Chapter : 15. Stand by you.

16 3 0
                                    

"Who are they?"

Wanita yang sulit menarik nafasnya dalam-dalam itu mendengar pertanyaan dari salah satu orang dari keempat mereka yang sedang melihat ke arahnya. Memegangi titik nyerinya, Brenda refleks menghela nafasnya dan membuatnya harus menahan sakit pada perutnya sebelum dia menjawab.

"I don't know, mereka kayaknya suruhan Mace. Mungkin ada yang tau kalau gue ngikutin orang yang nuker dokumen itu." Terang Brenda.

Misha menatap Brenda selama beberapa saat lalu mengalihkannya dengan pikirannya yang masih belum menemukan tujuan dari perusahaan itu. Mereka seperti sedang ingin menyingkirkan orang yang akan membuat perusahaan Maximilian's kembali bangkit.

"Nggak, satu persatu mereka mau singkirin orang yang memang bisa buat Maximilian's bangkit. Bisa aja orang yang nuker dokumen itu cuma pancingan." Papar Misha.

Keempat orang ini saling melirik satu sama lain, mereka memikirkan spekulasi Misha yang bisa saja benar. Karena tujuan awal mereka sudah diketahui untuk membuat semua perusahaan target mereka menurun. Maximilian's yang perlahan bangkit dari menurunnya saham mereka karena perginya Raka sebagai Direktur utama dengan adanya Cakra.

Setelah Cakra berhasil membuat perusahaan itu kembali naik, tiba-tiba saja Cakra harus pergi. Dan kini Brenda, Alcyone's juga membuat kehebohan karena bekerja sama dengan Maximilian's. Karena perusahaan itu memiliki banyak Brand terkenal yang dikelolanya. Namun Brenda menjadi sasaran kedua, dia tidak bisa bekerja selama beberapa minggu.

Kendalinya tidak bisa di alihkan karena Brenda tidak punya siapa-siapa di sini termasuk ke dalam perusahaannya itu. Menjadi pikiran sendiri, Brenda bahkan tidak bisa membuat asistennya ke sini. Karena rencananya, dia tidak mau keluarganya tau apa yang telah terjadi padanya.

"Bisa aja, kalau bener. Siapa korban selanjutnya?" Milos menyahut.

Pikiran Misha tiba-tiba saja mengarah kepada lelaki yang selalu membantu kakaknya dalam hal apapun termasuk pekerjaan. Misha terdiam sesaat, dia menjadi kekhawatirannya saat ini. Karena dia memiliki dua spekulasi sebenarnya, namun yang satunya Misha belum mau mengatakannya kepada mereka.

Spekulasi itu adalah keberadaan Misha yang sudah terdeteksi dan keempat orang ini yang sedang membantunya.

"Kita lihat nanti." Misha bersuara.

"Okay, don't think about it just yet. So who will replace my job? There was an agreement on that." Brenda berkata dan melihat kepada teman-temannya satu persatu.

Mulai dari Milos mereka saling menatap tidak bersuara untuk mengajukan diri. Misha yang melihat ketiga lelaki ini kemudian bersuara. "Aku butuh Alder."

Lelaki itu menaikan sebelah alisnya, tentu saja untuk soal penyelidikan. Brenda maupun Misha pasti saja akan meminta bantuan Alder karena dia yang paling handal dalam Teknologi. Sementara Milos dan Giichi, mereka lebih suka baku hantam di tempat. Ya mengerti lah.

"Ya, gue bisa agak percaya saya lo Al. Kalau sama mereka berdua, bisa bangkrut perusahaan gue." Tutur Brenda.

"Calm, paling semingguan lagi gue bisa kerja. Kalau cuma duduk-duduk." Imbuhnya.

Alder menghela nafasnya. Sebenarnya dia malas jika soal pekerjaan soal perbisnisan, karena tidak punya ketertarikan ke arah sana. Tapi soal teknologi, dia sangat menyukainya dan akan sangat menikmatinya. Tapi apa boleh buat, dia hanya bisa berkata.

"Okay."

⊰⊰⁠ ⊹ ⊰⊰

Menuruni tangga dengan IPad yang tetap dia bawa, gadis dengan Crop top dan celana pendeknya itu berjalan menuju dapur bersih yang ada di dekat ruangan yang bersebelahan dengan meja makan itu menaruh IPadnya yang masih menyala dengan desain yang sedang dia kerjakan itu. Seliah yang tiba-tiba merasa lapar itu mengambil satu cup yogurt dari dalam lemari es.

MINERVA : Not an Illusion |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang