---
"Apakah hanya ini yang mau kamu bawa?" tanya Lea, seraya menyusun beberapa barang ke dalam troli.
"Ya... Sudah tiga bulan aku tidak membersihan lemari es ini." Elver menghela napas, karena dia tidak tahan bau busuk yang menyengat.
"Aku taruh barang-barangmu ini ke mobil."
"Hm... Biar aku saja yang membawanya itu ke bawah," jawab Elver. Dia masih merapikan barang-barang dapurnya yang berserakan di lantai. "Kamu tidak boleh capek, Lea. Lusa adalah acara penting kita."
"Tidak apa-apa, tingal taruh saja, Kan? Lagi pula wanita hamil juga perlu olah raga," ucap Lea mengangkat salah satu tas berisi pakaian Elver. "Ini sangat ringan."
"Lea... Biar aku saja. Kamu duduk saja, cukup aku yang mengerjakannya." Elver berdiri dan menahan tangan calon Istrinya itu. Dia memang mulai protektif sejak Lea mengandung.
"Kamu bereskan saja makan-makan basi ini. Baunya membuatku mual. Biar aku yang memasukan ini ke dalam mobil." Lea mengusap pipi Elver, sebelum melepaskan tangannya. "Tenanglah, Aku tidak akan lama..."
Elver sedikit ragu untuk menganggukkan kepalanya. "Hm, baiklah. Kunci mobil dan Kartu ada di atas meja makan," ucap Elver. Bola matanya tajam mengikuti Lea yang mendorong trolinya ke arah pintu. "Dan hati-hati..."
"Iya... Iya, aku akan hati-hati." Lea melambaikan tangannya sambil menutup pintu.
Lea menghela napas panjang. Makin dekat dengan hari pernikahan mereka, Elver semakin protektif. Pria itu bahkan lebih cerewet darinya. Dia tidak boleh keluar terlalu lama, jika nekat... Elver pasti menyusulnya.
Lea berdiri di depan pintu Elevator. Dia memiringkan tubuhnya dan mengusap kaos longarnya. Pantulannya pada bidang Elevator itu tentu menarik perhatiannya. Lea tersenyum, perutnya membuncit, walaupun tidak terlalu besar.
"Ohh, aku tidak sabar, bentuknya lucu..."
Perjalanan hidupnya terlalu pahit untuk mengharapkan sesuatu yang indah, tidak ada di benaknya... membayangkan di masa depan dia akan mencintai seseorang, menikah dan hamil. Sekarang rasanya luar biasa... dia akan mengandung dua anak sekaligus. Lea paham mengapa kehamilan adalah salah satu kebahagiaan terbesar seorang perempuan. Sangat Ajaib, benih cinta itu yang akan tumbuh di dalam rahim kecilnya.
"Elevator open"
Suara operator itu adalah tanda bahwa pintu Elevator akan terbuka. Lea mendorong troli lebih dekat dan menempelkan kartu yang di pegangnya, lalu menekan tombol menuju ke lantai dasar.
"Elevator Close"
Lea pun memposisikan tubuhnya di pojok ruangan kaca besar itu. Perlahan Elevator itu terasa halus bergerak. Pemandangan gedung dengan kamar-kamar apartemen mewah terlihat jelas dari balik kaca. Tetap tidak ada yang berubah, apartemen mewah itu memang terlihat sepi. Elver yang memiliki unit apartemen di sini pun tidak pernah lagi menepati apartemennya, dia memilih tidur di sofa tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
R A H A S I A
RomanceTidak ada manusia yang sempurna, semua menepati jati dirinya secara tepat. Beberapa bersembunyi di balik rahasia yang mengejutkan, bahkan beberapa di antara mereka menangis di sepanjang hidupnya. Luka-luka sisa goresan masa lalu memang tampak pudar...