Maaf ya kalo ada typo, soalnya ini aku no edit.
"Ranjani, will you marry me?"
Kalimat yang tidak pernah Ranjani duga akan keluar dari mulut Raga tepat di hadapannya saat ini.
Ranjani terkejut reflek menutup mulutnya yang menganga. Ia terus menatap Raga dengan tatapan bertanya-tanya. Sementara itu Raga tersenyum getir menunggu jawaban dari Ranjani.
"R—raga," gumam Ranjani pelan. Hatinya berkata iya namun mulutnya tidak bisa berkata seperti itu.
"Aku mau hidup lebih lama sama kamu, Ran. Aku mau bangun keluarga kecil kita bareng kamu," ujar Raga meyakinkan Ranjani.
Raga masih setia berlutut dan menatap Ranjani dengan mata yang berkaca-kaca. Hanya satu ketakutannya, Ranjani menolak lamaran dirinya.
Dengan segala pertimbangan yang matang, Ranjani akhirnya menerima lamaran Raga. Ranjani hanya tidak ingin dirinya menyesal. Bersama Raga memang sakit, tapi tidak bersama Raga ia justru lebih sakit.
"Aku mau."
Raga langsung merubah ekspresi wajahnya. Senyuman lebar tergambar jelas diwajahnya, setelah itu Raga pun memasangkan cincin tersebut di jari tengah Ranjani.
Setelah memasangkan cincin, Ranjani reflek memeluk Raga dengan kencang begitupun sebaliknya. Ranjani terisak didekapan tubuh Raga.
Sampai saat ini dirinya masih tidak menyangka bahwa Raga akan meminang dirinya. Meskipun pertemuan mereka kali ini masih cukup singkat, namun ketetapan hati Ranjani sudah tidak diragukan.
Ranjani mau membangun kembali cintanya bersama Raga. Seberapa keras ia mencoba denial terhadap perasaannya, tetapi hatinya tetap tidak bisa berbohong.
"Makasih sayang," isak Raga pelan. Ia pun melepaskan pelukannya dan menatap wajah calon istrinya.
"Makasih udah kasih kesempatan buat aku," tangan Raga mengusap air mata yang terus berjatuhan ke pipi Ranjani.
Ranjani hanya bisa mengangguk, ia masih sulit untuk berbicara dan mendeskripsikan rasanya. Tapi yang jelas, ia sangat bahagia sekarang.
"Udah jangan nangis lagi, lanjut makan nya ya."
—————
Makan malam mereka pun sudah selesai dan Raga mengantarkan Ranjani ke apartemennya untuk beristirahat. Saat diperjalanan, Raga melihat masih ada toko bunga yang buka, ia pun berhenti sebentar untuk memberinya pada Ranjani.
"Mau ngapain, Ga?" Tanya Ranjani bingung menatap Raga hendak keluar dari mobil.
"Sebentar ya."
Ranjani pun hanya mengangguk patuh, ia matanya mengikuti arah Raga berjalan dan ternyata ia mampir ke tokp bunga. Ranjani masih terdiam, ia melihat Raga tengah berbicara dengan penjualnya, sepertinya minta dicarikan bunga requestannya.
Setelah mendapatkan bunga tersebut, Raga pun kembali ke mobil dengan senyum sumringah diwajahnya. Lalu ia mempersembahkan bucket flowers dengan nuansa pink, ungu, merah dan putih untuk sang calon istri.
"Buat kamu," kata Raga memberikan bunga pada Ranjani.
Ranjani kaget, meskipun ia tau ini pasti untuknya tapi yang Ranjani kagetkan adalah selama ia kenal denga Raga, baru kali ini Raga membelikkannya bunga.
"Beneran?"
"Beneran dong sayang."
"Kamu suka?" Tanya Raga masih menatap Ranjani dengan senyuman.
Ranjani mengangguk tersenyum. Ia masih menatap bunga yang ada didekapannya. Begitu cantik dan wangi, warnany Ranjani sangat suka. Tapi, yang paling ia suka adalah effort lelaki di hadapannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
Romance[SEQUEL TOXIC] Pertemuan tidak disangka antara Raga dan Ranjani setelah 4 tahun lamanya berpisah membuat mereka kembali terasa asing. Rasa rindu masih ada di antara keduanya, tetapi ego yang membuatnya tidak pernah mau mengungkapkan perasaan masing...