Sang Dewi

30 8 0
                                    

Pagi di ufuk timur telah mulai menyemburkan sinar hangatnya di seluruh Eropa bagian tengah, pagi terindah bagi seluruh makhluk alam. Ketika cahaya cerah sang mentari yang berpendar lembut tak menyilaukan mata, menyinari bunga-bunga di taman harapan yang tengah merekah indah.

Sang mentari yang tengah berbaik hati menghadang awan hitam, yang ingin datang dan mengusirnya agar kembali pada peraduannya. Serta kidung riang suara alam terdengar nyaring saling bersahutan, semakin menambah keanggunan pada wajah cantik sang pagi.

Pagi yang sama, pemuda bernama Shawn Chevelier sudah di beri ijin pulang. Setelah lima hari dia harus menjadi tawanan para dokter, suster dan juga semua kakaknya. Dia merindukan rumah dan kasur empuk miliknya, kasur yang hanya sempat dia coba selama dua malam saja.

"Selamat datang" riuh suara riang menyapa rungu sang pemuda ketika kakaknya Refanka membuka pintu masuk apartemen mereka, sedangkan Salvio dan Lyndon yang berada di belakang sibuk membawa barang-barang yang di gunakan oleh sang adik selama menjalani perawatan di rumah sakit.

Satu persatu semua yang terlihat hadir di ruangan itu, menyambut kedatangan dan memeluk pemuda kesayangan mereka itu. Ada Khazani juga ibu dan ayahnya, ada juga Dhawn sang kakak serta semua anggota band mereka yang di beri nama Nasz, band yang beraliran pop rock.

Di antaranya adalah, sang vokalis sekaligus gitaris dan juga anggota tertua mereka yang bernama Javer Gualtiero, usianya bahkan empat tahun di atas Refanka. Selain itu ada Kennedy Marcherano, gitaris tampan yang kini tersenyum manis di samping kiri sang vokalis utama.

Ada Renviggo Harold, drummer yang berpostur tubuh seperti milik Lyndon, hanya saja sedikit lebih tinggi dari tubuh Lyndon. Serta Balveder Ciro, rapper yang merangkap sebagai bassis sekaligus anggota termuda di band mereka. Sedangkan sang kakak sendiri, sebagai keybordis dan vokalis kedua.

Sang pemuda sangat mengenal semua anggota band itu, karena Dhawn sering mengajaknya ketika mereka berlatih bersama atau juga sekedar hang out dan makan bareng. Saling menyayangi, mungkin bisa menjadi satu-satunya kata yang paling tepat untuk melukiskan ikatan tali persahabatan di antara mereka.

Yang sayangnya mereka tidak bisa terlalu lama berada di Wroclaw. Ikatan kontrak yang telah mereka tanda tangani, membuat mereka tak lagi memiliki waktu luang sebanyak dulu.

Beruntung mereka di beri waktu dan kesempatan untuk menemui sanak keluarga mereka, sebelum mereka semua disibukkan dengan berbagai kegiatan dalam industri hiburan seperti membuat lirik juga notasi musik, rekaman, pembuatan video musik, dan lain sebagainya.

Pemuda itu mengulas senyum tipis dalam kehangatan mereka yang saat ini ada disekitarnya, meski dirinya menyadari kekosongan atas sosok pemuda yang juga sangat dia harapkan kehadirannya.

Namun dia tak ingin menampakkan gurat sedih di wajah tampannya. Hingga saatnya tiba, dia harus mengantar kepergian sang kakak sampai di depan pintu utama, serta semua anggota bandnya kembali ke Warsawa. Dia tak ingin kakak kandungnya itu mengkhawatirkan keadaannya saat ini, dia tak ingin mengganggu fokus sang kakak dalam meraih cita-cita yang sejak dulu dia impikan.

"Dia tak bisa datang?"

"Atau sengaja tidak ingin datang?"

"Dendam itu ternyata begitu besar di hatinya" gumam sang pemuda di dalam hatinya.

"Jangan melamun"

"Tutup saja matamu"

Sebuah bisikan bernada berat dan juga dalam, membuatnya sedikit agak terkejut. Meski dia menyadari nama pemilik suara berat yang tengah menutup kedua matanya, menggunakan selembar kain sedikit panjang, berwarna gelap dan tebal.

"Kak Lydo, jangan bercanda ih"

Dia bisa merasakan ikatan yang begitu erat di belakang kepalanya. Tapi kakaknya itu seperti tidak mau tahu jika sang adik saat ini tengah merasa agak kesakitan, yang lalu berusaha melepaskan ikatan itu.

To Be Or Not To BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang