Waktu

25 6 0
                                    

"Jangan ampuni mereka, nak"

Sebuah kalimat sang ayah yang sarat atas rasa sakit serta amarah, terdengar jelas di telinga masing-masing ke enam putra itu. Hanya saja, mereka tetap masih belum bisa mengerti dengan apa yang di lakukan oleh sang ayah. Karena saat ini mereka hanya merasakan eksistensi pria itu, meski samar dalam tubuh mereka.

Namun hanya Sheya yang bisa memahami maksud dan keinginan sang ayah, saat dia bisa merasakan pecahan energi milik ayah mereka berbicara padanya. Juga ketika dia melihat netra sang ibu yang beberapa saat lalu meminta mereka diam, saat itulah dia bisa melihat jelas rencana di dalam manik cantik itu, meskipun dia tidak mengetahui bentuk dari rencana ibunya.

"Kak Baldric"

Sang ibu berteriak, dalam kekhawatiran di hatinya. Karena dia merasa telah luput dari rencana prianya, dia yang baru menyadari efek bercampurnya energi milik putra dan suaminya. Sedang dia tahu persis dengan apa yang bisa terjadi, saat tidak ada energi dalam tubuh sang pria. Yang mana dalam empat puluh delapan jam, suaminya sudah pasti akan menjadi manusia biasa dan juga kehilangan ingatannya pada mereka, pada dirinya dan juga putra mereka.

"Dasar iblis"

Helios mendengus marah, ketika dia telah menyadari pengkhianatan yang di lakukan Igor pada mereka. Sungguh sejak awal dia tak bisa mempercayai pria itu, namun dia tidak bisa berbuat apapun karena Hades di belakang Igor. Yang tentu saja sekarang dia menyalahkan kebodohan Hades, yang telah lebih memilih berpihak serta percaya pada iblis itu lagi.

"Berani maju, ibu kalian mati"

Teriak Hades saat enam putra itu sekarang sudah berdiri tegak, dengan sorotan tajam di setiap manik cantik milik mereka yang menatap lekat ke arah matanya. Sorot mata yang di penuhi oleh ketenangan luar biasa, ketenangan yang mampu menghancurkan apapun dan menyembunyikan amarah.

"Berani menyakiti ibu kami, kalian berdua mati"

Namun bukan hanya tatapan tajam penuh dengan ketenangan, tapi juga suara datar sekaligus berat milik putra Sang Luna kini telah sanggup menggetarkan hati dan jiwa ke dua dewa berhati busuk itu. Ketakutan jadi satu-satunya kata yang paling pantas, jika ditujukan untuk Hades serta Helios di saat ini.

"Lepaskan ibuku, maka aku berjanji akan mengampuni kalian berdua"

"Hahahahahaha"

Hades yang masih mencoba peruntungan, dia meledakkan tawa untuk menutupi rasa takut dalam jiwanya, juga dengan semakin mengeratkan cengkraman tangannya pada tengkuk ibu mereka setelah dua telinganya mendengar kalimat dari putra ke dua Sang Luna.

"Kau sudah ketakutan Hades. Tidakkah kau mendengar nada tawamu sendiri?"

Dengan tarikan bibir di satu sisi Kelby juga tatapan meremehkan terlihat pada wajah tampan itu, ketika berbicara tentang yang dapat dia lihat dengan jelas. Rasa takut di hatinya yang sangat kuat, bisa dia dengar dari suara Hades yang bergetar saat pria itu mencoba tertawa.

"Kau lepaskan saja ibu kami, lalu kau boleh pergi. Kau juga paman kami tersayang. Itu mudah kan?"

"Kalian mau dia? Ambil saja!"

Yang dengan sangat cepat Hyuga berhasil meraih tubuh ibunya, setelah dia memukul Hades serta mencuri helm miliknya ketika pria itu lengah ketika Josiah dan juga Sheya bisa mengalihkan perhatian Hades pada pergerakannya, sedang Linardy dan Shiryu terus menatap Helios dengan sangat tajam.

Hyuga yang telah memukul Hades dengan menggunakan kecepatan yang tak pernah di miliki oleh siapapun juga, sekalipun dia adalah dewa yang paling cepat saat pria itu baru menyelesaikan kalimatnya. Lalu dia mengarahkan tubuh ibunya itu pada Kelby, yang berhasil menangkap serta memeluk tubuh sang ibu begitu erat.

To Be Or Not To BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang