12

2K 165 21
                                    

Pagi sekali Raga sudah bangun bahkan mendahului Ranjani yang masih tertidur nyenyak memeluk gulingnya.

Raga pun berjalan menuju dapur dan mencari bahan makanan yang masih tersisa di sana. Ia pun melihat masih ada ayam filet yang belum Ranjani olah.

Tanpa melihat tutorial youtube lagi, Raga mencoba memasak dengan menggunakan instingnya.

Kali ini Raga akan memasak curry katsu buatannya sendiri. Untunglah Arita pernah mengajarinya memasak saat masih di rumah mamah dulu, jadi ia masih ingat apa saja yang harus dipersiapkan.

Setelah 1 jam bergumul dengan bahan-bahan, akhirnya Raga berhasil menyajikan curry katsu dengan nasi hangat di sampingnya.

Dengan semangat Raga pun menuju kamar untuk membangunkan Ranjani. Pantas saja Ranjani belum bangun, pagi ini memang masih jam 6, ternyata dirinya yang terlalu awal bangun.

"Ran," bisik Raga duduk di pinggiran ranjang sambil mengelus rambut Ranjani.

Bukannya bangun, Ranjani malah keenakan karna rambutnya dielus oleh Raga. Raga pun terkekeh menyadari hal itu.

"Sayang bangun dulu, aku udah buatin sarapan."

Mendengar Raga memanggilnya membuat Ranjani membukakan matanya dan beradaptasi dengan sekitar dahulu. Ia sedikit lama menatap Raga yang tersenyum di hadapannya.

Tumben sekali Raga sudah bangun pagi buta ini. Biasanya selalu Ranjani yang membangunkannya.

"Kok kamu udah bangun." Ranjani menguap sambil menutup mulutnya. Selimutnya masih ia genggam erat karna udara pagi yang dingin.

"Aku habis bikin sarapan buat kita," jawabnya. Raga mendekatkan wajahnya untuk mengecup bibir Ranjani, namun ditahan oleh Ranjani.

"Aku masih bau," cicit Ranjani. Daridulu ia selalu tidak pede jika Raga menciumnya saat bangun tidur.

Raga pun tersenyum pasrah. "Yaudah, makan dulu aja yuk keburu dingin."

"Kamu duluan, nanti aku nyusul."

Raga mengangguk lalu mengecup kening Ranjani sebelum meninggalkannya.

Hubungan mereka makin hari semakin membaik. Bahkan Raga sudah terang-terangan sering memanggilnya sayang. Namun, Ranjani sendiri masih bingung dengan perasaanya.

Di sisi lain Ranjani masih sayang dengan Raga, di sisi lain rasa traumanya seakan menghantui perasaan Ranjani.

Setelah mencuci muka dan sikat gigi, Ranjani pun menghampiri Raga di ruang tv. Ia tersenyum melihat dua piring curry katsu makanan kesukaannya sudah ada di sana.

Raga sendiri sudah terlebih dahulu menyendokkan makanan buatannya karna perutnya sudah menagih untuk di isi.

"Ini kamu yang buat?" Ranjani duduk di sebelah Raga sambil menatap makanan tersebut dengan berbinar.

"Iya, semoga kamu suka ya," ucap Raga sambil melahap makanannya. Meskipun rasanya tidak seenak buatan Arita, tapi ini tidak terlalu buruk.

Ranjani pun melahap katsu tersebut sambil menyendokkan curry nya ke dalam mulut. Bibirnya mengulas senyum menatap Raga, "Ini enak banget, Ga!!"

"Beneran?" Ranjani mengangguk semangat. Ia kembali fokus memakan miliknya sambil mrnonton tv.

Raga yang melihat itu kembali tersenyum senang. Dari dulu reaksi Ranjani saat mencicipi makanannya memang tidak pernah berubah.

"Oh iya ran, nanti jangan lupa bawa berkas konsep proyek buat Perusahaan Prima ya. Soalnya siang ini mereka bakal datang dan tanda tanganin kerja sama kita."

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang