Ranjani menuruti permintaan Raga untuk menginap di rumahnya. Raga memberi opsi pada Ranjani untuk menginap di sini dan Raga akan menceritakan siapa yang sudah mencuri berkas tersebut, atau Ranjani pulang dan Raga tidak akan memberitahu siapa pelakunya.
Tawaran yang terkesan memaksa untuk Ranjani karna ia sudah terlanjur penasaran dengan siapa pelakunya.
Karna setau Ranjani, selama ia bekerja di perusahaan Raga tidak pernah ada yang syirik atau benci kepadanya.
Ranjani akrab dengan hampir semua karyawan, bahkan saat makan siang sering kali banyak yang mengajaknya untuk makan bersama, meskipun ujung-ujungnya ditolak karna Raga ingin ditemani makan.
"Jadi siapa pelakunya?" Rasa pensaran Ranjani semakin meningkat, ia bahkan sudah siap dengan posisi ternyamannya. Membawa guling ke atas pahanya sambil memperhatikan wajah Raga.
"Ceritanya nanti aja deh," ucap Raga malas, ia malah bersandar di sebelah Ranjani dan membuka laptopnya.
"Kamu udah janji mau ceritain ini sama aku, Ga," protes Ranjani, ia melirik kesal pada pria di sebelahnya.
Raga menghela nafasnya, ia sebenarnya malas membahas hal ini karna jadi teringat dengan kejadian tempo lalu.
"Kamu penasaran banget?"
Ranjani mengangguk, "Ayo cerita."
"Angel yang udah curi berkas itu," jawab Raga spontan tanpa menatap Ranjani.
"Hah?"
"Kok bisa?"
"Aku gatau motif dia apa buat curi berkas itu, lagi pula berkas itu juga gaada guna nya buat dia kan?" Kata Raga.
Ranjani berpikir sejenak, ada benarnya juga kata Raga. Sebenarnya Angel tidak akan untung juga mengambil berkas tersebut, untuk apa?
Apa Angel ini hanya orang suruhan untuk mengambil berkas penting itu. "Apa Angel orang suruhan, Ga?"
Raga menoleh pada Ranjani, "Suruhan?"
"Iya, yang kamu bilang itu masuk akal. Buat apa Angel ambil berkas itu, ga ada guna nya juga kan buat dia. Malah dia yang kena batunya. Menurut aku Angel hanya sebagai orang suruhan, secara dia kan staff perusahaan dan punya akses keluar masuk."
"Coba pikir-pikir lagi deh, kamu punya saingan atau musuh dari luar engga yang tau proyek kamu ini?"
Pernyataan Ranjani membuat Raga berpikir keras. Apakah benar ada musuh dari luar yang mempergunakan Angel untuk mengambil berkas tersebut? Tapi, siapa orang itu?
Selama berbisnis Raga tidak pernah mempunyai saingan atau pun musuh, ia selalu bermain aman dan menghindari sesuatu yang akan merugikan perusahaan. Jadi, menurutnya musuh dari luar tidak mungkin.
"Aku ga pernah punya musuh dari luar."
"Tapi masa dari dalem perusahaan?"
"Yah bisa jadi aja," jawab Ranjani pelan.
"Siapa dong?"
Ranjani menggedikkan bahunya, "Aku mana tau."
Raga menghela nafasnya, ia saja tidak tau apalagi Ranjani.
"Lupain aja deh, lagian Angel udah aku pecat juga."
"Waktu kapan?"
"Tadi siang, di ruangannya. Banyak karyawan yang nyaksiin juga," ujar Raga kembali memainkan laptopnya.
Ranjani tersenyum dan menghela nafasnya pelan. Ia mencoba mendekatkan diri pada Raga lalu menyandarkan kepalanya di bahu Raga.
"Seharusnya kamu ga pecat Angel di hadapan karyawan lain, Ga," tutur Ranjani dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
Romance[SEQUEL TOXIC] Pertemuan tidak disangka antara Raga dan Ranjani setelah 4 tahun lamanya berpisah membuat mereka kembali terasa asing. Rasa rindu masih ada di antara keduanya, tetapi ego yang membuatnya tidak pernah mau mengungkapkan perasaan masing...