Chapter : 27. Back to feel it.

2 2 0
                                    

Saat ini Seliah sedang melakukan tujuannya saat ini, dia bertemu dengan seorang pria. Dia tengah menjelaskan tentang gambar yang membuat pria yang merupakan Kepala Proyek dari bagunan yang terlihat sedang dalam proses pembangunan itu.

Sementara Seliah yang sedang menjelaskan tentang Desain yang tidak dapat dimengerti oleh pria ini. Garath yang menemaninya juga sedang berbicara dengan seseorang yang tersambung dengan telepon. Dia sedang membicarakan pekerjaannya.

Sama-sama sedang bekerja, dua orang ini sedang dalam mode serius. Seliah yang dengan jelas mendeskripsikan tentang Desainnya dengan orang yang mengerti tentang proyek membuat diskusi mereka lancar hingga akhir.

Setelah selesai, Seliah yang pergi menghampiri Garath yang berdiri di depan kaca yang memperlihatkan pemandangan kontruksi bangunan yang sedang berjalan. Ikut melihat bagunan yang mulai terlihat Desainnya yang mulai terlihat secara nyata. Seliah senang Desainnya itu bisa selalu berhasil dalam pembangunannya.

Melihat ke arah orang yang sedang sibuk bekerja, perhatian Seliah tiba-tiba saja terhenti pada seorang pekerja yang terlihat hanya berdiri dengan pakaian yang sama dengan orang-orang yang sedang bekerja di sana itu. Perasaan Seliah tiba-tiba saja tidak enak, dia tau orang itu pasti penyusup yang menyamar itu mengikutinya.

Menenangkan dirinya, Seliah berusaha untuk bersikap biasa saja. Dia menoleh ke arah Garath yang masih membicarakan pekerjaannya itu melalui telepon genggamnya itu. Tangan Seliah bergerak sedikit menarik kemeja yang lelaki itu kenakan untuk membuatnya menoleh.

Benar saja, Garath yang langsung menoleh itu melihat ke arah Seliah dan mengangkat kedua alisnya. Tanpa bersuara, Garath seperti bertanya kepada Seliah. Seliah yang tidak bersuara itu juga seperti bertanya berapa lama lagi mereka berada di sini.

Tangan Seliah yang masih memegangi kemeja yang Garath kenakan itu membuat Garath meraih tangannya dan menggenggamnya.

Beberapa saat kemudian, Garath pun selesai dengan teleponnya membuat bisa membalas Seliah. "Kenapa?" Tanyanya.

"Udah selesai di sini? Gue mau pulang nih." Seliah berkata menjawabnya.

"Udah, gak mau kemana dulu gitu?" Balas Garath. Mereka pun berjalan keluar dari ruangan tersebut dengan tangan yang masih bergandengan. Tidak ada siapapun di dalam sini, itu kenapa Seliah tidak merasa tidak masalah.

"Ngajak ngedate nih?" Seliah menyahut dan melihat lelaki di sampingnya ini membuang mukanya.

"Mau gak?" Tandas Garath yang kembali melihat ke arah Seliah.

Gadis itu berdeham panjang. Hingga akhirnya dia memberikan jawabannya. "Gue mau yang private."

Senyum Garath terukir. "Okey."

Di sisi lain, gadis yang sedang berada di ruang Tv itu tidak sedang menonton Tv. Melainkan membaca sebuah buku yang dia temukan di rak buku yang ada di belakangnya. Misha cukup larut ke dalam setiap tulisan yang ada di dalam buku tebal itu. Selain sudah biasa membaca buku, Misha bisa dengan mudah memahami yang sedang buku itu jelaskan.

Membuka setiap lembar baru setelah setelah membaca, Misha mengalihkan perhatiannya ke arah sampingnya yang menampilkan pemandangan bukit-bukit, gunung bersalju dan danau di hari yang cerah itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MINERVA : Not an Illusion |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang