentu saja. Jangan lupa malam ini datanglah kemari!"

🌱🌱🌱

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Second Lead ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang