22

1.3K 77 4
                                    

[Konflik awal dimulai dari part ini ya]

Ranjani menatap prihatin seseorang yang berada di hadapannya. Ini adalah kali ke 3 Mark memohon Ranjani untuk kembali meminjamkan uang kepadanya.

Sebenarnya Ranjani ingin saja membantu Mark, namun jika terus-terusan begini dan meminta dengan jumlah yang banyak Ranjani juga harus berpikir ulang.

Apalagi keuangannya sekarang sedang pas-pas an, ia pun hanya mengandalkan dari gaji suaminya yang sebenarnya lebih dari cukup, namun itu semua untuk kebutuhan rumah tangga dan tabungan mereka.

"Kamu udah coba buat pinjaman ke bank?" Tanya Ranjani, ia yakin Mark pasti sudah meminjam pada bank terlebih dahulu.

"Udah, Ran. Cuma ga cukup," jawab Mark.

"Yaudah, aku pinjemin. Tapi aku mau ikut jenguk ibu kamu juga ya," kata Ranjani.

"J—jangan!"

Ranjani menautkan alisnya, ia sedikit kaget dengan reaksi Mark yang tampak kebingungan. Kenapa Ranjani tidak bole mengunjungi ibunya?

Ranjani hanya ingin melihat seberapa parah kondisi ibu Mark, ia juga sudah lama tidak menyapa ibunya Mark.

"Kenapa, Mark?" Tanya Ranjani curiga.

"Kata Dokter ibu aku butuh istirahat yang cukup dan belum bisa dikunjungi sama kerabat lain, jadi cuma aku yang bisa jaga," alasan Mark. Ia mencoba tenang dalam menyampaikannya.

Mark kembali memasang wajah sendunya dihadapan Ranjani. Dari dulu Mark tau apa kelemahan temannya ini. Ia mudah kasihan dengan orang lain, apalagi jika sudah menyangkut orang tua.

"Ohh yauda, tapi aku pinjemin setengahnya aja ya. Aku takut mas Raga curiga uang tabungan aku makin berkurang," ujar Ranjani tersenyum simpul.

"Ga pp kok, Ran. Secepatnya aku bakal balikin ya," janji Mark setiap ia meminjam uang pada Ranjani.

Ranjani pun mengangguk lalu memberikan uang senilai 5jt diamplop putih pada Mark. Dengan tangan terbuka Mark menerimanya.

Saat Ranjani tengah sibuk bermain handphonenya, diam-diam Mark memotret Ranjani kembali tanpa sepengetahuannya.

"Aku pulang duluan ya, Mark," kata Ranjani lalu beranjak dari kursinya.

Mark mengangguk tersenyum dan mengantarkan Ranjani sampai depan caffee, tadinya Mark ingin mengantarkan Ranjani, namun ia menolaknya dan lebih memilih menggunakan ojek online.

—————

Raga merebahkan kepalanya di paha Ranjani yang tengah membaca buku. Pulang kerja lalu tidur dipangkuan istrinya memang sesuatu yang paling nikmat yang pernah Raga rasakan.

Justru hal-hal sederhana seperti ini membuatnya selalu merasa bersyukur karena memiliki Ranjani di sampingnya.

Ranjani selalu bisa menjadi obat dikala Raga lelah dengan semuanya.

"Jangan tinggalin aku ya, Ran," gumam Raga dengan matanya yang terpejam.

"Mas lagi cape pasti ya," jawab Ranjani lalu menyimpan bukunya.

Tangannya terulur mengusap lembut rambut suaminya. Belakangan ini Raga tengah kacau, apalagi ditambah kasus penggelapan uang di perusahaannya.

Berita ini belum terlalu besar dan hanya diketahui oleh Raga serta beberapa orang kepercayaannya saja. Raga ingin menangani kasus ini tanpa melibatkan media luar atau pihak lain dahulu.

Ranjani yang mengetahuinya ikut prihatin. Dan Raga memintanya untuk tidak membahas hal ini ketika di rumah, ia tidak ingin rumah menjadi neraka juga buatnya untuk saat ini.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang