47. PERAYAAN

219 37 1
                                    

Baju pemberian Floyd sangat cocok untuk kulit kuning langsatku. Ini cantik untuk pembunuhan Floyd malam ini. Manusia bunga merias wajahku dan menata rambutku. Aku menatap pantulan cermin dan memberikan aroma bunga pada tubuhku. Bunga mawar adalah aroma terbaik. Kakiku melangkah keluar dan membuka pintu. Eckhart berdiri disana menungguku.

"Eckhart!"

Eckhart mendongak dan menatapku. Kami terdiam beberapa menit, apa dia hanya akan berdiri disana? Eckhart menutup wajahnya dan menyodorkan sesuatu.

"I-ni adalah pem-berianku."

"Terima kasih, Eckhart!" Aku membuka hadiah Eckhart. Sepasang sepatu cantik begitu indah dan berkilau. Aku memakainya dan melihat pantulan di cermin.

Tidak kusangka aku bisa secantik ini! Aku tersenyum dan berjalan ke arah Eckhart. Akan kutunjukkan pada semua orang siapa yang akan berkuasa di pulau ini nantinya. Itu adalah aku. Hahaha...

"Miu! Mungkin kata-kataku akan terdengar aneh. Tapi kau sangat cantik malam ini. Aku tidak bisa melepaskan pandanganku darimu. Kau seperti seseorang yang baru saja keluar dari dunia lain yang indah. Maksudku, mau mirip dengan seorang dewi. Mungkin dewi kecantikan. Kenapa aku bicara seperti ini? Jangan menganggapku aneh. Hanya saja, aku merasa kau sangatlah cantik." Eckhart menutupi wajahnya yang memerah.

"Terima kasih!" Aku mendekati wajah Eckhart dan mengangkat kedua tangannya yang menutupi wajah tampannya. Dia juga sangat tampan dengan rambut pirang dan mata emasnya. Wajahnya yang memerah membuatku ingin tertawa kencang.

"I-ya!"

"Kau sangat tampan Eckhart! Sepertinya kau siap untuk berdansa denganku?" Aku tersenyum senang.

"Hmm... I-tu, ji-ka kau mau!"

"Aku mau! Ayo pergi lebih dulu. Malam ini adalah malam yang panjang untuk kita." Aku memegang lengan Eckhart.

Kami pergi bersama dengan debaran jantung dan wajahku yang memanas. Aku tidak tahu bahwa Eckhart bisa semanis dan setampan ini. Aku melirik Eckhart dan memalingkan wajahku. Wajah Floyd sudah terbuang dari tempat teratas. Eckhart sudah menjadi pria tertampan yang pernah aku temui. Aku harus menahan debaran ini. Eckhart tidak boleh tahu seberapa gugupnya aku saat ini!

"Setelah dansa pertama, kau tahu apa yang kau lakukan?"

"Hmm, aku akan membereskannya secepat kau." Bisik Eckhart.

Kenapa dengan pria ini? Eckhart menunduk dan meminta tanganku untuk diciumnya. Aku tersenyum dan membawa tubuh kami ke pesta dansa. Kami hanya berdansa tarian biasa. Tentu saja aku belajar dari Killa dan mengajarkannya pada Eckhart.

"Mereka menatapmu!" Eckhart menunduk.

"Karena aku seorang putri!"

Eckhart tersenyum dan menarik tubuhku mendekatinya. Aku bisa mencium aroma tubuhnya yang tak pernah aku memikirkannya. Wajahku memanas dan mencengkram tangan Eckhart. Aku tidak bisa menatap wajah Eckhart!

"Apa kau menggunakan manusia bunga lagi?"

"Ke-napa?"

"Aroma tubuhmu seperti bunga mawar." Napas Eckhart menerpa leherku.

Tubuhku sangat merinding saat Eckhart menyentuh punggungku membawaku lebih dekat dengannya. Aku mendongak dan melihat wajah Eckhart. Kenapa dengannya? Dia seperti Floyd!

"Aku harus pergi! Ace datang!" Eckhart melepaskan tangannya dariku.

"Baiklah."

"Berhati-hatilah!" Eckhart mencium tanganku dan pergi.

Itu tarian yang menyenangkan. Bahkan dia tidak membuat kesalahan sama sekali. Kenapa aku merasa dia telah tumbuh jadi pria dewasa? Aku seperti membesarkan seekor harimau. Dansa tadi cukup membekas sampai aku menginginkannya lagi. Ace datang tanpa kacamatanya, aku sempat mengira dia adalah orang lain.

"Mau berdansa denganku?"

"Tentu." Aku menyambut tangan Ace.

Dia tersenyum dan mencium tanganku. Wajah Ace menjadi jajaran pria tampan selanjutnya. Aku merasa menjadi seorang yang dikelilingi laki-laki tampan. Lihatlah guru, aku adalah muridmu paling cantik di dunia ini. Aku bisa memikat laki-laki! Hahaha...

"Kenapa anda diam?" Aku mendongak untuk melihat wajah Ace.

Semua laki-laki kenapa memiliki tinggi badan yang sangat tinggi. Atau karena tubuhku yang memang kecil seperti anak kecil? Padahal usiaku adalah 20 tahun! Aku sudah menjadi wanita dewasa!

"Aku hanya menanti hadiahmu malam ini. Bisakah kita pergi sekarang?" Ace melonggarkan dasinya.

"Apa anda tidak bisa menahannya?"

"Tidak! Jika Floyd datang, aku tidak bisa mendekatimu." Ace menarikku pergi.

Aku tersenyum saat Ace menggendongku setelah keluar dari pesta dansa. Kami terbang dengan kecepatan tinggi menuju kamar terbesar di tempat ini. Kamar milik guruku yang diambil Floyd. Ace mengunci semua pintu dan meletakkanku disisi tempat tidur.

Tanganku menarik dasi Ace untuk duduk di bawahku. Dia menatapku dengan wajahnya yang memerah. Aku tersenyum dan mengusap wajahnya.

"Anda tidak ingin memuji saya?"

"Ka-u sangat cantik!"

"Benarkah? Kata anda saya tidak cantik." Aku menekan pipi Ace.

"Kau begitu cantik sampai aku tak bisa mengatakannya." Ace mencium tanganku dan menjilatinya.

Ini menjijikkan! Aku harus menyelesaikannya secepat mungkin. Aku melepaskan dasi Ace dan menutup matanya dengan itu.

"Kau ingin bermain lebih dulu?" Suara Ace berubah menjadi sangat serak.

"Anda akan menyukainya!" Aku mengikat kaki dan tangan Ace dengan tanaman sihir.

Rasakan ini pria kurang ajar! Aku membawanya pergi keluar jendela dengan burung awan. Ace bersuara aneh sampai aku harus menutup telingaku. Kami terbang ke tempat tertinggi menara. Aku akan meninggalkannya dengan manusia air. Rasakan itu Ace!

"Mi-u?"

"Iya Ace? Nikmati saja semuanya, anda pasti sangat menyukai hadiah saya."

"Miu!"

Aku jatuh dari atas menara dan membuat burung air ke pesta kembali. Floyd pasti sudah berada disana. Dia tidak berada di kamarnya, aku harus cepat membuat perisai. Tubuhku melompat ke bawah dan merapikan penampilanku.

Sekarang, aku akan bertemu Floyd!

🌱🌱🌱

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Second Lead ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang