Warning 21+
Raga akhirnya mau mengantar Ranjani untuk Check Up kandungannya yang ke 3 dan ini suatu peningkatan dari hubungan mereka.
Ranjani memerlukan effort yang cukup lama untuk akhirnya bisa meluluhkan hati Raga dan mau mengantarnya melihat kondisi anak mereka.
Sebenarnya tujuan Ranjani membawa Raga adalah agar Raga tau bagaimana kondisi bayi mereka semakin hari. Ranjani pun berharap, dengan taunya Raga akan kondisi bayinya membuat ia memiliki belas kasihan dan kekhawatiran hingga akhirnya mau bersama merawat anak mereka.
"Gimana dok?" Tanya Raga yang sepertinya penasaran mendengar perkembangan anaknya.
Ranjani mengulum senyumnya, tidak dapat dipungkiri ada secercah harapan dihatinya untuk kembali berbaikan dengan Raga. Semoga saja.
"Bagus, kondisi ibu dan bayinya sekarang sudah mulai sehat dan kuat. Saya harap Ibu Ranjani bisa tetap menjaga moodnya tetap baik dan bahagia ya bu, saya rasa anak juga di dalam ikut merasakan jika ibunya bahagia," kata sang Dokter menjelaskan.
Ranjani semakin tersenyum senang, untunglah saat Raga mengantarnya ternyata kondisi bayi mereka semakin membaik. Sepertinya ini memang efek mood Ranjani yang sekarang tidak terlalu berantakan.
Beberapa minggu ini Ranjani mencoba mebgabaikan hal-hal yang akan mengancam kesehatan bayinya. Ia bahkan menghindari Raga tiap kali datang sinyal untuk mengungkit masalah tersebut. Alhasil, mood nya bisa lebih baik dan ternyata itu sangat berpengaruh pada sang bayi.
"Pak, Ibunya sering-sering diajak jalan-jalan ya biar mood nya semakin baik," pesan Dokter dan dibalas anggukan oleh Raga.
Raga sepertinya ada pertanyaan yang mengganjal dihatinya, ia pun dengan ragu menanyakannya pada sang dokter.
"Dok, apakah diminggu ke 12 ini sudah boleh berhubungan dengan istri saya?"
Hah
Ranjani sontak membulatkan matanya mendengar pertanyaan konyol dari Raga. Apakah maksudnya ia ikut Ranjani kontrol hanya untuk menanyakan hal ini saja?
"Tentu boleh, Pak. Namun, saya anjurkan untuk lebih berhati-hati agar kejadian seperti pendarahan kemarin tidak terulang. Dan saya sarankan untuk posisinya bisa Ibu Ranjani yang berada di atas agar tidak menindih bayinya," jawab Dokter dengan tersenyum.
Raga tersenyum mendengar jawaban sang Dokter, sementara itu Ranjani hanya bisa menghela nafasnya. Sekarang ia yang mati kutu karena hanya Raga dan Dokter saja yang berinteraksi.
Setelah selesai check up, Raga mengantarkan Ranjani terlebih dahulu mampir ke minimarket terdekat untuk membeli susu ibu hamil yang sudah habis di rumah.
Sebenarnya, tanpa sepengetahuan Ranjani, Raga sudah membelikannya susu tersebut namun ia masih menyimpannya di kotak yang lain, Raga masih terlalu gengsi untuk menunjukan kepeduliannya.
"Mas mau beli sesuatu?" Tanya Ranjani melihat suaminya yang hanya mengikuti dari belakang.
"Aku mau cereal aja, Ran," jawab Raga menunjuk cereal di depannya.
"Tumben," gumam Ranjani sambil mengambil beberapa box cereal dan susunya.
"Biar kamu ga cape bikinin aku sarapan," jawab Raga tanpa menatap Ranjani.
Ranjani sontak melirik suaminya dan tersenyum heran, ia tau Raga sebenarnya peduli terhadap mereka, namun mungkin ia masih malu untuk terlalu menunjukkannya.
Melihat Ranjani yang nampak kesulitan menenteng belanjaannya, Raga pun mengambil alih peran tersebut tanpa menghiraukan lirikan Ranjani. Belakangan ini memang sikap Raga sudah mulai kembali mencair, namun bicaranya masih diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
Romance[SEQUEL TOXIC] Pertemuan tidak disangka antara Raga dan Ranjani setelah 4 tahun lamanya berpisah membuat mereka kembali terasa asing. Rasa rindu masih ada di antara keduanya, tetapi ego yang membuatnya tidak pernah mau mengungkapkan perasaan masing...