Mentari pagi masuk ke dalam celah kamar seorang gadis yang kemudian terganggu dengan sinar matahari pagi yang hangat itu. Perlahan dia membuka matanya, melihat cahaya tepat di matanya. Segera bergerak menghindari sinar matahari itu, dia mengambil posisi duduk dan mengusap wajahnya mengembalikan kembali nyawanya dia melihat ke arah tempat tidurnya yang sedikit berantakan dari biasanya dia bangun dari tidurnya.
Misha berdecak pelan, semalam dia benar-benar hilang akal. Melakukan semua hal yang tidak mungkin dia lakukan jika dalam keadaan sadar. Berpura-pura seperti hilang akal, dia malah benar-benar kehilangan akalnya. Ciuman yang dia lakukan kembali terbayang dibenaknya dan bagaimana lelaki itu membalasnya. Pergerakannya benar-benar membuat Misha kehilangan akal.
Menyibak selimutnya, Misha beranjak dari tempat tidurnya. Dengan pakaian yang masih sama dengan apa yang dia pakai di Pesta semalam. Masih lengkap. Raigha tidak sampai melakukan hal sejauh itu, dia hanya membuat bibir Misha tidak sepolos itu lagi.
Berada di dalam kamar mandinya, Misha melihat seberantakan apa dirinya, rambut yang Seliah tata sudah terlepas. Makeup di wajahnya pun sudah seperti menghilang. Misha mencuci mukanya, dan setelah itu pergi membersikan dirinya.
Keluar dari kamar mandi dengan Bathrobenya, dia masuk ke dalam Walk in Closetnya memakai pakaian seperti biasanya. Hoodie dan celana pendeknya. Kali ini dia memakai kaus kaki panjang hingga ke atas lutut. Karena mencapai akhir Mei, hari sudah semakin dingin.
Setelah selesai dengan keadaan segar, Misha lupa kalau dirinya harus terlihat seperti orang yang baru saja tersadar dari mabuk. Karena itu Misha pergi ke meja riasnya untuk membuat wajahnya ini seperti tidak bergairah. Hari ini pasti Raigha atau Seliah menjemputnya untuk pergi menemui Garath yang berada di rumah sakit.
Misha tidak menyadari kalau setelah membuat Raigha selamat, Garath lah yang akan menjadi penggantinya. Misha berpikir kalau hanya orang yang membantulah yang akan disakiti dan bukan pemiliknya. Mereka seharusnya menyisakan pemiliknya, tapi entah bagaimana Misha belum mendapat kabar dari Alder tentang bagaimana kronologinya.
Beberapa saat kemudian, Misha selesai dengan makeupnya. Dia menghembuskan nafasnya dan membuat dirinya seperti orang yang lemah. Dia juga harus berakting kepalanya sakit karena mabuk semalam. Itu yang terjadi pada orang-orang jika mabuk.
Beranjak pergi dari kamarnya, Misha menuruni tangga sembari memegangi kepalanya yang seperti terlihat sakit. Melirik ke sekitarnya, Misha tidak melihat siapa pun. Kecuali beberapa saat kemudian Yuni keluar dari dapur belakang membawa sarapan yang lalu di taruh di atas meja.
"Non Misha udah bangun? Ini ada titipan dari Tuan Raigha buat Non Misha makan sarapan Sup Hangover. Katanya bisa redain pusing sehabis mabuk."
"Non Misha pasti pusing kan?" Imbuh Yuni.
Tersenyum tipis Misha mengangguk seraya menarik kursi yang lalu dia duduki. "Iya Bi, makasih." Balas Misha.
"Sama-sama Non."
Berdeham singkat, Misha lalu kembali bersuara. "Kak Garath belum bangun ya Bi?" Tanyanya seakan tidak tau.
Melihat ekspresi Yuni yang terlihat berubah menjadi gugup, wanita paruh baya ini lalu menjawab walau dengan sedikit terpaksa. "Itu Non, Tuan Raigha bilang kalau Tuan Garath kecelakaan semalam. Jadi titip pesan buat pastiin Non sarapan, sebelum nanti Tuan Raigha jemput Non ke rumah sakit."
"Kak Garath kecelakaan?!" Misha memasang mimik terkejut dengan wajah pucatnya itu.
"Iya Non,” Yuni menghampiri Misha.
"Non sarapan dulu ya, sebentar lagi Tuan Raigha datang." Lanjut Yuni memegang bahu Misha lalu sendikit mengusapnya.
Ekspresi Misha yang masih terlihat syok itu hanya bisa menatap makanannya. Ternyata apa yang sedang Misha lakukan ini sampai terasa kepada Yuni. Bisa dikatakan Misha berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINERVA : Not an Illusion |Completed|
Ficción GeneralSelamat dari kecelakaan pesawat adalah hal terburuk bagi Misha. Yang lebih buruk lagi, penderitaannya tidak terhenti sampai dia memulai hidup barunya. Trauma dan rasa bersalahnya meninggalkan semua orang dalam pesawat itu, membuat Misha harus mengun...