Raga kali ini berinisiatif membuatkan susu hamil yang biasa Ranjani minum setiap pagi.
Diam-diam Raga sering memperhatikan Ranjani ketika membuat susu untuk diminumnya dan berapa takaran susu serta airnya hingga pas.
Raga pun meletakkannya dinakas dan membangunkan Ranjani yang masih terlelap dalam tidurnya.
Malam tadi Ranjani sempat mengeluhkan bahwa perutnya sedikit sakit dan keram, itu membuat Raga khawatir dan langsung siaga mengelus perut Ranjani sampai ia tertidur.
Semakin hari sikap Raga kini sudah mulai membaik kepada Ranjani. Ia seperti melupakan tentang masalah rumah tangganya yang beberapa bulan lalu sempat membuat mereka berjarak.
Ternyata, jauh dari Ranjani hanya membuat Raga semakin sengsara. Ia yang saat itu super gengsi jadi melakukan semuanya sendirian.
Bahkan pernah suatu ketika Ranjani kesal dengan Raga karena mengabaikannya dan membalaskan dendam dengan tidak mencucikan pakaian milik Raga. Allhasil Raga terpaksa melaundry pakainnya sendiri.
"Ran," panggil Raga sambil mengelus lengan Ranjani agar bangun.
Ranjani hanya mengusik dan masih memejamkan matanya. Malam tadi ia memang tidur cukup larut karena kandungannya yang tiba-tiba sering sakit.
"Ran, minum susu dulu. Ini udah jam 9," ujar Raga melirik jam, ia sendiri juga sebenarnya sudah telat masuk ke kantor.
Ranjani pun membalikkan badannya menghadap Raga dan menatapnya dengan mata yang sayu.
"Mas," panggil Ranjani pelan. Ia melirik nakas yang sudah tersedia susu hamil miliknya. Ranjani pun tersenyum, tumben sekali Raga membuatkannya.
"Minum dulu susunya," kata Raga menyodorkan segelas susu kepada Ranjani.
Dengan wajah yang kaku dan masih terkesan gengsi, Raga mencoba bersikap biasa saja pada Ranjani. Tapi, bukan Ranjani namanya jika tidak mengerjai Raga dulu agar mau mengungkapkan perasaanya.
"Mas yang bikinin?" Raga mengangguk menanggapi pertanyaan Ranjani.
"Takarannya emang tau?"
"Tau, aku sering liat kamu bikin," jawabnya jujur. Ranjani pun mengangguk dan menenggak susu nya perlahan hingga habis.
"Susu buatan kamu ajaib banget, Mas," kata Ranjani sambil meletakkan gelasnya.
Raga mengangkat satu alisnya heran menunggu perkataan Ranjani selanjutnya.
"Bisa bikin perut aku mendingan. Padahal tadi pas bangun masih kerasa sakit loh. Kayanya anak kita seneng dibuatin susu sama ayahnya deh," jawab Ranjani tersenyum menggoda Raga.
Raga hanya berdeham mencoba mengalihkan dirinya yang mulai salah tingkah. Ia berpikir ternyata campur tangan dirinya sangat berpengaruh terhadap bayi mereka. Dan ini semakin membuat Raga bersemangat.
"Bilang aja kamu males," jawab Raga terkekeh pelan.
"Loh, engga mas. Beneran nih perut aku langsung enakan lagi," ujar Ranjani membawa tangan Raga untuk menyentuh perutnya.
Raga dapat merasakan ada sedikit pergerakan di dalam perut Ranjani saat ia menyentuhnya. Dan getaran itu sampai ke dalam hati Raga. Entah kenapa dirinya seperti langsung terkoneksi dengan bayi yang ada di dalamnya.
Namun, dalam hatinya kecilnya entah kenapa ia masih meragukan apakah itu memang benar anak mereka.
"Kenapa, Mas?" Tanya Ranjani yang melihat Raga hanya terdiam memandangi perutnya.
Raga selalu bereaksi sama ketika memegang perut Ranjani. Ia pasti terdiam dan menatap lama tanpa mengeluarkan respon apa-apa. Dan itu membuat Ranjani sedikit takut dan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
Romance[SEQUEL TOXIC] Pertemuan tidak disangka antara Raga dan Ranjani setelah 4 tahun lamanya berpisah membuat mereka kembali terasa asing. Rasa rindu masih ada di antara keduanya, tetapi ego yang membuatnya tidak pernah mau mengungkapkan perasaan masing...