13: Rahasia Leanna 1

792 89 5
                                    

---

"Leanna Mentari Iskandar? Kamu baru masuk kuliah?" Pria berkaca mata itu membaca selembar CV di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Leanna Mentari Iskandar? Kamu baru masuk kuliah?" Pria berkaca mata itu membaca selembar CV di tangannya.

Leanna sedikit gugup ketika berada di ruangan manajer itu. Dari lantai 20, pemandangan kota Panajam dan langit biru terpampang dari jendela-jendela besar di belakang kursi pak Manajer. Hari ini adalah interview terakhirnya. Akhirnya hanya lima orang saja yang terpilih untuk memenuhi tes terakhir.

"Iya, Pak..." jawab Lea pelan.

"Banyak juga pengalaman kerjamu, Ya. Rata-rata... Sales Promotion Girl mobil, elektronik dan pemasaran di perusahaan makanan," ucap pria itu lagi.

"Iya, pak. Saya memang pekerja paruh waktu atau Freelance sejak duduk di sekolah menengah atas. Jadi saya sangat senang sekali, jika diterima di perusahaan telekomunikasi sebesar PT. Telphonsel."

"Oh, tetapi kamu tidak punya pengalaman sebagai Sales canvasser." Manager HRD itu melirik Lea dari balik kertasnya. "Penapilanmu cukup menarik dan cantik, kenapa tidak melamar ke bagian sekretaris saja? Kamu pasti bisa mengoperasikan komputer, Kan?"

"Terakhir... saya melihat kualifikasi Sekretaris, harus lulusan sarjana, Pak. Lagi pula kalau di bagian sales, saya pasti bisa mendapatkan insentif berlebih jika kerja saya maksimal," jawab Lea jujur.

"Gaji sekretaris juga cukup bagus dan sudah pasti kamu juga akan mendapatkan bonus dari atasan, kalau kamu over time. Begini saja, kalau kamu mau aku bisa merekomendasikanmu. Kebetulan kursi sekretaris bagian kosong..." Manajer itu mendekatkan wajahnya, menikmati wajah Leanna secara terperinci.

"Tidak, Pak. Saya tetap memilih sesuai dengan bidang saya saja." Lea tersenyum, dia menolak dengan sopan.

"Baiklah... kalau begitu kamu baca dahulu surat perjanjian kerja ini baik-baik. Jika kamu setuju... tanda tangan di sini," terang manager itu seraya mengambil sebuah map dan membuka lembaran terahir.

Lea senyum cerah. "Baik, Pak." Sepertinya dirinya berhasil mendapatkan pekerjaan di perusahaan telekomunikasi terbesar se-Asia ini. Tidak pernah ada di bayangannya, dia akan mendapat pekerjaan di tempat bonafit daripada sekedar SPG di showroom mobil di Mall. Suasana hatinya dipenuhi rasa senang, dia tidak sabar dengan perubahan baik.

"Leanna, berapa umurmu tadi?" Manager itu mengaitkan tangannya, matanya terus memperhatikan Leanna.

"Saya 21 tahun, Pak."

"Oh, jadi setelah lulus kamu tidak langsung kuliah?"

"Tidak, Pak. Saya menabung dulu, tidak bisa jor-joran mengeluarkan biaya, karena ibu saya juga sedang sakit," jawab Leanna. Mata yang terbingkai bulu mata lentik itu bergerak, masih membaca isi surat kontraknya.

R A H A S I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang