Chapter : 12. Unexpected meeting

5 3 0
                                    

"Aku mau kerja di sini."

Dua lelaki itu menatap Misha dengan alis sedikit terangkat, saling melirik beberapa saat. Salah satu dari mereka pun bergerak dari tempatnya dan melepas lipatan tangannya.

"Lo memang punya bagian lo, tapi lo gak perlu kerja di sini." Garath berkata menggidikkan bahunya. Misha menatap kakaknya itu dengan sedikit mengangkat dagunya.

Misha menatap ke sekitarnya, melihat ruangan luas dengan aksen modern yang masih sama seperti saat dia melihat ayahnya berada di sini. Misha sering kali datang ke sini menemui Ayahnya dan menyapa para karyawan yang ada di sini.

Tapi bukan itu tujuannya, tidak menyapa karyawan atau menghabiskan waktu di sini karena bosan di rumah. Misha memiliki banyak kesempatan untuk mengakses perusahaan Cassius's. Karena perusahaan itu tampak sudah mulai bergerak. Tidak tau apa yang ingin perusahaan itu lakukan, Misha masih menerka-nerkanya.

"Aku bisa, itu bisa buat lebih ringan pekerjaan Kak Garath." Tutur Misha.

"Misha,"

"Kak Rai mau bilang kalau pekerjaan ini berat kan. Gak masalah buat aku." Sela Misha memotong ucapan Raigha yang menghela nafasnya samar.

Mereka tidak tau tujuan Misha, selain membuat penyelidikannya lebih mudah. Misha juga berencana menaikan saham Maximilian's, dia tidak akan membiarkan perusahaan ini hancur hanya karena lebih lemah dibandingkan Cassius's.

"Memangnya apa yang mau kerjain? Jurusan lo aja gak nyambung sama pekerjaan yang ada." Ujar Garath menyeru kepada adiknya itu.

"Jurusan kak Garath juga cuma sedikit kegunaannya dipekerjaan Kak Garath sekarang." Balas Misha. Kakak itu sudah akan lulus dengan gelarnya yang mempelajari Ilmu Komputer dan Teknologi di Vebbern. Pelajaran yang dia pelajari tentu jauh dengan pekerjaannya sekarang sebagai pembisnis.

Mengalihkan pandangannya, Garath menghela nafasnya. "Okay, tapi jangan buat perusahaan ini jadi turun." Balas Garath. Dia tidak ingin, Misha jadi keras kepala. Itu akan menghilangkan sifat asli gadis itu yang merupakan gadis penurut.

"Gak akan." Sahut Misha.

Garath melirik Raigha, lelaki itu tidak bisa mengatur. Menyerahkan sebagian pekerjaan berat sebagai Direktur utama Maximilian's. Memang sedikit berat, tapi Garath sudah pernah melihat kegeniusan Misha. Gadis itu mungkin sudah berubah menjadi Genius setelah kecelakaan itu menimpanya.

Kini Misha mengambil laptop yang ada di atas meja. "Jadi apa yang Kak Garath kerjain?" Lontar Misha.

"Semua pekerjaan gue ada di sini." Cetus Garath.

"Bisa pindahin ke sini?" Misha bersuara. Raigha yang lalu berjalan menghampiri gadis ini mengambil laptop yang ada padanya, untuk dia lakukan keinginannya.

Tersenyum ke arah Raigha, Misha merasa senang keinginannya. Bisa terjalankan, berharap ini akan membantunya ke depannya.

Beberapa saat kemudian, Raigha dan Garath hanya memperhatikan Misha sedari tadi. Gadis itu tampak tenang mengerjakan pekerjaan yang seharusnya Garath lalukan. Pekerjaan yang membuatnya lelah karena cukup membuat kepalanya pusing. Tapi dirinya sudah pernah dilatih untuk menjadi penerus Raka, karena itu Garath masih bisa melakukannya walau masih ada hal yang dia tidak mengerti.

Ya, semua hal yang Garath tidak mengerti akan ditangani oleh Raigha. Lelaki yang melanjutkan pendidikannya di jurusan Bisnis. Yang tentunya sangat menyambung dengan pekerjaan yang dia lakukan sekarang.

Sementara Misha, yang tampak biasanya saja dengan pekerjaan tersebut masih bisa melakukannya dengan sangat lancar. Dengan begini, dia bisa membuat saham Maximilian's naik dan perusahaan ini bisa naik lebih dari masa kejayaannya sebelumnya.

MINERVA : Not an Illusion |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang