Seharian ini Ranjani benar-benar terus berada di samping Raga. Mulai dari saat ia mencatat jadwal, menulis laporan, mengatur jadwal untuk satu minggu ke depan, itu semua dikerjakan di ruangan Raga.
Bahkan tadi saat ada beberapa rekan Raga yang masuk ke ruangan menatap Ranjani sedikit sinis dan keheranan.
Apalagi saat ada salah satu karyawan perempuan yang terang-terangan menampakan raut tidak suka pada Ranjani.
Ranjani hanya bisa terdiam sambil terus menyelesaikan pekerjaanya. Dan anehnya perempuan tersebut lama sekali berada di ruangan Raga.
"Menurut Pak Raga bagaimana, apa sudah cukup seperti ini?" Tanya karyawan tersebut terlihat lebih mendekat ke arah Raga.
"Sudah cukup kalo kata saya, Angel." Raga melihat sesuatu yang ditunjukan oleh Angel.
Ranjani berusaha tidak mempedulikan mereka, namun Raga malah menyuruh Angel untuk menyerahkan laporan tersebut pada Ranjani.
"Ranjani, bisa kamu masukan laporan tersebut dan cetak untuk besok?" Tanya Raga berjalan mendekati Ranjani.
"Bisa, Pak."
Raga pun mengirim file milik Angel kepada Ranjani dan langsung mencetaknya untuk besok.
"Oh iya, tapi ini masih ada beberapa bagian yang harus di isi," ucap Angel melihat beberapa bagian yang masih kosong.
"Angel, kamu bisa sama Ranjani dulu buat lengkapin yang belum di isi," titah Raga lalu kembali ke kursinya.
Angel pun dengan tersenyum menghampiri Ranjani lalu duduk di sebelahnya menghadap ke laptop.
"Udah tau harus di isi apa?" Tanya Ranjani berusaha seramah mungkin pada Angel.
"Belum," jawabnya singkat.
"Loh, terus?"
"Kamu kan sekretaris Pak Raga, harusnya kamu tau dong harus di isi apa."
"Tapi ini kan kerjaan kamu bukan saya," tegas Ranjani. Karena ia tidak tau apa-apa tentang surat tersebut.
Angel mendengus sebal, ia sendiri pun belum menyiapkan lagi bahan yang akan dibawakan untuk besok.
"Yaudah, biar aku kerjain di ruangan aku aja," putus Angel lalu berdiri dengan muka ditekuk.
Ranjani pun hanya menggedikan bahu, memang ini bukan pekerjaannya jadi ia tidak harus melakukannya, lagi pun pekerjaan dia masih banyak.
"Maaf pak, saya kerjaan sendiri saja di ruangan," ucap Angel pamit kepada Raga.
"Oh oke, tapi besok harus udah siap ya dan kirimkan file nya ke Ranjani." Angel pun mengangguk patuh, ia lalu keluar dari ruangan Raga.
Sementara itu jam sudah menunjukan pukul 3 sore, 1 jam lagi sudah boleh pulang. Tetapi Raga menyuruhnya untuk mengakhiri pekerjaannya sekarang.
"Maaf pak tapi kan jam pulangnya masih satu jam lagi," kata Ranjani melihat Raga yang sudah membereskan laptopnya.
"Kamu gamau pulang cepet?" Kata Raga dengan datar.
"M—mau si," lirih Ranjani pelan.
Raga pun memerintah Ranjani agar membereskan semuanya dan ikut pulang dengan bersama, namun Ranjani menolak.
"Saya pulang sendiri aja, Pak."
"Ada kerjaan yang mau saya obrolin sama kamu," bohong Raga, ia hanya beralasan agar Ranjani mau ikut dengannya.
Akhirnya mau tidak mau Ranjani pun ikut dengan Raga. Sepanjang jalan ia banyak sekali mata yang memandang mereka, apakah orang-orang tersebut aneh melihat Ranjani terus mengintili Raga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
Romance[SEQUEL TOXIC] Pertemuan tidak disangka antara Raga dan Ranjani setelah 4 tahun lamanya berpisah membuat mereka kembali terasa asing. Rasa rindu masih ada di antara keduanya, tetapi ego yang membuatnya tidak pernah mau mengungkapkan perasaan masing...