Chapter : 10. Light a fire around you.

7 3 0
                                    

Misha berada di dalam sebuah ruangan bersama dengan seorang lelaki yang ada di samping. Mereka sama-sama dengan menghadap seorang yang memiliki kendali di kampus ini. Seorang wanita yang melihat dua mahasiswanya yang sedang dalam tujuan yang sama.

"Kalian tidak boleh egois, banyak teman-teman kalian yang ingin berada dikunjungan ini. Mereka akan berkompetisi untuk mendapatkan tempat." Tutur Wanita ini kepada Misha dan lelaki di sampingnya. Dia adalah Marlon.

Menghela nafasnya samar, Misha harus berada di dalam kunjungan yang akan di lakukan dalam gedung Cassius's Company. Kesempatan menjadi orang memiliki tujuan dan akan membuat alasan bagus, Misha akan melakukan banyak hal dalam gedung yang menyimpan banyak latar buruk yang dilakukan oleh pemiliknya itu.

Walau pun itu sebuah tes, Misha akan melakukannya. "Berkompetisi? Dalam bentuk apa? Saya akan melakukannya dengan baik, dan memastikan tidak ada yang lebih dari saya." Tutur Misha.

Melihat gadis yang terlihat berambisi ini, Marlon sedikit terkejut mendengarnya. Dia tidak akan kalah, dia juga akan mendapatkan tempat pada kunjungan tersebut. Marlon tidak berkompetisi dengan Misha, karena dia berada di jurusan yang berbeda.

"Saya juga akan melakukannya." Marlon berkata.

Wanita dengan lipstik merah itu tersenyum dan menghela nafasnya. "Memangnya apa yang kalian cari? Masih banyak kesempatan pada kunjungan selanjutnya kalau kalian kalah dalam tes kali ini. Kampus tidak akan memberikan kompetisi khusus untuk kalian mendapatkan langsung tempat itu." Ujarnya.

"Kapan kompetisinya dimulai?" Tanya Misha.

"Minggu depan, kalian masih bisa menunggu." Jawabnya sembari tersenyum. Misha mengangguk, dia pasti bisa mewakili falkutasnya.

Setelah percakapan itu, Misha dan Marlon keluar dari ruangan tersebut. Dua orang yang sangat menginginkan berada dikunjungan itu membuat mereka saling bertanya. Misha tentu tidak akan memberitahu hal sebenarnya.

"Lo kenapa mau ada dikunjungan itu? Lo tau kunjungan itu ke mana?" Tanya Marlon.

"Aku cuma mau dapet pelajaran lebih dari yang lainnya." Jawab Misha. Tentu hanya alasan belaka.

"Kalau kamu?" Tanya Misha kembali.

Berjalan di sebuah lorong untuk kembali ke tempat di mana mahasiswa biasanya berkeliaran. Tempat yang mereka kunjungi adalah tempat yang jarang sekali ada mahasiswa, kecuali mereka yang memiliki kepentingan.

Senyum miring Marlon terukir. "Kunjungan itu bakal datang Cassius's Company, perusahaan yang bagian dalamnya cuma orang yang kerja di sana yang tau. Lo tau Cassius's bener-bener perusahaan besar yang dibuat sama orang yang baru lulus kuliah selama 4 tahun tanpa pengalaman apa-apa." Jelas Marlon.

Mengetahui hal itu, Misha baru mendengarnya, perusahaan itu sudah turun hingga keturunan ke-tiga. Yaitu Mace, yang kini menjabat menggantikan ayahnya. Dan orang yang membangun perusahaan itu adalah kakeknya. Misha baru mengetahui kalau keluarga mereka sejenius itu dapat membuat perusahaan yang kini menjadi sangat besar.

"Kesempatan yang sayang kalau dilewatin." Imbuh Marlon.

Misha menyungging senyumnya. "Itu jadi alasan tambahan aku." Ujarnya.

Lelaki itu terkekeh. "Ya kita sama-sama berjuang, kayaknya cuma kita yang tau soal itu. Tapi kompetisi di jurusan gue bakal berat, kita semua punya tujuan sama dan perusahaan bener-bener bisa dijadiin contoh motivasi." Ujar Marlon.

"Pasti iya, Jurusan Bisnis jangan ditanya lagi." Misha berkata.

"Tapi mereka belum tau kunjungan itu bakal kemana. Jadi lo bisa diem kan? Biarin ini jadi kesempatan gue." Lontar Marlon kepada Misha.

MINERVA : Not an Illusion |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang