32. MONSTER PENJAGA

220 38 5
                                    

Aku membuang semua lingkaran sihir. Tak ada yang berhasil di panggil walau aku menggunakan semua kertas milik guru. Dinding ini tak bisa dibuka. Aku tidak mau menyerah tapi membuka pun tak bisa kulakukan. Aku sudah sampai sejauh ini. Kenapa dinding ini tak bisa dibuka?

Dukkk...

Dukkk...

Aku harus membukanya!

Dukkk...

Dukkk...

Sihirku tak ada yang bekerja! Tak ada yang bisa membuka penghalang ini. Aku mengusap hidungku, air mata ingin keluar dari mataku ini. Bagaimana caranya?

"Miu?"

"Maaf. Aku tidak bisa membukanya."

"Setidaknya kita sudah mencobanya untuk datang ke tempat ini."

Sialan.

Aku sudah datang. Aku tidak menyerah begitu saja! Aku meraba dinding dan mencoba menghancurkannya lagi. Kali ini, kali ini pasti berhasil.

Gelombang ungu melingkupi dinding penghalang. Bukankah ini berhasil. Aku meraba dinding kembali, dinding ini mulai melunak. Ini hanya sekeras kayu sekarang. Jika butuh seharian untuk tetap disini, aku akan melakukannya sampai dinding ini menghilang.

"Groammm..."

"Miu?"

Dari mana suara itu? Air mulai naik ke atas, perahu mulai bergoyang-goyang. Apa dia datang? Monster itu? Aku mengangkat perahu untuk naik ke atas. Taring-taring mulai keluar dari dalam air dan memperlihatkan lubang hitam besar di bawah sana. Itu dia monster penjaga pulau.

"Eckhart! Aku berhasil!"

"Groammm..."

"Sepertinya dia marah kau menghancurkan penghalangnya."

Apa dia menjadi penjaga penghalang ini? Aku harus membuatnya menabrak penghalang sampai pecah. Aku menurunkan perahu cukup jauh dari monster. Dia harus mengejar kami nanti.

"Hey! Eckhart! Pegangan!"

Kenapa dia memelukku?

"Dengan perahunya! Aku harus fokus pada monsternya!"

Eckhart berpegangan pada sisi perahu. Untuk apa dia memelukku tadi? Monster penjaga muncul ke permukaan dan menatapku marah. Jadi nyanyian itu tak berhasil membuatnya suka padaku. Dia mengejarku dan mencoba membuka mulutnya kembali. Aku kembali naik ke atas dan terbang ke sisi dinding. Aku hanya perlu menunggunya datang kembali.

Monster itu berenang dengan sangat cepat. Aku harus menunggunya sampai dia lebih dekat lagi.

"Miu!"

"Sebentar!"

"Groammm..."

Kami naik ke atas kembali, monster penjaga menabrak dinding pembatas dengan sangat kuat. Itu retak! Aku menerbangkan perahu ke sisi dinding yang retak dan memecahkannya dengan pedang.

Byurr...

"Berhasil!" Aku berteriak sangat keras.

Kami masuk ke dalam pulau!

"Sttt... Miu!" Eckhart membekap mulutku.

Aku lupa kami adalah penyusup di tempat ini. Aku mencoba menggunakan sihirku, tapi tak ada yang bekerja. Jadi benar, kekuatan penyihir tak bekerja di tempat ini.

"Ayo, dayung! Kita harus pergi ke tempat yang lebih sepi."

🌱🌱🌱

Aku mendarat di sini! Hahaha...

Aku harus membebaskan guru! Di menara yang sangat tinggi itu, guruku Rowena terkurung disana. Aku akan membebaskannya dan memintanya untuk mengalahkan Floyd bersamaku. Aku harus menemukan penyihir lain terlebih dahulu. Dimana mereka?

"Miu! Ambil pakaian lebih hangat. Tempat ini lebih dingin daripada di luar penghalang."

"Aku juga harus mengambil makanan kita tadi."

Aku lupa! Tas ku adalah tas sihir! Keringat dingin membasahi wajahku, tasku pasti kosong! Aku menatap Eckhart yang menunggu pakaian hangat. Bagaimana menjelaskannya?

"Eckhart! Tas ku tak bekerja disini. Jadi, tak ada satupun barang yang bisa aku keluarkan." Cicit ku.

"Makanan kita?"

"Tidak ada!"

Wajah Eckhart begitu terkejut, dia memalingkan wajahnya dan mengetuk tanah di bawahnya. Harusnya aku mengeluarkannya sebelum masuk tadi. Eckhart menatapku dengan wajah lebih berbahagia. Apa dia tidak marah?

"Sekarang kau andalkan aku saja. Kita akan menemukan babi liar atau hewan lainnya. Aku bisa membuatkanmu tenda sementara dan membuat api unggun jika kau kedinginan. Aku juga bisa melindungimu jika ada Floyd atau siapapun itu. Genggam tanganku, Miu. Aku akan menjagamu." Eckhart tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Aku tidak bisa apa-apa jika tak ada sihir." Aku menggenggam tangan Eckhart memasuki hutan.

"Itu gunanya aku disini. Kau bisa meminta padaku, aku akan membuatkannya untukmu. Bahkan sebuah rumah kayu jika kau mau."

"Itu memakan waktu. Memangnya kita mau tinggal disini. Kita ini sedang menyusup untuk pergi ke menara."

"Untuk berjaga-jaga saja, kita bisa tinggal disini tanpa seorangpun yang tahu. Kau dan aku."

Itu untuk pilihan terakhir saja. Aku akan membuat rumah terpencil sampai Floyd tidak mengetahui keberadaan kami. Eckhart membantuku naik ke atas tebing dan melompat dengan sangat mudah. Kenapa dia sangat bersemangat dibandingkan tadi? Dia lebih mirip seseorang yang membawa kabur seorang pengantin wanita ke pulau terpencil.

Apa tidak ada satupun penyihir di tempat ini? Pasti ada rumah mereka yang berada di kawasan ini.

"Eckhart! Kita harus mencari penyihir lain!"

"Dimana?"

"Aku tidak tahu! Kita cari saja selama pergi ke menara. Simpan pedangmu sekarang. Kita tidak boleh di curigai sebagai penyusup."

"Kau sendiri? Bajumu mudah dikenali." Eckhart menunjuk baju putihku.

Benar juga! Kenapa aku tidak mengganti pakaianku sebelum datang? Ini di luar rencana ku untuk menyusup ke tempat ini. Gagal sudah. Kami tak bisa menyusup diam-diam. Tapi kami bisa mencurinya dari rumah lain. Hanya perlu temukan rumah penyihir dan mengambil semua makanan dan pakaian. Aku tersenyum dan menahan tawa yang akan meledak.

Aku sangat pintar untuk ini. Tak ada yang bisa mengalahkan aksi pencurian ini.

"Ayo!" Aku berjalan lebih dulu.

"Kau punya rencana?"

"Tentu saja! Ikuti aku, kita akan jadi perampok!"

🌱🌱🌱

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Second Lead ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang