"Tolong lepaskan Zeus dan yang lain ayah, ibu. Aku datang menyerahkan diri dan aku akan menikahi Helios, tapi tolong lepaskan mereka"
"Di mana cucuku?"
"Mereka ada di sini, ayah. Pasti akan aku berikan pada kalian. Tapi tolong, lepaskan mereka dulu"
Sembari menunjuk bejana milik Eidothea, yang dia ambil di tempat Geo sebelum dia mendatangi kedua orang tua kandungnya untuk menukar diri juga putranya dengan kebebasan Zeus.
"Kemarilah"
Yang tanpa dia sadari, pria tua itu merebut bejana Eidothea dengan begitu kasar saat sang ibu menarik lengannya dengan keras, serta membawa dirinya menuju salah satu ruangan dan menguncinya dari luar. Yang sungguh membuat dirinya merasa seperti seorang anak gadis, yang sedang di hukum oleh kedua orang tuanya. Tapi lihatlah. Dia sekarang bahkan sudah menikah sekaligus memiliki putra, cucu dari dua orang tua itu.
Hanya saja dia tersenyum miring ketika dia menerima perlakuan yang sama dari sang ibu kandung sendiri, seperti ratusan tahun lalu. Dia mengingat dengan baik saat dia di kurung oleh ayah serta ibunya, bahkan di hari pertama dia menginjakkan kakinya di langit. Menangis. Saat ini dia hanya bisa menangis, sama seperti dulu.
*****
Di sisi lain Erebus telah mengenakan helm milik Hades, dan berjalan ke arah Tartaros dengan lebih dulu mencuri kunci penjara di tangan penjaga yang telah sebelumnya dia tidurkan. Meski dia tahu dengan yang sedang di lakukan oleh sang putri, tapi dia tidak bisa melakukan apapun selain hanya membantu putrinya itu dengan cara ini.
"Tetap diam dan jangan bergerak. Saat ini, aku hanya akan mengeluarkan Zeus serta Asklepios, agar Kronos tidak mencurigai pergerakan kita"
Bisik pria tua itu pelan, agar para penjaga itu tidak terbangun setelah dia membuka pintu penjara Tartaros serta menyerahkan helm pada Zeus agar di pakai untuk keluar dari dalam Tartaros, lalu dia juga merubah penampilannya sendiri menjadi sosok Zeus juga Hades yang sebelum datang ke tempat itu, sudah dia tutup dengan aura gelapnya lalu memakai helm milik penguasa neraka di kepalanya sendiri. Hades yang dia ubah menjadi sosok Asklepios, sudah lebih dulu dia tidurkan sedikit lebih lama.
"Pergilah sekarang, Zeus. Untuk Asklepios, aku serahkan keselamatan putraku Kharon padamu. Kemudian bawa dia ke tempat ini bersama dengan Niks. Karena itu menjadi hal terakhir yang bisa kita lakukan jika kita masih tidak bisa mengalahkan Kronos dan yang lainnya. Dia bukan Kronos yang dulu"
"Apa maksud anda, Dewa Erebus?"
"Entahlah, Zeus. Aku hanya merasakan jika energi Kronos berbeda dengan yang dulu. Mungkin dia melakukan sesuatu saat dia di Tartaros. Zeus, tolong kau jangan takut lagi padaku atau Niks. Kami tidak akan pernah mengganggumu. Dan bawa ini bersamamu Asklepios, ini akan membantumu menutup tubuhmu dari pandangan titan dan semua yang ada di sini. Pergilah kalian berdua"
Tutup kalimat Erebus sambil menyerahkan sepertiga hawa gelapnya untuk sang dewa penyembuh Asklepios, yang masih terlihat olehnya sedang kebingungan memikirkan cara untuk bisa keluar dari Tartaros tanpa terlihat oleh para titan yang berkeliaran di setiap saat untuk memantau seluruh sudut area Olympus.
"Asklepios, kau mengerti kan?"
"Tenanglah Dewa Erebus. Anda serahkan keselamatan putra anda pada saya. Saya janji akan menyembuhkan dia"
"Ayo, Asklepios. Kita harus pergi sekarang"
Tanpa berani membantah perintah kakek yang sangat dia sayangi, dia dengan cepat menyiramkam aura Erebus di kepala serta sekujur tubuh lalu mengikuti langkah sang kakek yang sudah melangkahkan kakinya dengan gagah keluar dari dalam Tartaros, sembari memakai helm milik Hades pada kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Or Not To Be
FantasyPerjalanan mencari jati diri dari enam ksatria bulan yang di hapus ingatannya dan buang oleh dewi bulan ke bumi menjadi enam manusia biasa, karena kemarahan sang dewi atas kesalahan yang tidak mereka mengerti dari titah sang dewi. Mereka harus menca...