Berada di tengah suasana Pesta yang diisi oleh orang-orang dari kalangan tidak biasa, perhatian Misha sudah teralihkan oleh pikirannya sendiri. Melihat seorang Pria yang menarik perhatiannya setelah sahabatnya ini tidak sengaja menabraknya. Misha mengedarkan pandangannya ke seisi area pesta dan mendapatkan pria itu tengah bersama dengan Kakaknya serta Raigha.
Misha tidak bisa berhenti berpikir untuk melakukan sesuatu setelah tau Mace berada di Pesta formal ini. Sorot matanya mengarah pada lautan yang terlihat indah di bawah sinar bulan. Kali ini tidak ada ketenangan yang Misha rasakan melihat keindahan itu, dia terus mencari ide. Sebelum akhirnya dia disadarkan oleh Seliah yang datang dengan membawa gelas Cocktail yang berisi Minuman yang cantik itu.
Gadis yang telihat cantik ini tersenyum dan memberikan satu gelas tersebut kepada Misha. "Ini rendah Alkohol kok." Ujar Seliah.
Menerima minuman itu, Misha sedikit meneguknya merasakan sedikit rasa segar dengan air yang menyentuh indera pengecapnya. Melihat penampilan Seliah yang sedikit berbeda, ternyata dia melepas jaketnya dan menggantungkan di bahunya. Ya seksi.
"Kamu bisa dapet undangan ini dari mana?" Tanya Misha yang masih sedikit penasaran.
Meneguk minumannya sebelum menjawab, Seliah berdeham sesaat. "Perempuan tadi, dia Hailey Owner Vuenzella's. Gue yang ngedesain gedung Produk yang dilaunching malam ini." Terang Seliah.
Merasa bangga, Misha tidak tau kalau Seliah sudah mendapat klien sebelum kelulusannya. Berdecak bangga, Misha tersenyum. "Keren, nanti ajak aku ke gedungnya." Balas Misha.
"Ya, gedungnya baru dibuka bulan depan sih. Tapi Produknya Launching sekarang." Tutur Seliah.
Misha mengangguk dan meliriknya tulisan besar yang menyala di bagian tengah dari area Pesta ini. Misha tidak tau Produk apa yang luncurkan, dia hanya melihat tulisan di sana yang sepertinya ada Merk dari produk yang diliris malam ini.
Pandangan Misha yang masih mengarah kepada tiga lelaki yang terlihat mengobrol itu disadari oleh Seliah yang penasaran dengan arah pandangan Misha yang sesekali melihat ke arah tersebut selama beberapa kali ini.
"Lo kenal orang yang lagi ngobrol sama mereka?" Seliah bersuara melemparkan pertanyaannya kepada Misha yang membuat gadis itu seketika mengalihkan pandangannya menjadi ke arahnya.
"Ya, aku pernah liat dia waktu kunjungan hari itu. Dia pemilik Cassius's." Jawab Misha.
Seliah hanya melihat Misha dan mengangguk singkat. Misha melirik ke arah lelaki itu kembali, namun kali jni dia terkenjut karena mendapatinya juga sedang menatap ke arahnya. Misah sedikit bingung dengan tatapannya itu, Misha memilih beralih dan sedikit bergulat dengan pikirannya yang entah kenapa kembali ke spekulasinya.
Mace tau tentang dirinya.
Tidak lagi melihatnya, Memilih menikmati minumannya dan pemandangan laut malam. Dengan ombak yang menyala, Misha menghela nafas. Dia ingin berhenti berpikir perihal itu, tapi tiba-tiba saja pikiran itu kembali muncul ketika melihat seorang pria yang ada meja yang tak jauh darinya dan tengah menyorotkan matanya ke arahnya.
Misha mengerti, dia melihat ponselnya. Melihat sebuah pesan masuk.
Alder
Mace ada di sini, mau ngelakuin sesuatu?
Ya
Agar pikiran itu tidak terus mengganggu dan mendesaknya, Misha akan membuat kesempatan ini terisi dengan baik. Meneguk Cocktail tersebut sebelum Misha berkata. "Aku mau ke Toilet dulu."
Seliah menoleh ke arah sahabatnya ini. "Mau gue temenin?" Tawarnya.
Misha menggeleng singkat. "Aku bisa sendiri." Tolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINERVA : Not an Illusion |Completed|
General FictionSelamat dari kecelakaan pesawat adalah hal terburuk bagi Misha. Yang lebih buruk lagi, penderitaannya tidak terhenti sampai dia memulai hidup barunya. Trauma dan rasa bersalahnya meninggalkan semua orang dalam pesawat itu, membuat Misha harus mengun...