Beberapa bulan kemudian.
Sudah sekitar hampir satu bulan Misha melakukan aktivitas kuliahnya. Dia menjalani masa-masa ini dengan mudah, Misha tidak terlalu terkejut dengan kehidupan kuliah yang bisa dikatakan lebih berat dari masa SMA jika dia bandingkan.
Saat ini Misha sedang berada di kantin fakultasnya, hanya membeli minuman Misha menghabiskan baru sekitar 20 menit di sini setelah kelas paginya selesai. Tidak mungkin menunggu hingga kelas siang nanti terus menerus di sini. Misha memutuskan untuk pergi setelah minumannya habis.
Namun di tengah kesantaiannya. Ada seorang gadis yang menghampirinya. Dia tersenyum menyapanya. "Hai Mish, sendiri aja?" Tanya gadis tersebut.
Misha mengangguk singkat.
"Gue boleh duduk sini gak?" Izinnya pada Misha yang sudah lebih lama berada di meja ini.
"Boleh Frey." Balas Misha pada gadis bernama Dasnie Freya. Dia satu fakultas dengan Misha, dan sering berada di kelas yang sama karena itu Misha dan Freya memiliki obrolan yang baik karena sering bertegur sapa.
Tersenyum, Freya lalu duduk pada bangku yang berada di meja yang sama dengan Misha. "Lo gak pesen makan?" Tanya Freya yang hanya melihat Misha dengan minuman yang tinggal setengahnya itu.
"Ini belum jam makan siang, aku belum lapar." Jawab Misha.
Freya mengangguk singkat. "Nanti siang ada kelas yang sama ya? Sambil nunggu lo mau ngapain?" Lontarnya pada gadis yang ada di hadapannya ini.
Misha berpikir sesaat, sebenarnya dia ingin mengambil waktu untuk penyelidikannya tentang Cassius's. Tapi tidak mungkin menjawab tentang itu, Misha memikirkan hal lainnya untuk menjadi alasan. "Kayaknya ngerjain tugas di perpus." Tukasnya.
Mengangguk kecil, Freya lalu berkata. "Gue boleh gabung gak? Tugas gue juga belum selesai, mumpung ada lo gue jadi niat."
Tersenyum kecil, Misha mengangguk. "Boleh." Balasnya.
Mengobrol sebentar di kantin, mereka pun beranjak dari area kantin ini menuju perpustakaan yang berada di gedung lain. Karena perpustakaan yang memiliki gedung khusus itu lebih besar dan bisa dikatakan jauh lebih banyak referensi bukunya dibandingkan perpustakaan yang ada di gedung Psikologi.
Gedung Psikologi yang bersebelahan dengan gedung Bisnis itu biasanya membuat perpustakaan utama Vebbern University ini selalu diisi oleh dua jurusan tersebut. Jarang sekali anak dari fakultas lain yang datang terutama di suasana yang terbilang masih pagi ini.
Masih sepi, Misha dan Freya datang dan langsung menempati salah satu meja di sana. Membuka laptop mereka untuk memulai tugas mereka.
"Mish tugas lo udah sampe mana?" Tanya Freya.
Misha menoleh. "Masih di awal." Jawabnya.
"Ohh, kalau gue udah sampe setengahnya sih. Tapi masih belum tau semuanya bener atau nggak." Ujar Freya yang hanya disenyumi Misha.
Mereka berdua pun mulai fokus mengerjakan tugas yang sama itu. Misha yang bisa fokus mengerjakan tanpa buku referensi seperti yang gadis di sampingnya lakukan itu. Misha sangat lancar mengerjakannya karena dia sudah ada bahasan yang dia sudah tau untuk melengkapi tugasnya ini.
Semakin lama, perpustakaan ini mulai di datangi orang. Tepatnya saat menuju siang, mereka datang untuk mengerjakan tugas atau mencari referensi pada buku-buku yang tersedia. Misha yang tengah fokus mengerjakan tugasnya itu tiba-tiba saja di datangi oleh dua lelaki yang baru saja memasuki perpustakaan namun sudah menyadari keberadaannya.
"Mish—"
"Ah Kak Raigha ya dari fakultas Bisnis? Gue sering liat lo di gedung sebelah." Freya tiba-tiba bersuara saat Raigha henda berbicara dengan Misha yang baru menyadari kedatangannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINERVA : Not an Illusion |Completed|
सामान्य साहित्यSelamat dari kecelakaan pesawat adalah hal terburuk bagi Misha. Yang lebih buruk lagi, penderitaannya tidak terhenti sampai dia memulai hidup barunya. Trauma dan rasa bersalahnya meninggalkan semua orang dalam pesawat itu, membuat Misha harus mengun...