39 (End)

1.1K 53 4
                                    

2 bulan kemudian

Ranjani masih sibuk berdanan, ia hari ini ada jadwal check up kandungan bersama Raga.

Setelah huru hara rumah tangga mereka, akhirnya Ranjani memutuskan untuk memaafkan dan menerima Raga kembali.

Kejadian yang lalu memang sempat membuat Ranjani down dan merasa dunia tidak adil untuknya, ia yang saat itu butuh support dari suaminya namun ternyata suami malah ikut menuduh dirinya.

Namun, setelah masalah tersebut terungkap Raga meminta maaf dan menunjukan keseriusannya pada Ranjani. Selama kurang lebih 1 bulan, Ranjani menjaga jarak dengan Raga, ia perlu sembuh terlebih dahulu dengan lukanya hingga akhirnya bisa berdamai dengan itu semua.

Usaha Raga memang tidak main-main, Ranjani bisa melihat ketulusan dan keseriusan darinya. Lagi pula Ranjani saat itu tidak serius ingin pisah dengan Raga, ia hanya sedang kacau saja hingga akhirnya keluarlah kata-kata tersebut.

Setelah hubungan membaik, ternyata Tuhan memberikan mereka kesempatan kembali untuk merasakan menjadi orang tua.

Ranjani dinyatakan hamil saat ia seharian merasakan mual yang hebat. Tadinya Ranjani mengira ini hanya telat makan, namun Raga memberikannya test pack dan menunjukan 2 garis merah.

"Udah siap belum sayang?" Raga menghampiri Ranjani dan langsung memeluk istrinya dari belakang.

Raga tersenyum kagum melihat kecantikan Ranjani di depan cermin. Ia selalu merasa beruntung dapat memiliki Ranjani dalam hidupnya.

"Tinggal pake lipstik aja mas," ucap Ranjani memilih lipstik berwarna coral.

"Cantik banget sayang," bisik Raga ditelinga Ranjani. Ia mencium lembut pipi Ranjani.

Ranjani hanya tersenyum membalasnya, semenjak berbaikan Raga memang tidak pernah absen memuji dirinya. Bahkan Raga terang-terangan memuji Ranjani ketika ikut berkumpul dengan teman atau rekan bisnisnya.

"Udah selesai, yuk mas," kata Ranjani hendak beranjak.

"Main sebentar dulu bisa kali, yang," goda Raga dengan bibinya yang sudah mengecup basah leher Ranjani.

Ranjani menahan lenguhannya, tangannya berusaha menghidarkan kepala Raga dari lehernya.

"Mas, aku udah dandan cantik gini mau kamu acak-acak?" Jawab Ranjani dengan wajah kesal, ia menyerengitkan alisnya.

"Nanti aku dandanin lagi," kata Raga dengan tenang.

"Engga, engga, kita berangkat sekarang!" Putus Ranjani lalu melepaskan pelukan Raga.

Raga menghela nafasnya panjang, ia tersenyum lalu mengikuti Ranjani dari belakang.

Mereka memutuskan untuk check up di Dokter Veronika, Dokter yang kemarin menangani kandungan Ranjani. Mereka sudah cocok dengan Dokter tersebut karena pelayanan dan juga informasinya lengkap.

"Usia nya udah 3 minggu bu, janinnya sehat," ujar sang dokter melakukan USG pada Ranjani.

Ranjani menatap tersenyum pada layar monitor, ia senang karena kunjungannya kali ini membuat mereka antusias menyambut kelahiran buah hatinya.

"Ibunya happy kan? Di lihat dari janin sih baik-baik dan nyaman di sana, tidak seperti kehamilan sebelumnya," kata Dokter Vero.

Raga tersenyum getir mendengarnya, ia jadi mengingat kembali kejadian tersebut.

"Saya harap ibu dan bapak bisa saling menjaga dan merawat sang buah hati ya, ini udah bagus loh kesehatannya. Sepertinya efek dari ibu juga juga yang happy akhir-akhir ini."

"Iya Dokter, kami sekarang bakal merawat anak ini dengan baik. Dan untuk yang kemarin cukup menjadi pelajaran buat kami," jawab Raga dengan senyum getir.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang