Sudah terhitung dua hari semenjak kejadian hilangnya berkas kerja sama milik perusahaan Aksara dan Prima. Hubungan Raga dan Ranjani pula tidak semakin membaik.
Rasa kecewa dan ego Raga masih besar hingga menutup hatinya rapat-rapat untuk memaafkan Ranjani.
Melihat Raga yang selalu mengacuhkan dan memasang jarak dengan dirinya, membuat Ranjani sering bersedih dan ikut membatasi interaksi dengan Raga.
Devi yang melihatnya merasa gemas karna Raga tidak mengambil tindakan apa-apa. Padahal Raga dan Ranjani sebelumnya selalu kompak, tapi sekarang mereka bahkan berinteraksi pun jarang.
"Pak Raga belum juga ambil tindakan, Ran?" Tanya Devi saat sedang main ke ruangan Ranjani.
Ranjani menoleh kepada Devi dan menghentikan kegiatannya. "Belum, Dev. Aku ga berani melangkahi Pak Raga kalo dia sendiri ga ambil tindakan apa-apa."
Ucapan Ranjani tampak putus asa meskipun selalu diakhiri dengan senyuman yang getir. Devi sendiri pun tidak bisa melakukan apa-apa selain mensupport Ranjani.
"Aku kalo jadi pak Raga udah pasti langsung ambil tindakan dengan lihat cctv itu, Ran." Jelas Devi. Ia merasa Raga terlalu berlarut dalam kesedihan karna kerja samanya berakhir sia-sia.
"Aku pun bakal melakukan yang sama. Tapi kita tunggu pak Raga aja deh."
Ranjani rasa ia sekarang hanya perlu melakukan tugasnya sebagai sekretaris seperti biasa. Meskipun Raga tidak pernah meminta jadwal dan laporan langsung darinya, tetapi lewat rekannya.
—————
Raga masih memikirkan soal usulan dari Ranjani tempo lalu. Bahwa ia harus mengecek cctv yang berada di ruangan Ranjani. Seharusnya Raga cepat mengambil tindakan saat itu, namun rasa sedih dan kecewanya masih melekat.
"Aku harus cek cctv."
Raga pun langsung bergegas ke ruangan cctv berada. Kebetulan di sana tidak ada siapa pun, untunglah Raga bisa mengoperasikannya.
Raga mencari tanggal dua hari sebelum kejadian hilangnya berkas tersebut dan ia pun langsung menemukan sesuatu yang janggal di sana.
Ditampilkan pada layar monitor ada seseorang yang memasuki ruangan Ranjani pada pukul 8 malam, dan itu artinya kantor memang sudah tutup. Hanya ada beberapa karyawan saja yang lembur.
Seseorang tersebut berusaha mengacak semua meja Ranjani seperti mencari sesuatu. Ia pun membuka laci dengan menggunkan alat pencongkel agar bisa membobolnya.
Setelah laci tersebut terbuka, seseorang tersebut langsung mengambil berkas asli dan menukarnya dengan berkas palsu.
Raga mengeratkan giginya, tangannya mengepal hebat saat tau siapa orang yang telah berani menyeludup masuk ke ruangan Ranjani.
Orang tersebut berbalik arah dan wajahnya sangat jelas terangkap kamera cctv, meskipun penerangan di sana redup, tapi Raga mengenali siapa orang tersebut.
Raga pun segera memindahkan file video dari rekaman cctv tersebut ke handphone nya sebagai barang bukti.
Entah apa yang sudah menutupi mata nya dengan fakta sejelas ini, bahwa bukan Ranjani lah yang salah sepenuhnya.
"Eh pak Raga," ujar Ando salah satu staff penjaga cctv tersebut.
"Maaf tadi saya main masuk aja soalnya kamu lagi ga di dalam."
"Tadi saya habis ngecek sesuatu di cctv dan saya pindahin file video nya ke hp saya, ga pp kan?" Tanya Raga pada Ando, meskipun begitu Raga harus tetap meminta izin pada penjaganya.
"Boleh banget pak, bapak ga usah minta izin sama saya," jawab Ando merasa tidak enak karna ia malah keluar mencari makan di saat ada boss nya ke ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
Romance[SEQUEL TOXIC] Pertemuan tidak disangka antara Raga dan Ranjani setelah 4 tahun lamanya berpisah membuat mereka kembali terasa asing. Rasa rindu masih ada di antara keduanya, tetapi ego yang membuatnya tidak pernah mau mengungkapkan perasaan masing...