EPILOG

16 2 0
                                    

Di waktu ini, di tempat ini, di hadapan semua orang dengan pandangan bahagia melihat dua orang yang saling berhadapan dengan kedua tangan mereka yang saling berpegangan.

"Aku menerimamu sebagai pendampingku untuk selamanya."

Kalimat tersebut membuat haru seluruh tamu, perkataan yang membuat mereka merinding. Terutama orang-orang yang sangat mengenal mereka, bagaimana hubungan mereka sebelum ini.

Ya, akhirnya Seliah dan Garath menikah.

Hanya orang-orang terdekat, tamu yang datang ke sini pun tidak sampai 100 orang. Karena pernikahan ini diadakan dengan sangat private, demi kenyamanan bersama. Mengetahui kalau Seliah kini sudah dikenal oleh dunia, publik akan bereaksi besar jika tau Seliah menikah dengan seseorang yang turut menjadi korban perusahaan Kakaknya.

Garath pun kini juga bisa menjaga gadis yang kini bisa dia sebut istri. Ya, sebuah sebutan yang tidak pernah dia pikirkan sebelum hubungan yang awalnya hanya coba-coba ini. Pernah menjadi musuh bebuyutan, menjadi dua orang yang saling tidak mau tau urusan masing-masing, dua orang yang sama sekali tidak mengenal satu sama lain, hingga menaik menjadi rekan kerja dan kini menjadi rekan seumur hidup mereka.

Melihat Kakaknya dan Sahabatnya yang kini berciuman di atas altar. Misha benar-benar merasakan kebahagiaan yang luar biasa dalam dirinya, rasa tidak menyangka memang ada. Tapi rasa bahagia tidak bisa dikalahkan oleh apapun saat ini.

Beberapa saat kemudian, Seliah dan Garath tersenyum kepada para tamu dan menghentikan tatapan mereka kepada Misha lebih lama. Sebelum akhirnya mereka pergi melewati para tamu keluar dari ruangan sakral ini.

Hingga malam Resepsi pun datang, orang-orang mulai menemui pengantin baru ini. Memberi selamat dan doa mereka untuk keharmonisan serta kelanggengan mereka. Hingga akhirnya sampai pada Misha dan Raigha yang menemui Seliah dan Garath.

Gelengan pertama Raigha yang menjadi awal sebelum dia berkata. "Siapa yang nyangka?"

"Aku?" Misha menyahut melirik lelaki bertuxedo di sampingnya ini. Raigha yang menatap kekasihnya ini sedikit mengerutkan dahinya.

Seliah menghela nafasnya. "Iya-iya udah cukup, sekarang liat kenyataannya aja." Ujarnya.

Misha terkekeh pelan. "Selamat ya Seliah dan Kak Garath. Semoga hubungan harmonis dan banyak kasih aku keponakan." Ucapnya.

"Thank you, kalian juga bentar lagi nikah nanti bikin sendiri aja." Balas Seliah.

"Makin rame makin seru sayang." Tutur Garath merangkul pingga ramping Seliah yang terbalut gaun putih yang cantik.

"Minimal bisa lawan bola." Celetuk Raigha. Sikut Misha seketika mengenai perut Raigha, Misha dan Seliah hanya bisa melotot selama beberapa saat bereaksi dengan perkataan lelaki itu.

"Setuju, kalau gak lawan basket juga gapapa asal ada Cheerleadernya." Timpah Garath.

"Ngadi-ngadi, emang lo yang hamil?" Seru Seliah.

Garath tersenyum. "Nggak sih, tapi kan lucu." Balasnya.

Beberapa saat kemudian, seorang wanita yang datang menghampiri Garath dan Seliah itu tidak lupa langsung mengucapkan selamat. Tidak hanya menyapa pengantin baru itu, Brenda juga menyapa Misha yang sebenarnya sudah lama tidak bertemu setelah pertemuan mereka di Australia.

"Datang sama siapa?" Tanya Misha kepada Brenda.

Wanita yang tidak pernah lepas dari kata glamor ini lalu menoleh ke arah seorang lelaki yang menggendong seorang gadis kecil bergaun cantik. Mereka datang menghampiri ke lima orang ini.

"Selamat ya kalian." Ucap Milos kepada Garath dan Seliah.

"Selamat Om Tante." Gadis kecil yang ada di gendong Milos itu pun juga berkata dengan suaranya yang sangat imut.

MINERVA : Not an Illusion |Completed|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang