1 tahun sudah usia pernikahan Raga dan Ranjani. Banyak hal yang sudah mereka lalui dan selesaikan bersama dalam rumah tangganya. Mereka kira setelah menikah justru masalah berkurang, ternyata ujiannya ada saja, tapi untunglah mereka selalu mau untuk menyelesaikan permasalahan berdua.
Ada satu hal yang menjadi penantian mereka sampai saat ini, yaitu seorang anak. Raga dan Ranjani tidak pernah menunda setelah mereka menikah, bahkan Raga rajin menanam benihnya pada Ranjani, namun sepertinya tuhan belum memberikan kepercayaan kepada mereka.
Namun hal tersebut tidak terlalu mereka pusingkan. Raga dan Ranjani yakin suatu saat ia akan merasakan menjadi seorang ibu. Mungkin sekarang mereka sedang diberikan fokus untuk berduaan dahulu sebelum hadirnya seorang anak.
"Caffe gimana, Ran?" Tanya Raga duduk di samping istrinya. Ia pun mengambil pisang goreng yang Ranjani sediakan.
"Lumayan sih mas, cuma kayanya akhir-akhir ini lagi aga sepi," curhat Ranjani. Ia memasang wajahnya sedikit murung.
Ranjani dan para team caffe sudah memasang promo lumayan besar agar caffe mereka kembali naik, namun sepertinya kurang ampuh juga.
"Ga pp, kamu gausah terlalu stress mikirinnya. Lagian usaha caffe cuma sebagai sampingan, itung-itung biar kamu ga boring di rumah aja. Kalo rame syukur, kalo engga ya mungkin belum rezeki," jawab Raga menenangkan Ranjani.
Raga hapal betul bagaimana Ranjani. Ia memang terlalu memusingkan segala hal, padahal Raga sudah bilang ia tidak masalah jika caffe tidak selalu ramai, ini bukan kesalahannya.
"Apa kita adain live music aja mas tiap malam minggu?"
"Boleh tuh," jawab Raga.
Ranjani tersenyum, sepertinya ia tau siapa temannya yang pantas untuk manggung di caffenya. Semoga saja ide nya ini bisa membuat caffe nya ramai kembali.
"Oh iya Ran, kayanya malam ini aku bakal lembur lagi, kamu ga pp kan?"
"Ga pp kok mas, nanti aku bawain bekel ya," kata Ranjani bersemangat. Raga pun mengangguk.
Ranjani memang tidak pernah gagal untuk melayaninya. Ia beruntung memiliki Ranjani dalam hidupnya. Hal sekecil apapun Ranjani bahkan memperhatikannya.
"Kamu jangan terlalu cape ya, Ran," kata Raga tersenyum simpul.
"Engga kok mas."
"Jangan terlalu banyak pikiran juga," lanjut Raga lagi.
"Dokter bilang kan katanya kalo bisa kamu jangan terlalu cape sama stress."
Ranjani terdiam sejenak. Raga dan Ranjani memang sempat ke dokter kandungan untuk cek apakah ada permasalahan pada mereka karena tidak kunjung memiliki keturunan, namun semuanya baik-baik saja.
"Iya mas aku ngerti kok," jawab Ranjani tersenyum.
—————
Sesuai janjinya, Ranjani mengantarkan bekal makan malam untuk Raga ke kantornya. Tadinya Raga yang ingin mengambil ke rumah, namun Ranjani bilang ingin sekalian mampir ke kantor melihat keadaanya.
"Selamat malam bu, mau ke Pak Raga ya?" Tanya Kirana salah satu staff di perusahaan Raga.
Ranjani mengangguk tersenyum, "Iya nih, Kirana. Aku bawain bekel buat mas Raga, katanya malam ini karyawan pada lembur ya?" Tanya Ranjani.
"Iya bu, soalnya kita lagi kedapatan proyek besar jadi harus ngejar target," jawab Kirana.
Ranjani pun ber oh ria, ia lalu pamit pada Kirana untuk mengunjungi ruangan Raga yang berada di lantai atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
Romance[SEQUEL TOXIC] Pertemuan tidak disangka antara Raga dan Ranjani setelah 4 tahun lamanya berpisah membuat mereka kembali terasa asing. Rasa rindu masih ada di antara keduanya, tetapi ego yang membuatnya tidak pernah mau mengungkapkan perasaan masing...