9

2K 154 30
                                    

"Makasih ya."

Ranjani tersenyum menatap Raga. Entah apa yang dimaksud Raga sebagai rasa berterima kasihnya.

"Makasih kenapa?"

"Makasih karna kamu masi mau nerima aku," kata Raga menatap teduh wajah Ranjani.

Ranjani hanya terdiam, ia tidak menjawab lagi pertanyaan dari Raga. Ia sendiri bahkan masih bingung, apakah hatinya sudah menerima lagi untuk masuk ke kehidupannya?

Ranjani menghela nafasnya, sepertinya ia harus beranjak dari kasur untuk menghindari percakapan lebih dalam lagi bersama Raga.

"Kenapa bangun?"

"Aku mau mandi, udah malem," ucap Ranjani berjalan ke walk in closet, ia mengambil satu setelan piyama tidur dan dibawanya ke kamar mandi.

Raga menghela nafasnya lalu ia pun kembali merebahkan tubuhnya diranjang. Raga membuka semua kancing kemejanya dan melepaskannya hingga tersisa kaos berwarna hitam.

Rencananya malam ini Raga akan bermalam di rumah Ranjani, tetapi ia malah lupa tidak membawa baju ganti untuk besok ke kantor.

Tiba-tiba Raga teringat sesuatu, minggu lalu sepertinya kemeja yang basah kehujanan itu dicuci oleh Ranjani dan ia belum mengembalikkannya.

Dengan cepat Raga pun bergegas menuju walk in closet Ranjani. Ia sedikit tertegun melihat beberapa lemari yang sudah diisi oleh baju milik Ranjani. Ternyata Ranjani memiliki koleksi blazer yang banyak juga, pantas saja setiap harinya ia sering bergonta ganti.

"Ranjani simpen dimana si."

Sudah 15 menit ia mencari kemejanya, namun tidak ketemu juga. Sebenarnya Raga lama di sana bukan hanya mencari kemejanya, tetapi melihat semua koleksi baju milik Ranjani.

Raga tersenyum nakal saat ia lihat di salah satu lemari yang menyimpan banyak lingerie pemberian miliknya saat itu, ternyata Ranjani masih menyimpannya.

Tanpa Raga sadari, Ranjani ternya dengan mengendap-endap dan terburu buru memasuki walk in closet.

"RAGAA!!"

Ranjani berteriak saat melihat Raga tengah mengacak-acak lemarinya. Raga pun tersenyum getir saat Ranjani berhasil menangkap basah dirinya.

Matanya tiba-tiba tertuju pada Ranjani hanya hanya mengenakan kimono. Dirinya menelan ludah karna sudah lama tidak melihat pemandangan ini.

"K-kamu ngapain di sini?" Tanya Ranjani sedikit keras, ia semakin mengeratkan cengkraman pada kimono nya.

"Ah iya."

"Maaf aku lancang, tapi aku lagi nyari kemeja yang minggu lalu belum kamu kembaliin. Buat besok aku pake," jelas Raga berusaha tenang.

Raga pun jalan perlahan mendekati Ranjani, reflek Ranjani pun mundur hingga dirinya menabrak meja di belakangnya.

"Ihh, ngapain maju-maju!!" Ketus Ranjani, matanya menatap tajam ke arah Raga.

Raga hanya tertawa kecil, sebenarnya ia hanya niat mengerjai Ranjani.

"Kamu sengaja mau ngegoda aku?"

"Siapa yang mau ngegoda kamu? Gausah ke geer an deh!!" Jawab Ranjani ketus.

Tangan Raga reflek memegang bahu Ranjani namun Ranjani dengan cepat menepisanya.

"Raga, jangan macem-macem kamu ya!!"

Lantas Raga tertawa melihat ekspresi Ranjani yang ketakutan, pipinya yang memerah karna salah tingkah membuat Raga sangat gemas ingin mencubitnya.

"Sorry sorry, aku cuma becanda" kata Raga tertawa kecil sambil menutup mulutnya.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang