Gelap menjelang menutup seluruh cakrawala. Ketika ke enam pemuda tampan itu memutuskan, bahwa malam ini mereka akan tidur bersama-sama di ruang tengah apartemen Salvio. Tak terkecuali Hershel yang juga telah membawa sang ibu angkat, Jolanda Xaverius bersamanya.
Demi untuk sekedar bercengkrama, untuk melepaskan semua resah di dalam hati masing-masing dari mereka. Seakan semua yang telah mereka lakukan bersama selama seharian ini, takkan pernah cukup untuk mengganti hari-hari suram yang telah mereka lalui.
"Kak, aku masih nungguin lho ini" dengan tak sabar Shawn berseru, karena dia sangat ingin mendengar bagian yang sudah dia lewatkan.
"Adikku tampan sekali bila merajuk begini" kalimat Lyndon, seraya mencubit pipi tembam sang adik yang berbaring di sebelah kirinya.
"Sakit ih, kak Lydo" balas Shawn, yang kemudian membalas sang kakak dengan menggigit tangan usil kakaknya itu.
"Rasain. Makanya punya tangan tuh jangan usil. Sudah tua, masih saja banyak tingkah" senang si Salvio melihat musuh bebuyutannya itu meringis menahan sakit juga tak berani membalas kembali adiknya yang sudah berubah menjadi anjing galak.
"Kamu yang sudah tua, kak" timpal Khazani yang malah membalikkan fakta bahwa usianya memang lebih tua dari Lyndon.
"Refanka tuh yang sudah merasa tua, makanya diam saja dari tadi" Salvio masih saja berusaha mengelak.
"Aku lagi yang kena, untung sayang" kalem Refanka.
"Dia juga kakakmu, dasar tikus bodoh" umpat Lyndon yang masih membela sang kakak dari musuh bebuyutannya itu.
"Kak Lydo juga sama, ih. Nggak pernah mau panggil kakak sama Kak Vio"
"Dengerin tuh, kucing jelek"
"Kak Vio, sudah deh. Sudah tua, jangan bertengkar mulu" Khazani heran sendiri melihat tingkah kakaknya itu, yang tak pernah mau mengalah pada siapapun sekalipun juga pada Shawn.
"Kalian ini, nggak lihat apa. Kita berdua butuh ketenangan"
Masih dengan kalem. Refanka yang sejak tadi tak sedikitpun melepas rengkuhan kedua tangannya, pada sang adik yang tengah berbaring dan memejamkan mata berbantal lengan miliknya.
Juga dia yang merasa enggan untuk membagi adik mungilnya itu, pada Khazani yang terus berusaha melepas rengkuhan tangannya, yang pada akhirnya dia memeluk kedua adiknya itu.
Sedangkan Hershel yang memang sengaja membiarkan keduanya memeluk tubuh mungilnya, meski dia sudah merasa pengap akibat dari himpitan kedua kakaknya itu. Tapi dia tidak mempermasalahkannya, karena dia juga merindukan keduanya. Semuanya.
Bagaimana tidak mungil. Ketika postur tubuh semua saudaranya mengalami pertumbuhan yang signifikan, terutama Khazani yang memang sejak dulu memiliki postur paling tinggi di antara mereka. Hanya dia seorang yang mengalami masalah dalam pertumbuhannya, bahkan tubuh adiknya Shawn juga telah lebih tinggi dari dirinya.
Tapi itu bukan sebuah masalah besar baginya, karena kekuatan cinta di antara mereka jauh lebih berharga ketimbang hanya sekedar perbedaan postur tubuh.
"Ada apa?" kalimat tanya meluncur lirih dari bibir tipis Refanka, saat dirinya kedapatan tengah melamun.
"Aku hanya masih belum percaya, Bapa masih mau mempertemukan dan membuat kita semua kembali bersama" ucapnya lirih.
"Bahkan setelah mengetahui bahwa ternyata Shawn adalah bagian dari kita semua, aku tetap saja masih belum bisa mempercayainya. Takdir apa sebenarnya yang telah mengikuti kita semua?"
"Mengapa langit bergemuruh hebat ketika sebuah sengatan tercipta dari penyatuan tubuh kita semua dalam sebuah pelukan?"
"Makhluk apa sebenarnya kita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Or Not To Be
FantasyPerjalanan mencari jati diri dari enam ksatria bulan yang di hapus ingatannya dan buang oleh dewi bulan ke bumi menjadi enam manusia biasa, karena kemarahan sang dewi atas kesalahan yang tidak mereka mengerti dari titah sang dewi. Mereka harus menca...