Raga menghampiri Ranjani yang sudah siap mengenakan setelan kemeja dan blazer hitamnya. Ia tersenyum kecil melihat wanitanya, rasanya ingin sekali Raga memeluknya dari belakang.
"Udah siap?" Tanya Raga membenarkan kerahnya.
"Udah, yuk."
Raga dan Ranjani pun langsung menuju kantor, namun Raga tidak ikut turun karena ia bilang ada urusan mendadak.
Ranjani pun mengiyakannya lalu bergegas menuju ruangannya. Ranjani ditugaskan Raga untuk menyelesaikan pekerjaan yang kemarin masih belum selesai.
Namun, saat tadi dimobil Raga terlihat lebih diam dan memasang wajah yang datar. Tidak ada percakapan apa pun dari mereka, bahkan saat Ranjani menanyakan soal makanannya tadi Raga hanya menjawab singkat.
Tanpa mau ambil pusing, Ranjani pun langsung mengerjakan kerjaanya.
—————
Waktu sudah menunjukan pukul 4 sore dan Raga masih belum kembali ke kantornya. Ranjani mencoba mengirimkan pesan pun tidak ia jawab dan telepon pun tidak dijawab.
Ranjani sedikit merasa kahwatir karena Raga tidak ada kabar sama sekali. Ranjani pun tadi menanyakan pada resepsionis dan belum melihat tanda-tanda Raga memasuki kantor.
Saat Ranjani akan beranjak dari tempat duduknya, ia dikagetkan oleh kedatangan salah satu rekan kerjanya.
"Kenapa Fes?" Tanya Ranjani sambil membereskan bukunya.
"Pak Raga belum ke kantor ya?" Fesa sedikit berbisik pada Ranjani.
Ranjani mengerutkan dahinya, kenapa Fesa berbisik padanya. Ia melihat sekeliling, memang keadaan masih ramai.
"Belum, kenapa Fes?"
"Kalo ada yang perlu ditanda tanginin titip ke aku aja."
Lalu Fesa menarik tangan Ranjani dan membawanya ke lorong toilet. Ranjani pun melirik Fesa dengan kebingungan, pasalnya kenapa tiba-tiba begini.
"Aku tadi ketemu pak Raga."
"Hah, dimana?" Tanya Ranjani mengerutkan dahinya. Entah kenapa dirinya jadi ikut penasaran.
"Di Rumah Sakit."
"Sebelum ke kantor, aku anterin kakak aku buat check kandungan dulu. Nah, kebetulan pak Raga duduk di kursi depan paling pojok."
"Mau tau ga sama siapa?" Lanjut Fesa membuat Ranjani semakin penasaran.
Jantung Ranjani tiba-tiba berdebar tidak karuan. Entah kenapa feelingnya merasa tidak enak.
"Sama siapa emangnya?" Tanya Ranjani pelan.
"Sama cewe, Ran."
Deg
"Tapi ga sampe situ aja. Cewe itu duduk di sebelah pak Raga dan dia gandeng tangan pak Raga. Sampe akhirnya aku dibuat kaget waktu pak Raga nuntun cewe itu buat masuk ke ruang check up kandungan."
Tubuh Ranjani mendadak membeku, entah kenapa hatinya begitu sakit ketika mendengar informasi dari Fesa. Apakah ini sebabnya Raga tidak ke kantor selama seharian?
"Aku ada fotonya." Fesa pun menunjukkan potret Raga yang tengah menuntun perempuan hamil di sebelahnya. Kehamilannya sepertinya sudah tua karna sudah terlihat besar.
"Apa itu istrinya pak Raga ya?"
"Tapi masa iya? Yang aku tau si pak Raga kan belum nikah."
Ranjani seketika menatap nanar wajah Fesa. Entah kenapa ia tidak pernah berpikir kesana. Ia selalu percaya jika Raga tidak memiliki kekasih atau wanita yang dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
Romance[SEQUEL TOXIC] Pertemuan tidak disangka antara Raga dan Ranjani setelah 4 tahun lamanya berpisah membuat mereka kembali terasa asing. Rasa rindu masih ada di antara keduanya, tetapi ego yang membuatnya tidak pernah mau mengungkapkan perasaan masing...