Seorang gadis tertidur terlentang itu menatap langit-langit kamarnya. Sementara gadis yang ada di samping itu menggeliat setelah bangun dari tidurnya yang nyenyak. Seliah melirik Misha, tidurnya membuat dirinya merasa segar. Namun melihat wajah sahabatnya ini, Seliah menaikkan sebelah alisnya.
"Lo kenapa Mish? Lesu gitu." Tanya Seliah yang melihat sahabatnya ini yang tampak seperti tidak tidur.
"Udah pagi ya?" Sahut Misha.
"Iyalah Mish, tuh udah terang gitu. Lo gak tidur Mish?" Balas Seliah yang melirik gorden yang sedikit terbuka dan membuat cahaya matahari menyelinap masuk.
Misha menyibak selimutnya, dia lalu turun dari sana berjalan menuju kamar mandi. Melihat sahabatnya itu, Seliah masih dibuat bingung pagi-pagi seperti ini. Pertanyaannya pun tidak di jawab, Seliah menggidikkan bahunya menepis rasa penasaran itu menjadi pikiran positif. Tidurnya terasa baik malam ini, karena sebelumnya dia kurang tidur karena menyelesaikan tugas gambarnya.
Merenggangkan tubuhnya, Seliah lalu turun dari tempat tidur tersebut. Dia berjalan menuju meja rias milik Misha yang terlihat kosong. Hanya ada beberapa skincare yang masih terlihat baru dipakai beberapa kali dan lipbalm yang sepertinya selalu ada di sana.
Mengaca melihat dirinya yang baru bangun tidur ini, Seliah menyentuh wajahnya layaknya di iklan kecantikan. "Cakep juga gue, padahal baru bangun tidur." Tuturnya bermonolog sendiri.
Menunggu sahabatnya yang belum juga keluar dari kamar mandi lebih dari 10 menit tanpa terdengar suara air yang menyala. Seliah beranjak dari tempatnya menuju pintu kamar mandi, mengetuknya beberapa kali. Seliah juga memanggil-manggilnya namun tidak ada jawaban.
"Mish lo ngapain?" Tanya Seliah yang tidak mendengar jawaban apapun. Dia pun memutuskan untuk membuka pintu tersebut dan melihat sahabatnya itu duduk di atas toilet yang tertutup, menutup matanya. Ya dia tertidur.
"Heh Mish! Ngapain lo tidur di situ?!" Seliah menggoyangkan bahu Misha yang langsung membuat gadis ini terbangun.
"Semalem gue ngorok ya? Sampe lo gak bisa tidur?" Tanya Seliah yang merasa tidak enak kalau memang itu benar.
Misha berdeham mengahut Seliah. "Nggak, kamu tidurnya kayak orang mati." Balas Misha yang lalu beranjak dari tempatnya berjalan keluar dari kamar mandi.
"Terus kenapa lo gak tidur? Ngerjain tugas?" Tanya Seliah melihat Misha yang tampak mengangguk sembari berjalan pergi menuju tempat tidurnya. Melihat gadis itu kembali ke tempat tidurnya, Seliah menggeleng lalu kembali masuk ke dalam kamar mandi.
Beberapa saat kemudian, Seliah selesai menyengarkan dirinya kembali, dia melirik Misha yang terlihat pulas di bawah selimutnya. Membiarkan gadis itu tidur, Seliah pergi keluar dari kamar tersebut untuk mengambil pesanan sarapannya yang dia beli di luar melalui delivery. Yang sudah tau, Seliah sangat suka menu sarapan yang berbeda-beda.
Sepertinya semua menu sarapan khas negara-negara yang ada di dunia ini, Seliah sudah rasakan. Untuk kali ini dia memesan sarapan khas Prancis. Memang ada-ada saja gadis yang satu ini.
Menuruni tangga, Seliah melirik tiga lelaki yang ada di ruang tv. Tiga lelaki itu tampak lesu tidak bergairah sama seperti dia melihat Misha tadi. Membuat Seliah bertanya-tanya sebenarnya kenapa orang-orang yang ada di rumah ini. Dia merasa hanya dirinya yang merasa segar.
Melihat Raigha yang duduk menunduk seperti sedang meratapi nasibnya, sementara Garath yang meringkuk di atas sofa berselimut. Sementara Azniel, lelaki ini mengigil dalam selimut yang menghangatkan tubuhnya.
"Pada kenapa sih orang-orang ini?" Seliah berkata melihat kondisi Azniel yang lebih buruk dari dua orang lainnya.
Menyentuh pipi Azniel menggunakan telunjuknya. Membuat lelaki ini meliriknya dan terperanjat terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINERVA : Not an Illusion |Completed|
General FictionSelamat dari kecelakaan pesawat adalah hal terburuk bagi Misha. Yang lebih buruk lagi, penderitaannya tidak terhenti sampai dia memulai hidup barunya. Trauma dan rasa bersalahnya meninggalkan semua orang dalam pesawat itu, membuat Misha harus mengun...