23

932 58 7
                                    

2 bulan kemudian

Setelah kejadian 2 bulan yang lalu tentang korupsi yang dilakukan oleh Mark, kini perusahaannya semakin maju dan berkembang.

Raga dan rekan lainnya baru menyadari ternyata kejanggalan dari setiap proyek yang akhirnya batal kerja sama atau berhenti ditengah jalan karena dana yang masuk ke perusahaan selalu kurang akibat ulah Mark.

Raga sangat menyesal menyerahkan semuanya pada Mark saat itu. Karena Raga yakin Mark dulu bukan orang yang akan mengkhianatinya.

Namun, kini Raga sudah bisa lega karena satu per satu permasalahan di perusahaannya terselesaikan dengan baik. Mark pun sampai saat ini belum muncul lagi di hadapannya, bahkan tidak pernah menghubunginya juga.

"Kamu besok jadi pergi ke Mall nya?" Tanya Raga sambil menyenderkan dagunya pada pundak sang istri.

Ranjani mengelus kepala Raga dengan lembut. Suaminya khawatir karena ia besok pergi ke Mall sendirian. Biasanya Raga selalu bersama Ranjani jika ingin berbelanja, namun kebetulan besok Raga ada meeting dengan perusahaan lain.

"Jadi mas, soalnya stok makanan di dapur udah pada abis. Kita juga udah 2 hari ini kan makan nya Go Food mulu," kata Ranjani.

Ranjani merasa boros jika terus-terusan pesan makan di luar, ia lebih memilih untuk masak karena bisa 2 kali makan untuk mereka.

"Aku khawatir sama kamu, Ran. Dokter bilang sekarang kondisi kesehatan kamu juga harus mulai diperhatiin. Kayanya mulai sekarang kita sewa ART aja ya? Biar kamu ga kecapean," khawatir Raga.

Ranjani memutar tubuhnya menghadap Raga. Ia meraih wajah suaminya dan menatapnya dengan tersenyum. Ranjani tau Raga khawatir, namun ia merasa tubuhnya masih kuat dan tidak apa-apa jika hanya mengerjakan pekerjaan rumah.

"Kalo ada ART di rumah nanti aku malah ga ada kerjaan, Mas," keluh Ranjani.

Raga menghela nafasnya pasrah, jika Ranjani sudah memasang wajah memohon, ia pasti tidak tega untuk memaksanya lagi.

"Yaudah deh kalo kamu gamau," jawab Raga sambil mengecup bibir Ranjani.

Setelah membersihkan diri, mereka pun langsung menuju kasur. Ranjani menjadikan lengan Raga sebagai bantalnya, ia memeluk tubuh suaminya begitu erat.

Selama seminggu ini, waktu mereka berduaan memang jarang sekali. Bahkan Raga pernah menginap di kantor dan pulang larut karena kerjaannya yang sedang hectic.

Mau tidak mau, Ranjani pun harus memaklumi keadaannya. Yang terpenting Raga melakukan semua ini juga demi keluarga mereka.

"Maaf ya, akhir-akhir ini aku jarang banget ada di rumah. Gabisa nemenin kamu masak, nonton, bersih-bersih rumah, aku cuma—"

Ranjani langsung mengecup bibir Raga dengan cepat sebelum ia meneruskan kalimatnya. Ranjani memang kesepian, namun selama Raga tetap memprioritaskan Ranjani, ia tidak menganggap itu masalah.

"Mas, jujur aku memang kadang kesepian kalo kamu jauh. Tapi, aku ga pernah permasalahin itu karena aku tau kamu kerja cari nafkah juga buat keluarga kita."

"Kamu bisa tidur malem ini sama aku aja udah lebih dari cukup mas," lirih Ranjani lalu memeluk suaminya kembali.

Raga pun membalas pelukan Ranjani. Istrinya memang rumah ternyaman untuk ia pulang. Segala permasalahan kantor pun akan menjadi ringan jika ia sudah memeluk Ranjani. Entah apa jadinya jika ia hidup tanpa Ranjani.

____

Siang ini Ranjani diantar oleh Raga menuju Mall yang terdapat supermarket juga di dalamnya untuk berbelanja kebutuhan rumah mereka. Raga tadinya ingin menemani Ranjani sebentar, namun Ranjani menolaknya, ia takut Raga telat menghadiri meeting.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang