25

945 86 11
                                    

Raga Pov

Sudah seminggu berlalu semenjak kejadian tersebut, hubunganku dengan Ranjani masih saja belum membaik. Sebenarnya di sini karena aku yang masih membatasi diri dengan Ranjani. Aku selalu menghindari kontak mata dan fisik ketika berdekatan dengannya.

Aku bingung harus mempercayai cerita siapa. Di satu sisi aku ingin sekali mempercayai Ranjani, namun bukti yang aku dapati dari Mark dan Ranjani sendiri sudah sangat jelas.

Awalnya aku mengira ini hanya jebakan semata, namun saat melihat isi chat Ranjani dam Mark, lalu beberapa gambar yang Mark kirim saat mengantar Ranjani pulang, nongkrong di Caffe dan itu tanpa sepengetahuanku, di situ harga diriku sebagai kepala rumah tangga seperti diinjak-injak.

Ranjani adalah orang yang selalu mengkomunikasikan atau menceritakan apapun yang ia lakukan setiap harinya ketika aku pulang kerja.

Namun, ketika ia bertemu dengan Mark diam-diam Ranjani tidak pernah menceritakannya. Bahkan saat ia pergi janiian di caffe pun Ranjani tidak pernah bilang dan izin padanya.

Kejadian tersebutlah yang membuat aku semakin yakin dengan semua bukti yang aku lihat bahwa mereka memang mempunyai hubungan khusus di belakangku.

Mengingat Mark dan Ranjani memang saat sekolah adalah teman dekat, aku jadi semakin percaya jika Ranjani mengkhianatiku diam-diam.

Aku hanya perlu waktu dan menenangkan diri atas semua kenyataan yang terjadi dihidupku ini secara tiba-tiba.

Bayangan Ranjani dan Mark yang tidur satu ranjang terus membuatku semakin kecewa terhadap Ranjani, wanita yang selama ini aku cintai.

————
Author Pov

Sore ini Raga dan Ranjani berkunjung ke rumah orangtua Raga karena orangtua Raga mengundang mereka untuk mampir ke rumahnya.

Sudah hampir 2 bulan ini mereka sama sama sekali tidak berkunjung ke rumah orangtua Raga karena kesibukan dan jadwal Raga yang padat, ditambah lagi karena masalah yang tengah mereka hadapi akhir-akhir ini.

"Jangan nampakin kalo kita lagi ada masalah di depan bunda," kata Raga sebelum mereka turun dari mobil.

"Harusnya aku yang bilang kaya gitu sama, Mas. Kan mas yang selama ini nyuekin aku," jawab Ranjani tanpa menatap suaminya.

Ranjani merasa sudah tidak mempunyai kesempatan untuk membuat Raga percaya kepadanya. Segala cara telah ia lakukan, namun Raga masih dengan sikap dinginnya sampai saat ini.

"Aku kaya gini juga gara-gara kamu, Ran," jawab Raga parau. Ia menatap Ranjani serius.

Ranjani pun kembali menatap Raga, hatinya sangat sakit melihat suami yang ia cintai tidak mau mempercayai dirinya. Dan selalu menatap tajam Ranjani akhir-akhir ini.

"Kita ga bakal ribut kaya gini kalo kamu percaya sama aku. Udah itu aja, Mas," kata Ranjani penuh penekanan. Jika sudah membahas masalah ini, keduanya selalu saja memanas.

"Ck," kata Raga berdecak, ia tersenyum satir dan membuang mukanya.

Dada Ranjani naik turun, ia mati-matian menahan agar air matanya tidak turun melihat perlakuan suaminya yang semakin buruk.

"Maling mana ada yang mau ngaku, Ran."

"AKU GA SELINGKUH!!" Teriak Ranjani. Dirinya meledak, wajahnya memerah dengan air mata yang sudah berjatuhan dipipi nya.

"Harus berapa kali aku bilang kalo aku gak selingku— Hmpppttt-" Belum sempat Ranjani melanjutkan perkataannya, Raga sudah lebih dulu menarik tengkuk Ranjani lalu melumat bibir nya dalam.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang